Soal Korupsi E-KTP, 2 Tahun Lalu Ahok Pernah Bongkar Cerita Mengejutkan Soal Ini

1097239
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Ahok Wong Fei Hung

Sidang perdana kasus korupsi mega proyek E-KTP akan segera dimulai.

Tentu yang membuat kasus ini menarik perhatian publik lantaran akan keluarnya “nama-nama besar” dalam persidangan sebagaimana yang pernah diungkapkan Ketua KPK,” Semoga tak ada guncangan.”

Baca:

Meski belum ada “pernyataan” resmi tentang siapa saja yang dimaksud, baru-baru ini beredar “screenshoot” di aplikasi media sosial yang berisi nama politisi terkait kasus E-KTP.

Sebut saja Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, dan–ini yang paling menarik perhatian–Gubernur DKI Nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Semua langsung membantah. Ganjar misalnya, berspekulasi tentang motif politik di balik masalah itu. “Mungkin hawa politiknya tinggi,” tuturnya.

Pun demikian dengan Ahok. Saat ditanya wartawan belum lama ini, ia mengatakan, ketika masih menjadi anggota Komisi II DPR RI dia merupakan orang yang paling keras menolak proyek pengadaan KTP elektronik atau e-KTP.

Ahok mengatakan hal itu untuk mengomentari isu yang menyebutkan dia ikut menerima dana dari pengadaan e-KTP.

“Saya paling keras menolak e-KTP. Saya bilang pakai saja bank pembangunan daerah, semua orang mau bikin KTP pasti ada rekamannya kok. Ngapain habisin Rp 5 triliun.”

Bukan hanya kali ini Ahok bersuara lantang terkait kasus KTP elektronik tersebut.

Dua tahun lalu, mantan politisi Partai Golkar ini pernah menuturkan upaya membungkam dirinya saat masih menjadi anggota Komisi II DPR RI.

Sebagaimana pernah dilansir Kompas.com, cerita ini disampaikan Ahok saat dirinya menjadi pembicara dalam Seminar Sespimma Polri, di Balai Agung, Balai Kota, Kamis (11/6/2015).

Menurut Ahok, upaya tersebut dilakukan Nurul Arifin yang kala itu diminta oleh petinggi Partai Golkar.

“Saya masih ingat Nurul Arifin ngomong begini ke saya, ‘Hok, ini fraksi ngomong ke gue nih, lu mau dipindahin dari Komisi II. Karena kasus e-KTP, lu itu terlalu galak dan ribut-ribut melulu, mana lu mau bikin pembuktian terbalik, UU Pemilukada, macem-macem, jadi lu mau dipindahin’,” kata Basuki menirukan ucapan Nurul.

Pada saat itu, kata Ahok, dia bertanya kepada Nurul mengenai komisi mana dia akan dipindahkan. Nurul menjawab, Ahok akan dipindahkan ke Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama.

“Saya bilang lagi, ‘Oke, kasih tahu tuh fraksi ya,nanti kalau gue di Komisi VIII, gue bongkar tuh mark up dana naik haji semuanya’.”

Nurul kemudian melapor ke Fraksi Golkar. Beberapa hari kemudian, Nurul kembali mendatangi Ahok. Kali ini, Nurul justru memberi kebebasan kepada Ahok untuk bergabung dengan komisi mana.

“Sekarang lu mau gabung ke komisi mana? Asal jangan gabung di Komisi II lagi karena komisi lagi bikin UU Pemilukada dan keberadaan lu ngerepotin’,” cerita Ahok meniru ucapan Nurul.

Dengan santai, Ahok menjawab. “Di komisi mana pun gue berada, pasti keberadaan gue buat lu orang sakit kepala,” kata Basuki.
“Ya sudah, lu tetap di Komisi II saja, tapi jangan banyak ngomong ya,” kata Nurul kepada Basuki yang direka ulang oleh suami Veronica Tan tersebut.

Cerita Basuki ini membuat ratusan polisi dan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) Komjen Syafruddin (sekarang Wakapolri–Red) yang hadir pada acara itu tertawa terbahak-bahak.

(tribunnews/gerpol)