Anies Si Penjilat Ludah

499786
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Anies, Arifin Ilham, Alatas FPI, Tommy Soeharto

Tidak perlu 20 tahun bagi seseorang yang dianggap (dan menganggap dirinya) sebagai aktivis anti-orde baru untuk merubah haluan prinsip dan keberpihakannya. Saya teringat, kira-kira pada tahun 2014, saat saya masih polos-polosnya, saya tergabung pada sebuah komunitas (Turun tangan) yang mendorong Anies untuk maju menjadi calon presiden 2014 lewat konvensi capres partai Demokrat. Pasca konvensi dan Anies tidak menang, dia memutuskan diri untuk merapat ke tim JKW-JK sebagai Jubir. Dia datang ke Jogja dan menemui kami para relawannya dalam sebuah forum terbatas dan dia menceritakan alasan kenapa dia menolak merapat ke Prabowo.

Baca Juga:

Anies saat itu bilang: “Ada hal prinsipil yang membuat saya tidak bisa membela seorang Prabowo”. Saat itu, lewat berbagai video kampanyenya, Anies mencitrakan dirinya sebagai seorang aktivis mahasiswa saat dia memimpin demonstrasi menolak monopoli produksi tembakau oleh Tommy Soeharto dan pada 1998 saat dia sedang studi di Amerika, dia menjadi salah satu mahasiswa Indonesia yang berdemonstrasi menuntut diturunkannya si tukang jagal a.k.a Soeharto. Dari situ, saya dan kawan-kawan turun tangan memahami alasan Anies tak memihak Prabowo di Pilpres 2014 adalah karena Prabowo bagian dari rezim penindas orde baru yang saat itu juga dia lawan habis-habisan (wooww, sounds so ideologic right?).

Namun, semalam segenap elemen sisa orde baru (dari keluarga cendana, militer hingga barisan anasir Islam politik sektarian) meneruskan agenda mereka untuk “merekonstruksi memori” bangsa tentang Soeharto dan orde baru yang stabil, aman, sejahtera, dan pro umat Islam.

Anies-Sandi bersama keluarga cendana, keluarga penguasa Orba

Dan anda tahu, Anies baswedan, si aktivis yang dahulu mendalangi aksi massa melawan kerajaan bisnis Tommy dan berdemonstrasi di Amerika yang jauh di sana menuntut turunnya si tukang jagal Soeharto, tadi malam dia duduk mesra bersama Tommy dalam acara haul pak Harto dalam peringatan Supersemar (suatu insiden yang membuka gerbang masuknya salah satu rezim diktator terkejam se-Asia dan terkorup sedunia).

Ternyata, tidak perlu 20 tahun bagi Anies untuk meludahi prinsip & keberpihakannya, dan semua itu dilakukan hanya untuk menduduki Batavia.

Abdullah Zed Munabari

(Facebook/Gerpol)