Pilkada DKI Jakarta menyita perhatian media. Setiap detail ketiga cagub menjadi bahan tanya. Pengalaman, pribadi hingga harta ditelusuri hingga sedemikian rupa. Namun di antara ketiga calon rupa-rupanya nomor satu sungguh mengundang banyak tanya bagi Saya. Dan bagi publik pun, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hanyalah pelanjut Dinasti Cikeas SBY.
Berikut 6 dalil, Agus Yudhoyono sebagai Cagub labil:
PERTAMA: Tidak Punya Rekam Jejak
Sebagai sosok penerus citra SBY dalam jagat politik, publik belum menahu siapa Agus selaku politisi. Karena itu tidak mengherankan sejumlah pihak ragu dengan kemampuan putra mahkota Cikeas mengelola urusan ibukota. Suara miring perihal pengalaman politik AHY misalnya dilontarkan oleh peneliti LIPI Adriana Elizabeth. Ia mengatakan Agus belum menunjukan prestasi konkrit bagi masyarakat. “Itu bisa menjadi salah satu pertimbangan, karena baru pertama kali berpolitik, belum ada pengalaman pasti ada keraguan,” kata Adriana di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2016).
KEDUA: Minus Pengalaman
Pernyataan senada terkait kapasitas AHY juga muncul dari Ketua umum DPP LSM Peduli Pembangunan Indonesia (Pendoa) Ungkap Marpaung, sebagaimana diwartakan RMOLJakarta.com, Rabu (7/12/2016). “Agus masih belia dalam politik. Karena kurang matang dalam politik, partai pengusung bakal mengendalikan Agus. Sehingga mimpi rakyat Jakarta hidup sejahtera sulit terwujud,” kata Ungkap Manurung. Lebih jauh Ungkap pun menambahkan bahwa kebeliaannya putra mahkota cikeas memiliki konsekuensi serius terkait kelak pemprov DKI menghadapi koruptor. Ungkap meragukan kemampuan AHY dalam menghadapi bandit-bandit politik yang siap mengkorupsi uang rakyat. Bagi Ungkap Pemprov DKI justru lebih berpotensi jadi sarang koruptor di bawah kepemimpinan Agus. (pojoksatu.id)
KETIGA: Harta Kekayaan tidak Jelas
Apakah keraguan ungkap ini tidak beralasan? Tampaknya tidak. Pasalnya putra Sulung SBY itu hingga kini bahkan tidak mampu menjelaskan dengan terang dari mana asal usul harta kekayaannya yang cukup fantastis. Bagaiimana bisa Perwira menengah memiliki kekayaan 15 Milyar? Anehnya, dengan santai seolah bisa menyilaukan publik dengan charming wajahnya, di hadapan awak media, sang pangeran Cikeas Lalu dengan enteng menjawab uang itu berasal dari Istri yang seorang artis. Alasan AHY tak bisa diterima. Wajar saja duit 15 M ramai dibincangkan publik. Asal muasal Duit yang tak bisa dijelaskan itu jadi kontroversi. Suara aktivis anti korupsi akhirnya muncul jua. Kali ini dari Ketua Komite Aksi Pemuda AntiKorupsi (KAPAK) Laode Kamludin. “Kalau kita hitung-hitung, gaji seorang perwira menengah itu berapa sih? Kalua dikumpulkan juga gak bakalan bisa sebanyak itu,” Kata Kamal. (tribunnews.com)
Bukan saja aktivis, mantan internal Demokrat pun mempertanyakan darimana kekayaan Agus Yudoyono. Adalah mantan ketua DPC Partai Demokrat Tridianto yang berani menyatakan keraguan terkait asal mula kekayaan Agus yang kontroversial itu. “Di antara para Cagub DKI Jakarta, hartanya yang dinilai lebih fantatis adalah Agus. Laporan hartanya sebagai Cagub lebih besar daripada laporan hartanya Pak SBY dulu sebagai Capres,” Ungkap Tridianto dalam pesan singkat ke awak media, Sabtu (10/12). Ia berharap Agus mampu menjelaskan asal muasal harta kekayaannya, jika perlu SBY turun tangan menerangkan persoalan duit kontroversial itu. (kabarna)
Dengan sumber kekayaan yang tidak jelas dan tidak bisa dipertanggungjawabkan, bahkan cenderung asal-usul haram, maka kalau jadi, Agus Yudhoyono potensial sangat kuat melakukan korupsi.
KEEMPAT: Terjebak Politik Uang
Belum Agus mampu jelaskan 15 M, perkara baru dimulai. Agus diduga melakukan politik uang dalam kampanye. Pasalnya, dalam kampanye putra presiden yang gemar membagi uang tunai itu berkelakar akan mencairkan 1 M untuk tiap RW. Walhasil, AHY disemprit Bawaslu DKI. Tidak main-main, pelanggaran yang dilakukan AHY terang dinyatakan oleh Ketua Bawaslu DKI Mimah Susanti. Mimah menilai rencana “bagi-bagi” duit ala AHY ini sama sekali tidak tercantum di visi-misi cagub no.1. “Yang dimaksud sama paslon, turunan visi misi yang mana? Visi misi program itu akan menjadi Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) kalua mereka terpilih nanti,” kata Mimah. (liputan6.com)
KELIMA: Pelanggaran Saat Kampanye
Tidak berhenti di soal uang, AHY juga nomor 1 soal pelanggaran. Tercatat oleh Bawaslu DKI jumlah pelanggaran yang dilakukan pangeran Cikeas melampaui dua kali lipat dari para pesaingnya. Hingga sabtu lalu, Bawaslu DKI Jakarta mengantongi 15 pelanggaran AHY. Padahal kedua calon lain baru enam. (antaranews)
KEENAM: Kabur dari Debat
Yang tidak kalah menyedihkan sebagai calon pemimpin Ibukota, AHY malah kabur dari acara debat yang ditayangkan sebuah televisi swasta dua hari lalu. Alih-alih menjadikan ruang itu sebagai klarifikasi atas segala tudingannya, putera mahkota cikeas lari dari layar kaca dan bersembunyi dengan jargon “mengutamakan perjumpaan dengan khalayak”. Debat tentu saja penting, untuk melihat kemampuan seorang gubernur berdialog, tidak hanya kapasitasnya dalam bermonolog. Tulisan ini menarik jika diresapi dengan baik.
Komentar saya soal Agus Yudhoyono yang kabur dari debat hanya satu kata: memalukan!
Jadi bagaimana penilaian saya pada seorang yang tak punya pengalaman dan rekam jejak mengelola warga sipil, enggan berdialog secara sehat dalam debat, tidak mampu menjelaskan harta kekayaannya, nomor wahid pelanggaran dalam pilkada, dan satu lagi gemar janji yang ternyata politik uang? Tentu sebagai orang normal dan berakal Saya malas memilih pemimpin semacam ini.
Nahrawi Ramly