9 Fakta yang Ungkap Raja Salman Melenceng dari Ajaran Wahabi

1105115
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Kunjungan Raja Salman di Indonesia, selfie bersama Puan, Mega, dan Jokowi.

Raja Salman adalah pimpinan kaum Wahabi Sedunia. Raja Salman adalah penguasa di mana negeri yang berbentuk kerajaan itu menjadi tempat lahir Wahabi dan menjadikan Wahabi sebagai ideologi dan madzhab resmi negara.

Tapi ternyata tindakan Raja Salman tidak sesuai bahkan bertentangan dengan ajaran Wahabi yang bisa kita lihat dari pemeluknya di Indonesia.

Baca: Jangan Kejang-kejang! Raja Salman Salaman dengan Perempuan Ketua Gereja se-Indonesia Ini!

Berikut tindakan Raja Salman yang bertentangan dengan ajaran Wahabi:

1. Jubahnya tidak di atas mata kaki (cingkrang) bahkan di bawah mata kaki dan menyeret lantai, atau biasa disebut “isbal”. Ini bertentangan dengan pengikut Wahabi di Indonesia yang memakai apa pun selalu “cingkrang”, baik celana, jubah dan sarung.

2. Ketika shalat kakinya tidak direntangkan jauh-jauh, seperti “ngangkang”, tidak pula dempet-dempetan dan menginjak kelingking jari kaki jamaah di sebelahnya seperti yang dilakukan oleh pemeluk Wahabi di Indonesia.

3. Ketika shalat sedekapnya biasa saja, tidak di atas dada kiri seperti cara sedekap kaum Wahabi di Indonesia.

4. Jenggotnya dicukur rapi dan tidak berantakan, tidak seperti pemeluk Wahabi yang jenggotnya dibiarkan panjang dan tidak teratur.

5. Raja Salman salaman dengan perempuan bukan muhrimnya, seperti Megawati, Puan Marahani dan Retno Marsudi tanpa menggunakan sarung tangan. Ini bertentangan dengan pemeluk Wahabi lainnya yang selalu teriak-teriak haram kalau berdekatan dengan perempuan bukan muhrim.

6. Pramugari Kerajaan Arab Saudi tidak ada yang bercadar, tidak seperti tuntutan pemeluk Wahabi kalau perempuan harus bercadar.

7. Tidak komplain ketika dibacakan kalimat “sayyidina” saat mengucapkan menyebut nama Rasulullah, tidak seperti pemeluk Wahabi bila mendengar kata “sayyidina” akan teriak-teriak bid’ah, bid’ah…

8. Raja Salman foto-foto bersama “selfie” dengan Megawati dan Puan Maharani yang foto ini dijadikan foto utama di koran-koran Arab, seperti Ukadz, koran di Saudi Arabia. Padahal jelas sekali Megawati dan Puan Maharani bukan muhrim Raja Salman. Bagaimana respon ulama Wahabi melihat foto itu? Apakah pemeluk Wahabi kejang-kejang melihat foto “selfie” itu?

9. Raja Salman dan rombongan memilih liburan di Bali yang penuh dengan agama dan budaya Hindu, penuh pura dan tarian-tarian yang erotis, serta pantai-pantai yang dijejali bule yang berjemur dengan pakaian sangat minim. Raja Salman tidak memilih Lombok yang ngaku wisata Syariah, juga Aceh, atau beberapa lokasi lainnya. Justeru label Syariah tidak laku bagi Raja Salman.

Baca:

Kita menunggu sanggahan dari ulama-ulama Wahabi Indonesia di medsos maupun di TV dan Radio Rodja, Sunnah TV, Surau TV dan tivi-tivi Wahabi lainnya. Akankah Raja Salman dituding tak paham agama, bid’ah, sesat, kafir, murtad dan label-label menyeramkan lainnya, seperti yang mudah dijatuhkan oleh pemeluk dan tokoh Wahabi di Indonesia.

Slamet Abd Aziz, santri ndeso 

(gerpol)