Bebal! Pendukung Anies Tidak Mau Copot Baliho Provokasi SARA

1497164
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Jakarta- Pemasangan spanduk yang bernuansa sentimen SARA di Masjid At Tawwab Cakung yang beralamat Jalan Akses Tol Cakung Barat No.73, Cakung Barat, Cakung, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta terus berlanjut. Upaya Tabayun (melakukan klarifikasi untuk meminta penjelasan) dilakukan Kemenag dan MUI terkait pemasangan spanduk yang menjadi viral di media soaial atau sosmed karena bermuatan isu SARA tidak membuahkan hasil.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid At Tawwab, Cakung Barat, Haji Muhammad Imin menyatakan tentang pemasang baliho yang berisi penolakan pengurusan jenazah bagi pemilih Ahok di Masjid tersebut.

Haji Imin menyampaikan jika pemasangan tersebut bukan berdasarkan perintah dari takmir masjid, melainkan inisiatif dari pemuda warga di RW 02 itu sendiri.

“Saya juga tidak tahu tentang pemasangan itu, tiba-tiba banyak orang yang datang ke rumah sampai ada wartawan juga yang ke rumah menanyakan,” kata Haji Imin, Sabtu (25/2).

Ia mengatakan usai pemasangan yang dilakukan ba’da Shalat Jumat (24/2), paginya beberapa jajaran pemerintah juga sampai datang ke masjid tersebut untuk melakukan musyawarah. “Dari Muspida, dari MUI, dari Forum Ulama, dari Polsek juga sudah datang ke sini. Intinya dengan bahasa halus meminta agar (baliho) diturunkan,” ujarnya.

Baca Juga:

Sebagai pengurus Masjid, Haji Imin mengaku tidak bisa berbuat banyak karena pemasangan dilakukan oleh warga sendiri. Apalagi saat pemasangan, ia menginformasikan dilakukan sekitar sebanyak 80 orang. “Nanti kalau kita larang-larang juga nanti repot, yang ada jadi semakin memanas,” ujarnya.

Namun demikain, ia menyampaikan jika pihaknya sudah mengajak musyawarah kepada para pengurus wilayah baik dari RT maupun RW, agar bisa dibahas untuk mencari solusi dan sikap yang paling tepat. Apalagi situasi seperti itu ditekankan Haji Imin, baru pertama kali terjadi di wilayahnya itu. “Kita juga sudah imbau kepada RW, kita minta kepada RW untuk bicara, kita serahkan semua kepada RW gimana baiknya aja deh. Karena jangan sampai ada masalah, jangan sampai ada hal-hal yang tidak diinginkan lah,” terangnya.

Baliho yang terpasang di Masjid At Tawwab menyebutkan bahwa masjid tersebut tidak menerima pengurusan jenazah bagi warga yang memilih pemimpin non-muslim. Spanduk ini dipasang dalam rangka menekan para pemilih untuk tidak memilih pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Tabayun yang dihadiri oleh KH Abdul Aziz Kamaludin (KUA Cakung), KH. Munib Maksum (MUI Cakung), Hasbullah Ilan (MUI Kota), Wakapolsek, Ketua FK Ulum, KH. Imin (DKM Masjid At Tawwab), Ketua RW 02, Ketua RT 07, Tokoh FPI Cakung dan tokoh pemuda/remaja sekitar berjalan lancar.

KH. Abdul Aziz selaku kepala KUA mewakili kementeri agama menyampakain bahwa Menteri Agama menganggap spanduk tersebut sudah berlebihan. “Ini bisa merusak keutuhan NKRI. Karenanya spanduk tersebut perlu diturunkan,” ujarnya.

Sementara KH. Munib dalam sambutannya mengajak tokoh pemuda dan remaja untuk menjaga keutuhan NKRI dengan dengan menjaga perasaan orang lain.

Namun pertemuan secara persuasif ini tidak membuahkan hasil untuk menurunkan spanduk yang mengandung unsur SARA. Karena pemuda dan remaja masjid masih menghendaki spanduk tersebut tetap terpasang hingga usai pilkada putaran kedua. “Ini dimaksudkan agar ada efek jera bagi masyarakat yang masih mendukung pasangan calon non muslim,” kata seorang pimpinan pemuda masjid yang tak lain adalah pendukung Anies-Sandi.

(netralitas/gerpol)