Ancaman radikalis berbaju agama memang menakutkan..
Negara-negara di Afrika dan Timur Tengah sudah banyak dikuasai mereka. Di Nigeria ada Boko Haram yang kerjaannya menculik wanita dan anak-anak untuk dijadikan budak. Di Afghanistan masih ada ketakutan kembalinya Islam garis keras Taliban. Irak terjadi bom bunuh diri setiap pekan. Suriah sudah hancur berantakan.
Baca:
- Waspadai ISIS Masuk Indonesia, Polda Bali Ringkus Tiga WNI yang Ng-ISIS
- Khofifah: HTI Kelompok Anti-Pancasila Bergerak Melalui Forum Kajian Agama
- 1000 Banser DKI Aksi Damai Tolak Forum Khilafah Internasional HTI di Balai Sudirman
Semua negara yang hancur adalah negara dengan penduduk muslim mayoritas. Ironisnya, yang menghancurkan juga mereka yang mengaku muslim. Situasi ini menjadikan perang makin sulit karena tidak mudah mengenali musuh dari dalam.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar juga sedang mengalami proses pembusukan. Tumbuhnya ormas2 garis keras dimana-mana dengan baju FPI, FUI, MIUMI, HTI dan banyak lagi bukanlah sesuatu yang datang tanpa perencanaan.
Gerakan mereka massif dalam doktrin dan kekerasan. Mereka menguasai masjid2, pesantren, pengajian bahkan acara tivi agama Islam dan melakukan pembodohan dengan melemahkan akal dan meninggikan kebanggaan akan golongan.
Kenapa pemerintah tidak membubarkan mereka ?
Tidak mudah. Ketika mereka dihantam, mereka akan memainkan peran sebagai korban. Ini berbahaya sekali dan memang sedang mereka tunggu. Ormas2 Islam garis keras ini sejatinya sudah ada selama puluhan tahun di Indonesia. Mereka bergerak senyap dan banyak dipelihara oleh mereka yang punya kuasa dan kepentingan.
Jadi untuk menghadapi mereka, pemerintah butuh waktu tidak sebentar. Mereka menyusup di dalam ormas-ormas itu dan berusaha merebut tongkat kepemimpinan untuk kemudian melemahkan dari dalam.
Tetapi itu butuh proses yang tidak instan. Cukupkah waktu kita sebelum Indonesia meledak ?
Sedangkan mereka sudah banyak mendapat simpati masyarakat yang tidak tahu apa-apa terhadap tujuan jangka panjang panjang mereka untuk mendirikan negara khilafah di Indonesia..
Di sinilah peran Banser dan GP Ansor…
Banser dan GP Ansor sudah bergerak satu komando dalam menghalau mereka. Tetap sesuai hukum dan tidak terpancing untuk melakukan kekerasan.
Pesan GP Ansor sangat jelas waktu pilkada DKI. “Kami tidak mendukung calon Gubernur yang didukung kelompok radikal..” Dari pernyataan ini, terlihat bahwa GP Ansor sudah berhasil mengidentifikasi akar masalah.
Dan Banser juga GP Ansor harus menunjukkan kekuatannya supaya terlihat bahwa mereka ada sebagai penjaga NKRI.
Di Makassar mereka baru saja bentrok dengan HTI. Di Bogor, GP Ansor mengeluarkan pernyataan menolak forum internasional khilafah HTI. Di Jombang, Tulungagung, Jember, Sidoarjo dan Surabaya sudah menyatakan dengan keras, “Tidak ada ruang bagi HTI dan FPI di Jatim..”
Di Cilacap, Banser dan GP Ansor menyerukan HTI untuk kembali ke ajaran Islam yang sebenarnya. Di KarangAnyar mereka longmarch menolak keberadaan HTI dan FPI di sana.
Di Takalar GP Ansor dan Banser, gagalkan konvoi HTI. Di Bandung, mereka menolak deklarasi HTI. Di Purbalingga, GP Ansor dan Banser hampir saja bentrok dengan HTI. Di Rembang, tempatnya Gus Mus, GP Ansor dan Banser menyatakan sikap menolak HTI.
Massif sekali gerakan GP Ansor dan Banser. Singa itu sudah bangun dari tidurnya. Ancaman terhadap NKRI sudah begitu nyata.
Hanya merekalah pilar yang tersisa sekarang ini ketika gelombang virus radikalisme menyerbu negeri ini.
Felix Siaw – salah satu pentolan HTI – bahkan dalam tweetnya menyindir gerakan GP Ansor sebagai gerakan yang bertentangan dengan Islam. Meskipun ia tidak menyebut nama organisasi, tampak jelas bahwa ia juga ketakutan setengah mati.
Memantau pergerakan GP Ansor dan Banser di banyak wilayah membuat kepercayaan diri saya tumbuh kembali. Bahwa NKRI tidak mudah di Suriah kan, seperti yang mereka inginkan. Indonesia ada penjaganya…
Sambil seruput kopi, saya boleh sedikit memberikan saran untuk teman-teman yang non muslim…
Entah anda perorangan atau mempunyai kelompok, coba bergabunglah dengan GP Ansor dan Banser di wilayah anda. Karena NKRI ini milik kita bersama, tanggung-jawab kita bersama dan harus kita jaga bersama, datangilah dan duduklah bersama mereka dalam satu kesatuan. Karena ini bukan masalah apa agama anda, tetapi ini adalah bagaimana menjaga negara kita..
Sebarkan pesan ini seluas-luasnya…
Satu waktu, kita akan duduk dan ngopi bersama dan bercerita tentang bagaimana kita menjadi bagian dari pelaku sejarah dalam menyelamatkan keberagaman kita yang tercinta..
Kalau di Lebanon punya Hezbullah, kita harus bangga bahwa disini kita juga punya penjaga negara yang setia..
Angkat cangkirnya..
Denny Siregar
(gerpol)