Ancaman Kader PKS: Ridwan Kamil Akan “Di-Ahokkan”

4843
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Curut PKS Show Off

Dimana ada PKS, disitu kental dengan politisasi Agama, hal ini terbukti dengan Pilkada DKI yang kemarin baru selesai 19 April 2017. Politisasi Agama ini tujuannya hanya untuk sebuah syahwat kekuasaan politik.

Politisasi Agama beda dengan menggunakan Agama sebagai kendaraan politik. Hal ini tentu saja merupakan kutub yang saling berjauhan walau sama-sama pakai Agama. Mari kita lihat dari timses Anies Sandi yang terdiri dari 2 faksi pemain Agma, kubu satu adalah PKS dan kubu kedua adalah FPI.

Baca:

PKS jelas mempolitisasi Agama, menggunakan dalil agama secara sepotong demi memenangkan jagoannya. Perkara komitmen dan kontrak dukungan melenceng, PKS tidak akan ambil pusing karena Islam ditempatkan pragmatis sebagai jargon saja. Tifatul sembiring, dedengkot PKS bahkan ada kerjasama dengan perusahaan telco Israel, dan PKS cuek saja karena tujuannya adalah proyek dan uang.

Sedangkan kubu kedua, FPI dan curut Khilafah lainnya lebih progresif gerakannya adalah purifikasi, Islam diatas segalanya dan segalanya harus berdasar Syariah Islam. Kubu inilah yang menggadang Anies Sandi dengan kontrak Jakarta Bersyariah. Sekarang mereka punya 1 kepentingan, namun Anies sudah mulai meninggalkan wacana Jakarta Bersyariah tuntutan Rizieq cs.

PKS adalah makelar proyek kekuasaan, tujuannya menempatkan seseorang yang didukung dengan pamrih proyek, sama seperti Anies Sandi kemarin yang sudah ditagih kembalikan jumlah kursi PKS di DKI dan permintaan kepala dinas pendidikan DKI.

Yang terbaru dari curut PKS adalah “meng-Ahokkan” Ridwan Kamil, gembel warnet dengan akun @hafidz_ary sudah mulai campaign. Apa itu “meng-Ahokkan”? Ternyata curut PKS itu berniat gembosi Ridwan Kamil yang sudah deklarasi Cagub Jabar bersama partai Nasdem. Hal tersebut cukup mengganggu deal politik Jabar karena Ridwan Kamil adalah salah satu nama yang diperhitungkan dan akan diusung PKS.

PKS dan Gerindra yang berkepentingan di Pilpres 2019 keberatan dengan kontrak politik Ridwan Kamil dan Nasdem untuk tetap mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Kemudian usaha mendeligitimasi Ridwan Kamil mulai digulirkan dengan istilah “meng-Ahokkan”

Politisasi Agama dari PKS inilah pemecah bangsa sebenarnya.

(gerpol)