Banteng Nyeruduk, Onta Konak Merunduk 

1057637
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Sempat terdengar kabar Rizieq Shihab disamakan dengan Umar. Ya, Umar bin Khatab, sahabat dan mertua Nabi Muhammad yang dikenal Singa Padang pasir. Apa pasal hingga kemudian seorang lelaki asal Petamburan ditafsirkan hingga demikian? Konon kabarnya, ketegasan dan keberanian Rizieq, menurut para fanboysnya, pantas untuk dipersepsikan demikian.

Bagaimana tidak, tiap aksi di jalanan, Rizieq Shihab piawai benar memainkan emosi para fansboysnya yang kita kenal dengan Front Pembela Islam. Gelora menusuk sukma para fansboys manakala kata-kata dilontarkan sang pujaan. Rizieq yang mendaku seorang habib, senantiasa meneriakan takbir dalam tiap aksi. Bersamaan dengan lontaran kebesaran Tuhan, tak lupa sang habib ini menyampaikan makian. Tak perlu heran, trend takbir bersama makian memang sedang kekinian. Biar didengar fansboys lebih nendang!

Tak tertandingi sungguh keberanian Singa Padang Petamburan ini di jalanan. Presiden, menteri agama, hingga almarhum Gus Dur dihantam dengan makian. Tapi tak apa, beliau habib Dosa enggan menempel di jubah putihnya. Apalagi kesalahan? sudah barang tentu kabur melihat janggutnya. Rizieq bersama handai taulan kabarnya juga bukan hanya akan jadi Singa tapi digadang-gadang jua jadi Imam umat Islam se nusantara.  Ho ho ho ho….

Beliau sukses membawa “toedjoeh djoeta” umat Islam ke Ibukota. “kesuksesan” sang Habib bertambah dengan keberhasilan membawa Basuki Tjahaja Purnama ke persidangan dengan dalih menista agama. Makin teranglah sang Singa Petamburan untuk meraih tahta Imam Besar umat Islam. Kepercayaan diri memuncak sampai ke langit. Sang Habib serasa mewakil suara Tuhan di muka bumi.

Tapi, siapa sangka sejak tanggal 26 Desember, beruntun anak-anak muda melaporkan diriya ke kepolisian. Di antara pelapor-pelapor bahkan ada umurnya yang kurang dari 20an. Kurang ajar. Ini penistaan. Masa Habib yang sudah berumur lebih dari setengah abad ditantang anak kemarin sore? Ah tapi, Singa tak merasa perlu menghiraukan raungan musang-musang.

Rizieq merasa presiden pun berani Ia tumbangkan. Masa ia perlu berjibaku melawan anak-anak bau kencur. Kagak level!

Namun siapa sangka seusai hujan, badai yang hendak datang. Tertanggal 12 Januari, Habib mesti mengunjungi Kota Kembang. Amukan dari Sukamawati tempo lalu membawa Sang Singa ke Polda Jabar. Kali ini bukan main-main. Sekali lagi bukan main-main! Karenanya, untuk menghimpun daya Habib bersowan ke Senayan. Mengunjungi kawan sesama Singa bernama Fahri Hamzah. Kali ini, Sang Habib berkeluh kesah. Ia meyakini dirinya tengah dizolimi Jokowi.

Tapi hari H pun tiba. 12 Januari, Singa dipanggil Anton Charlian. Bersamaan seribuan fansboys, dirinya serbu polda Jabar. Namun, fansboys yang identik dengan kata sangar mendapat jamuan. Ormas GMBI meladeni fansboys Rizieq. Dalam pemeriksaan, pihak berwajib menilai Singa Petamburan kurang kooperatif. Berjam-berjam diperiksa, demikian lah penilaian pihak kepolisian. Anehnya, meski terlihat dan terdengar jelas dalam video, Habib menilai itu adalah hasil dubbing atau singkatnya itu video editan. Tak sungkan, Singa Petamburan meminta Sukmawati agar mencabut laporan dan meminta maaf.

Seusai acara pemeriksaan, rupanya terjadi keributan. Terjadi pertikaian antara fansboys Singa Petamburan dengan GMBI. Namun, siapa sangka tak terima dinilai “kalah” fansboys melakukan serangan balasan dengan melakukan membakar basecamp GMBI di Kota Hujan. Biar sudah membakar markas orang, Rizieq masih tak terima. Ini sungguh penistaan. Masa “ulama” dilawan preman? Pokoknya Cuma “ulama” yang boleh main kekerasan dan bogem-bogeman.

Lagi-lagi habib berkeluh kesah pada handai taulan termasuk dengan sejumlah politikus di Senayan. Singa Petamburan sebal dirinya banyak dikriminalisasi akhir-akhir ini. Sebagai perlawanan, Ia pun kembali menggiring fansboy ke Truno Joyo tertanggal 16 Januari. Ia mendesak Kapolri agar memecat kapolda Jabar dan kapolda metrojaya. Kapolda Jabar membalas dengan lontaran; “itu sih lebay!”.

Berdasar hitung-hitungan, Singa Petamburan punya terawangan. Dirinya melihat ada “siluman” yang bergerak di ruang-ruang gelap sehingga begitu banyaknya Ia dilaporkan.

Moncong Putih jadi Sasaran

Di hadapan wartawan, Singa Petamburan mendaku hendak melaporkan Megawati Soekarnoputri ke kepolisian. Ia menuding anak proklamator itu telah memojokan posisi posisinya. Tapi, Singa Petamburan agaknya lupa, yang Ia hadapi adalah Banteng. Sebagaimana kita ketahui, Banteng enggan mundur dan siap menerjang. Singa Petamburan ini agaknya mulai merasa jiper.

Ternyata, lambat laun, terungkap, Rizieq bukan singa, tapi onta lagi konak!

Setelah itung-itung daya politik, Onta Konak Petamburan tampaknya belum berani jika melawan Banteng. Tanpa malu, Rizieq Shihab mengutarakan agar kepolisian mampu menghubungkan dirinya dengan Megawati Soekarno Putri.

Melihat semua langkah Rizieq Shihab akhir-akhir ini, rasanya kita tahu dirinya bukanlah seorang alim. Ia tak lebih dari politisi. Menggunakan isu keji untuk menjatuhkan lawan di publik. Mendompleng “jubah agama” untuk menaikan posisi tawar. Jika benar Ia hanya takut kepada tuhan, kenapa kini ia tampak ketakutan. Rizieq kini malah meminta bantuan pada yang kerap ia maki-maki agar dipertemukan dengan Megawati Soekarnoputri.

Rizki Habibi