Anies Fasis Mau Usir Ahok Djarot dan Pendukungnya dari Jakarta

1001782
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Anies Baswedan meminta restu Rizieq Shihab serta aksi-aksi kekerasan FPI

JAKARTA- Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak warga untuk sama-sama menyelamatkan Jakarta dari kepemimpinan Pemprov DKI saat ini.

Apalagi, kata Anies, saat ini nilai rapor kinerja Pemprov DKI Jakarta merah.

Berita rekomendasi:

“Kalau rapornya merah diluluskan apa enggak? Enggak usah ikut lagi. Tapi kalau maksa mau ikut, ya terpaksa kita hentikan,” kata Anies saat bertemu dengan alumni Universitas Indonesia di Inn Sofyan Hotel, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017).

Anies mengatakan dia dan cawagub, Sandiaga Uno, tak ingin menantang pasangan calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat. Dia hanya ingin menghentikan petahana.

“Dengan rapor merah itu kita ganti saja. Jadi beliau (petahana) kita siapkan untuk kembali ke kampung halaman, dan Jakarta dibebaskan dari kotak-kotak,” ojar Anies sebagaimana dikutip dari kompas.com.

Bagi Gerilyawan, ada fasisme dalam dalam perkataan Anies tadi. Dia mau memulangkan Petahana yakni Ahok dan Djarot ke kampungnya. Memulangkan adalah istilah halus untuk pengusiran. Tidak kah Anies tahu bahwa semua orang Jakarta di sini kebanyakan pendatang, bahkan Anies sendiri!

Lagi pula, Ahok sudah menjadi warga Jakarta, rumah dan KTPnya di Jakarta. Ahok sekolah SMA, kuliah dan S2 di Jakarta. Bandingkan dengan Anies yang lahir di Kuningan, kuliah di Yogyakarta, S2 dan S3 di Amerika Serikat, maka Ahok yang lebih lama dan mengerti Jakarta daripada Anies. Tapi ini semua tidak penting, cuma mau ikut akal-akalan si Anies saja.

Ada fasisme dalam nalar Anies, mau mengusir Ahok dan Djarot ke kampungnya, mau bebaskan Jakarta dari kotak-kotak, yakni para pendukung Ahok Djarot, jangan lupa Hai Anies Fasis, pendukung Jokowi juga kotak-kotak, jangan amnesia wahai Anies, tahun 2014 kau juga memakai baju kotak-kotak. Mengapa kebencian dan fasisme sudah meracuni nalarmu? Kemana kesantunan yang selama ini kau pertontonkan.

Hai Anies, kau juga mengaku sebagai pendidik, mantan Mendikbud, sekejam itu kah kau merespon soal rapor merah? Bukankah kau selalu mengatakan, tidak ada murid yang gagal tapi gurunya yang gagal kalau melihat rapor merah? Carilah sebabnya, ada apa? Mengapa sekarang kau gunakan pengandaian itu untuk melihat birokrasi di Jakarta?

Hai Anies, kau telah menjadi Fasis! (kompas.com/gerpol)