Lagak Anies-Sandi seperti orang penting, datang seenak udelnya sendiri ketika KPUD DKI Jakarta akan menggelar rapat pleno di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (4/3) malam.
Padahal rapat pleno itu sungguh teramat penting, yaitu penetapan pasangan cagub-cawagub Jakarta.
Terpilih jadi gubernur juga belum tentu, tapi gaya Anies-Sandi sudah seperti orang nomor satu DKI seolah KPUD bawahannya.
Sesuai dengan undangan, rapat pleno akan dimulai pukul 19.30.
Pasangan Ahok-Djarot sudah berada di lokasi pukul 18.30. Ahok-Djarot datang lebih awal lantaran mereka menghormati KPUD, lembaga yang punya gawe dalam hajatan Pilkada.
Teng pukul 19.30, si Anies dan pasangannya Sandi belum juga nongol. Tak ada kabar berita, kedua orang itu lagi ngapain.
Baca: Kampret! KPU DKI Ngaret, Ahok Djarot Tinggalkan Rapat Pleno
Ahok dan Djarot masih sabar menanti. Ketika jam telah menunjukkan pukul 20.00, tak ada tanda-tanda rapat segera dimulai.
Tak juga ada kabar, Ahok-Djarot pun akhirnya meninggalkan Hotel Borobudur.
Sebelum meninggalkan hotel tersebut, Djarot sempat berbincang-bincang dengan wartawan. Ia mengkritik KPUD Jakarta tidak profesional.
Sebenarnya yang tidak profesional adalah Anies-Sandi. Pasalnya gara-gara kedua orang inilah, KPUD menunda rapat pleno.
Namun, KPUD DKI akhirnya ikut-ikutan menjadi tidak profesional karena tunduk pada cagub-cawagub yang sok menjadi orang penting.
Hebat betul ya si Anies dan si Sandi, merasa sudah menang karena didukung ormas radikal? Ambil tuh ormas intoleran.
Baca: Musuh Ahok bukan Paslon 3 tapi SARA, Ayo Anies Jangan Mainin SARA dan Masjid!
Ahok-Djarot konsisten dan konsekuen. Mereka siap menerima apa pun yang ditetapkan oleh KPUD DKI Jakarta terkait dengan Pilkada putaran pertama.
Banyak orang nggak habis pikir bagaimana kalau Ahok dan Djarot yang berlaku seperti Anies-Sandi? Kedua orang petahana ini pasti akan dicurigai macam-macam.
Ahok-Djarot nggak cuma dicurigai. Sekutu Anies-Sandi yang rata-rata bersumbu pendek dan percaya bahwa bumi datar itu pasti akan memfitnah Ahok dan menghantam Ahok-Djarot dengan berita-berita hoax.
Penetapan pasangan cagub dan cawagub hasil putaran pertama oleh KPUD adalah event penting. Tapi oleh Anies-Sandi dianggap peristiwa cemen.
Kita tidak bisa bayangkan bagaimana kelak kalau kedua orang ini terpilih menjadi gubernur dan memegang tampuk kekuasaan?
KPUD saja dianggap kecil, apalagi warga Jakarta? Layakkah Anies-Sandi kita pilih? Pikir-pikir, Bro.
Baca: Kawal Pilkada Ungkap Kecurangan KPU DKI di Putaran Pertama
Di mana keteladanan kedua orang itu, khususnya Anies?
Ah, akhirnya kita jadi tahu mengapa jabatannya sebagai menteri putus di tengah jalan. Dia memang tidak profesional. Gayanya saja yang sok intelek.
Dari sononya memang ia tidak terbiasa disiplin. Untuk menutupinya, ia pintar membangun pencitraan. Tapi kini, orang jadi tahu mengapa ia jadi rektor di Paramadina cuma dua tahun.
Kampanye ke mana-mana, ia membangga-banggakan program “OK, OC”. Warga DKI akhirnya paham ternyata OK-OC adalah singkatan dari Ogah Kerja dan Ogah Capek.
Kita lihat apa alasan Anies telat menghadiri rapat pleno KPUD. Paling-paling dia akan mempermainkan kata-kata layaknya ketika ia kebingungan saat orang menanyakan soal jual rumah tanpa DP.
(gerpol)