Anies Rasyid Baswedan, mantan Menteri pendidikan dan kebudayaan yang didepak Pakde Jokowi yang kini melenggang menjadi Cagub nomor urut 3 dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.
Anies dulunya dikenal sebagai intelektual muda yang memiliki keterbukaan berfikir bahkan sampai dituduh liberal kini hadir dengan tampilan shaleh dan dengan pasukan pendukung teroris berbaris dibelakangnya.
Baca Juga:
- Ternyata Anies Belum Haji, Kok Gak Malu Sama Tukang Parkir Ini
- Menuju Khilafah Bersama Anies Baswedan, PKS dan FPI
- Pendukung Teroris di Belakang Anies 1
- Pendukung Teroris di Belakang Anies 2
- Pendukung Teroris di Belakang Anies 3
Selama kampanye, Anies kerap kedapatan menggunakan agama dan lidah ularnya untuk menggoda masyarakat. Berkemeja kokoh, berpeci dan bicaranya layaknya kiyai.
Namun dibelakang semua itu ternyata Anies Baswdan telah melakukan dosa besar. Ternyata Anies Baswedan belum pernah menunaikan ibadah haji.
Ketika isu ini muncul ke publik banyak pendukung Anies bahkan Anies sendiri mengelak dan menyerang balik, mereka berkata ‘ngapain ngurusin urusan pribadi orang lain’ . Bagi mereka Anies yang belum haji bukanlah masalah, padahal itu masalah besar.
Pertama, Anies kemana-mana selalu tampil dalam wujud yang shalih, santun perkataanya dan dalam tiap kata-kata itu Anies tak lupa membumbuinya dengan bahasa-bahasa agama. Tujuanya jelas, Anies menggunakan agama sebagai bahan pencitraan.
Kedua, Anies ini bukan orang tak mampu, bahkan masuk dalam kategori orang kaya, dalam Islam, syarat untuk berhaji adalah mampu dan yang telah mampu tapi tidak melaksakanya adalah dosa besar bahkan terancam kafir.
Dalam sebuah hadits Qudsi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِنَّ عَبْدًا أَصْحَحْتُ جِسْمَهُ وَأَوْسَعْتُ عَلَيْهِ فِى الْمَعِيشَةِ تَأْتِى عَلَيْهِ خَمْسَةُ أَعْوَامٍ لَمْ يَفِدْ إِلَىَّ لَمَحْرُومٌ
Allâh Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya seorang hamba yang telah Aku anugerahi kesehatan badan, Aku telah luaskan penghidupannya, telah lewat padanya lima tahun, (namun) dia tidak mendatangiKu (yakni: melakikan ibadah haji), dia benar-benar dicegah (dari kebaikan).
Selain itu menurut tafsir Ibnu katsir orang yang menunda melakukan haji padahal memiliki kemampuan telah termasuk dalam golongan ‘Kafir’, Imam Ibnu Katsir rahimahullah menukilkan dari Ibnu Abbâs, Mujâhid, dan lainnya, tentang firman Allâh, “Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allâh Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”, yaitu: Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya dia telah kafir, dan Allâh tidak memerlukannya” [Tafsir Ibnu Katsîr, 2/84]
Khalifah Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu juga berkata:
ولهذا ثبت عن عمر بن الخطاب أنه قال: ((لقد هممت أن أبعث رجالاً إلى هذه الأمصار فينظروا كل من له جدة ولم يحج، فيضربوا عليهم الجزية، ما هم بمسلمين، ما هم بمسلمين
“sesungguhnya saya berkeinginan bisa mengutus sekelompok orang ke daerah-daerah. Mereka mencari orang yang punya kemampuan tetapi tidak pergi haji, menjatuhkan jizyah (upeti) kpeada mereka. Mereka (Yang semacam ini) bukanlah muslim, mereka bukanlah muslim.”
Dalam beberapa dalil yang dikemukakan di atas setidaknya bisa di ambil kesimpulan utama bahwa yang tidak melakukan haji padahal mampu telah termasuk dalam golongan kafir dan Khalifah Umar sampai berkata bahwa orang seperti ini bukanlah muslim.
Sekarang pertanyaanya apakah seorang Anies Baswedan yang telah mampu tapi tidak melakukan haji telah termasuk dalam golongan kafir?
Kalau begitu semboyan haram memilih pemimpin kafir yang selama ini dikumandangkan oleh Anies, Timses dan pendukungya harusnya berlaku juga untuk diri Anies sendiri.
(Gerpol)