Komentar dari Netizen sangat mendominasi berita tentang omongan Anies yang menyatakan “Jika Saya Terpilih, Ahok Jadi Penasehat” komentarpun bergulir sangat ramai, kenapa bisa begitu? Sudah bukan rahasia lagi kalau Anies Sandi adalah Paslon yang terlalu banyak ngibul dengan program tidak masuk akal, bahkan menabrak aturan yang ada (baca: Jubir Resmi Demokrat: Anies Memang Tidak Bisa Dipercaya)
Netizen pun langsung menanggapi:
- Ediyono Tjieuw Emang semakin kliatan tau nya copas aja ide org laen… Ato andelin org laen utk mendompleng nama baik utk sendiri… Semakin memperjelas biasanya yg bermulut manis emang berhati busuk…
- Theresia Carolina Tifaona Sola Iya ya pak dirangkul sbg penasihat supaya bapak2 yg terhormat gak perlu capek2 mikirin jakarta tinggal nanya penasihat aja d gmn baiknya…intinya ide tetep dari (yg katanya) penasihat…kan mottonya Oke (ogab kerja) oce (ogah cape)
- Herry Gunawan Wkwkwk pernyataan alibi…supaya bisa menarik suara pendukung paslon 2…
Nies…pendukung paslon 2 itu bukang swing voter ABG, dan rata2 konsisten karena logika…makanya dari awal sampai putaran 2 pun, pilihan mereka tidak akan berubah…
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, menyatakan ingin menjadikan calon gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sebagai salah satu penasihat apabila mereka terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Menurut Sandi, ide untuk menjadikan Ahok sebagai penasihat itu muncul setelah ia dan Anies mengunjungi mantan Gubernur DKI, Sutiyoso,di rumahnya di Jalan Kalimanggis, Jatikarya, Bekasi, Senin (6/3/2017).
Sandi mengatakan, saat masih memerintah, Sutiyoso sempat menjadikan beberapa gubernur DKI sebagai penasihat, termasuk Ali Sadikin, Gubernur DKI periode 1966-1977.
“Menurut saya nanti di kepemimpinan Mas Anies dan Sandi, kita juga harus merangkul, termasuk Pak Basuki, nanti kita harus ajak sama-sama memikirkan. Supaya continuity, enggak ganti gubernur semua ganti,” kata Sandi.
Pada kesempatan yang sama, Anies menyampaikan, menjalankan prinsip kontinuitas akan membuat gubernur yang sedang memerintah punya hubungan baik dengan pendahulunya.
Selain itu, gubernur yang sedang memerintah bisa menghargai hasil kerja pendahulunya.
“Seperti bangun rumah. Ada yang ngerjain pondasi, ada yang ngerjain temboknya, ada yang ngerjain genteng. Cuma kalau itu beberapa periode, yang kelihatan ya yang genteng saja, padahal sebenarnya prosesnya panjang,” kata Anies.
(kompascom/gerpol)