Dari sekian banyak ucapan ganjil yang tercetus dari mulut Anies, terdapat satu ucapan yang dianggap kelewatan hingga ramai diperbincangkan orang. Ucapan itu memberi kesan seakan-akan kalangan Arab lah yang mula-mula memiliki kesadaran keindonesiaan. Orang Arab itulah menurut Anies yang mengangkat sumpah tanah-air Indonesia sebelum Indonesia sendiri ada. Tidak ada yang lain yang melakukan itu kecuali keturunan Arab. Demikian Anies mengucapkannya.
Betulkah gerangan orang Arab yang mula kali mencetuskan Indonesia seperti ucap Anies itu? Kalau menyimak tulisan kakek Anies sendiri, AR. Baswedan, pendiri Partai Arab Indonesia itu, ucapan Sang cucu jelas dusta belaka. Di awal tahun 1974, persisnya 28 Januari 1974, AR. Baswedan menulis “Beberapa Catatan Tentang : Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab (1934)”, dipersembahkan kepada Saudara Subagyo Reksodipuro, S.H., panitia redaksi buku “45 Tahun Sumpah Pemuda. Dari awal hingga akhir tulisan itu tak ada sepatah kata pun menyebut-nyebut orang Arablah pencetus pertama kesadaran Indonesia. Sang kakek malahan terang-terangan mengakui kalau Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab 4 Oktober 1934 sekedar kelanjutan belaka dari Sumpah Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928.
Baca juga:
- Anies Memanipulasi Sejarah Demi Kekuasaan
- Anies yang Khianat dan Tidak Punya Integritas
- Anies Tidak Pernah Berubah
- Anies Baswedan dan Berbagai Macam Kemunafikannya
- Bank Indonesia Membongkar Dusta Anies Sandi
Sang kakek yang sudah berpulang ke alam baka itu justru membeberkan, saat peristiwa 28 Oktober 1928 itu meletus, keadaan kampung Arab sendiri masih berantakan, saling cakar dan saling tikam sesamanya, hingga banyak nyawa jatuh berkaparan bagaikan lalat. Baru 6 tahun kemudian, sesudah Sumpah Pemuda Indonesia Keturunan Arab dikumandangkan tahun 1934 itu, peranakan Arab bisa disatukan.
Itu sebabnya Sang kakek alias A.R. Baswedan menutup tulisannya itu dengan ucapan terima kasih kepada pribadi-pribadi gemilang dalam revolusi Indonesia, antara lain, Bung Karno, Hatta, Sjahrir, Dr. Soetomo, Haji Agus Salim, serta tak ketinggalan kepada awak pers, antara lain, Liem Koen Hian, Choa Chie Liang, Adam Malik, Hamka, Sipahutar, Mr. Sumanang, karena berkat jerih payah dan gemblengan mereka, jiwa nasionalis keturunan Arab Indonesia bisa bangkit, sambil meminta maaf apabila ada nama-nama lain yang terlewat dicatatnya.
Mozlev Tornz
(gerpol)