Atas Nama Kakek Buyutku, Aku Tersinggung Dengan Ucapanmu Hai Anies!

1101889
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Sumpah Pemuda

Baru saja kulihat videomu yang kupahami seolah ras Arab lah yang berani nekat pertama kalinya mengaku bertanah air Indonesia. “Cuma orang Arab yang berani melakukannya di th 1934, yang lain tidak ada ….”

“Orang Jawa mengaku bertanah air Indonesia. Kalau Indonesianya gak jadi, dia kembali jadi orang Jawa. Orang Celebes mengaku bertanah air Indonesia, kalau Indonesianya gak jadi, dia kembali jadi orang Celebes. Lha kalau orang Arab ngaku bertanah air Indonesia, lalu Indonesianya gak jadi, mau kembali kemana? Benar benar nekat. Cuma orang Arab yang berani nekat begini ….” kata Anis Basw.

Sontoloyo, gelarmu profesor, tapi pemikiranmu kompresor. Apakah kakekmu yang mendeklarasikan itu di th 1934 tinggalnya masih di Arab? Bukan! Pasti sudah punya rumah di Jakarta (apalah namanya disaat itu), berdagang di Jakarta, punya teman di Jakarta, punya tetangga satu kampung yang bukan cuma Arab saja. Artinya kakekmu sudah menjadi bagian dari mereka, tinggal ditengah mereka. Kalau Indonesia gak jadi, ya kakekmu tetap pulang ke rumahnya di Jakarta dan satu kampung dengan warga lainnya. Ada Betawi, ada Tiongha, ada Jawa dll.

Satu hal yang diriku tak habis pikir denganmu hai Anis Basw, kenapa kamu memilih berpikir secara primordial, dengan sudut pandang yang sempit seakan cuma orang Arab saja yang berani mendeklarasikan itu? Bukannya di th 1928 sudah terlebih dahulu ada Sumpah Pemuda? Jong Java, Jong Borneo, Jong Sumatra, Jong Celebes, Jong Ambon dll. Semua berikrar bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu.

Anis, kamu kampanye dengan kemasan agama, seolah agamamu dan kelompokmu yang paling benar. Kamu cenderung inklusif, merasa superior dibanding yang lainnya. Kelakuanmu saat ceramah di video tadi juga sama, yaitu mengunggul unggulkan orang Arab, dibanding suku dan ras lainnya. Sok hebat kamu. Atas nama kakek buyut ku, terus terang aku tersinggung, Anis. Kamu meremehkan suku dan ras lain yang bukan Arab, padahal kami semua saudaramu setanah air.

Semua suku dan ras yang menjadi bagian dari republik ini punya kontribusi masing masing dalam kemerdekaan. Tak boleh ada yang merasa lebih penting dan lebih berjasa. Kita ini satu, janganlah yang satu bermegah atas lainnya, dan menganggap yang lain lebih rendah. Kita ini setara, bukan beda kasta. Tak ada suku atau ras kelas VIP, Bisnis dan Ekonomi. Kita sederajat dalam kedudukan sebagai warga negara Indonesia.

Sontoloyo kowe, Nis.

Kaplok ndasmu sisan

Kahudi Waseso

(gerpol)