JAKARTA- Anies Baswedan kena modus PKS, dia dipanggil “Gubernur DKI Jakarta” di DPP PKS. Modus yang sama dilakukan PKS pada tahun Pilpres 2014 lalu, yang jadi korban adalah Prabowo yang waktu itu sangat yakin terpilih sebagai presiden.
Dalam sambutan di acara bertajuk “Rembuk Reboan”, Selasa (24/1/2017), di Kantor DPP PKS, Jakarta, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid memanggil Anies dengan sebutan “Gubernur DKI Jakarta”.
“Assalamualaikum, selamat malam Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 yang akan datang,” ujar Hidayat, yang langsung disambut tepuk tangan tim sukes dan pendukung Anies-Sandi.
“Kami ini kalau di PKS selalu optimistis, makanya tadi saya sebut Pak Anies Gubernur DKI Jakarta,” lanjut Hidayat.
(baca: Puji Firaun Jujur, Berarti Anies Melawan Al-Quran)
Hal yang sama juga dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani.
“Assalamualaikum, selamat malam Gubernur DKI Jakarta periode 2017 dan seterusnya,” kata Muzani.
Ucapan Muzani lantas ditanggapi oleh Hidayat. “Periode 2017 dan seterusnya, minimal dua kali ya,” kata Hidayat.
Pernyataannya ini disambut tawa dan tepuk tangan semua yang hadir di DPP PKS. Mendengar ini, Anies hanya tersenyum tersanjung. cieee kena modus ente.
(Tonton Video Pengakuan Depe Mau Ditelanjangi Sandiaga)
Kita tidak pernah lupa, bagaimana PKS melakukan modus yang sama dengan menipu Prabowo Subianto saat Pilpres 2014. Tidak sampai 24 jam setelah perhitungan suara selesai, PKS mengumumkan hasil real count (ya betul, real count, bukan quick count) dengan hasil kemenangan untuk Prabowo-Hatta sebesar 52,04%, sedangkan Jokowi-JK hanya 47,96%.
Banyak orang yang tidak percaya terhadap real count PKS ini. Mengumpulkan hasil suara dari TPS di seluruh Indonesia yang jumlahnya hampir 480 ribu hanya dalam waktu 8 jam adalah sesuatu yang mustahil. Tapi mungkin saja bisa terjadi kalau memang PKS dibantu oleh Roro Jonggrang. Tapi saking bodohnya Prabowo informasi bodong dan tidak masuk akal dari PKS tetap dipercaya.
Setelah diselidiki ternyata hasil real count yang diterbitkan oleh PKS angka-angkanya persis dengan hasil Polling yang dilakukan PKS pada 5 Juli 2014, atau empat hari sebelum Pemilu, sehingga hasil real count PKS tersebut palsu.
PKS nampaknya sudah kalap, dan menghalalkan segala cara demi mengantarkan Prabowo menjadi presiden. Lagi-lagi mereka lupa bahwa kejujuran merupakan prinsip fundamental dalam agama Islam.
Berita Terkait Anies Baswedan
- Survei Indikator: Ahok Meroket, Anies Merayap, AHY Nyungsep!
- Bangke! Sandiaga, Cawagub Anies, Pernah Mau Nelanjangi Depe!
- Sandiaga Uno, Cawagub Anies Terlibat Penipuan Proyek Minyak
- Terungkap! Gara-Gara Survei Turun Terus, Anies Minta Dukungan FPI
- Web PKS: Anies Baswedan Itu JIL dan Syiah, Nah Loh!
- Anies Minta Dukungan FPI, Jubir Anies: FPI Gak Pernah Sekolah
- Anies Minta Restu FPI, Peneliti: Tukang Tenun Lagi Mabuk
- Rizieq Shihab: Anies Baswedan Sejalan dengan FPI
- Duh Mesranya Rizieq dan Anies
- Sedikit Pelajaran Sejarah untuk Anies Baswedan
Sampai-sampai Prabowo mau sujud syukur mencium aspalan di depan rumah orang tuanya di Jalan Kertanegara Kebayoran Baru.
Kebohongan PKS yang paling lucu adalah ketika mengklaim memiliki bukti kecurangan yang akan dibawa untuk gugatan ke MK sebanyak 10 Truk atau setara 15 Mobil Lapis Baja meskipun kenyataannya ternyata data-data itu hanya berjumlah 4 bundle buku.
Jauh sebelum itu (pada bulan Mei 2014) PKS meyakinkan dapat memenangkan Prabowo dengan cara menurunkan 150.000 pasukan Cybernya, maka bisa dibilang itu kebohongan besar yang dilakukan mereka kepada Prabowo. Buktinya selama bulan Mei hingga Juli 2014 di berbagai media tidak ditemukan Cyber Army dengan jumlah sebasar 150.000 orang. Paling banyak jumlah yang ada hanya sekitar 500 orang yang tersebar di Facebook dan Twitter.
Demikian pula klaim PKS Untuk 8,4 Juta Suara untuk Prabowo. Sungguh sangat aneh karena angka ini bisa benar-benar sama persis dengan angka kekalahan Prabowo pada Pilpres 2014 ini. Pada tanggal 27 Mei 2014, PKS melalui Sekjen PKS Taufik Ridho mengatakan bahwa mereka yakin bahwa 8,4 Juta pemilih PKS pada Pemilu Legislatif lalu akan memilih Prabowo sebagai Presiden.
Akan tetapi ternyata Prabowo malah kalah suara dari Jokowi dengan jumlah yang sama yaitu 8,4 Juta Suara. Kemungkinan besar yang terjadi adalah seluruh suara dari kader PKS pada tanggal 9 Juli 2014 sebenarnya malah mencoblos Jokowi sehingga yang terjadi adalah Jokowi menang telak dengan angka tersebut.
Prabowo sudah pernah kena modus PKS dengan dibohongi, tampaknya Anies Baswedan akan bernasib yang sama. (kompas/kompasiana/gerpol)