Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin mau adu domba Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan pendukungnya dengan pihak kepolisian. Hal ini berdasarkan pernyataan Din bahwa fatwa MUI terkait kasus Ahok merupakan permintaan polisi agar Ahok bisa ditetapkan sebagai tersangka.
“MUI mengeluarkan fatwa itu atas permintaan Polri. Karena saat itu (Ahok) belum bisa dijadikan tersangka dan terdakwa sebelum ada fatwa,” ujar Din, Rabu (18/1), di Kantor MUI, Jakarta sebagaimana dikutip cnnindonesia.com.
Meski tak merinci secara detail penyataannya, Din mengatakan, fatwa itu merupakan sikap MUI untuk melindungi stabilitas negara akibat pernyataan Ahok. Pasalnya, Din menuturkan, pernyataan Ahok soal Surat Al Maidah Ayat 51 menimbulkan bertentangan dengan semangat kerukunan dan kemajemukan.
“Itu juga menjadi salah satu sikap MUI untuk melindungi stabilitas negara,” kata Din.
Pendapat Din Syamsuddin jelas mengada-ada, karena penetapan tersangka Ahok berdasarkan gelar perkara dan bukti-bukti yang sudah ada, bukan berdasarkan fatwa MUI.
Proses hukum Ahok dimulai dengan laporan pengaduan, sedangkan permintaan fatwa dari MUI juga berdasarkan desakan sekelompok masyarakat dan lawan politik Ahok yang kemudian berkumpul membentuk organisasi bernama Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF-MUI). Din Syamsuddin merupakan salah seorang yang setuju kalau Ahok melakukan penodaan agama.
Din juga pernah menyatakan, “Kalau Ahok Lepas, saya pimpin perlawanan.” sebagaimana dikutip dari tempo.co 24 November 2016.
Pernyataan Din Syamsuddin jelas-jelas tendensius dan bermaksud buruk, mengadu domba antara Polisi dan Ahok dan Pendukungnya. Din Syamsuddin pernah tertangkap kamera satu barisan bersama para pembenci Ahok.
Din Syamsuddin tampak akrab dengan kelompok-kelompok pembenci Ahok seperti Lieus Sungkharisma, Zeng Wei Jian alias Kenken dan Siti Zuhro. Dalam video ini mereka sedang merayakan ulang tahun.
Hati-hatilah pendukung Ahok, jangan mau diadu domba dengan polisi oleh tokoh oportunis sejenis Din Syamsuddin ini.
