Seorang pedagang beras di Pasar Induk Cipinang bernama Billy Haryanto alias Billy Beras membuat fitnah terhadap Basuki Djarot.
Dalam wawancara dengan Tempo, Selasa 18 April 2017, Billy mengaku mendapat pesanan berton-ton beras dari tim pemenang pasangan inkumben, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok – Djarot Saiful Hidayat.
Baca:
- Perindo Hary Tanoe Tertangkap Bagi-bagi Sembako bersama Istri Anies Badwedan
- Tertangkap! Tim Anies-Sandi Mengedarkan Amplop Berisi Uang
- Bodohnya Anies Baswedan, Nuduh Tim Ahok Djarot Main Sembako, Eh yang Tertangkap Istrinya Sendiri
Beras itu dikemas dalam ribuan paket untuk diberikan kepada pemilih di sejumlah wilayah di Jakarta.
Wawancara Billy ini aneh karena dikeluarkan di masa tenang. Dan herannya TEMPO mudah percaya dan tidak melacak latar belakang Billy. TEMPo yang mengaku sebagai media yang kredibel dan fair tidak melakukan cross check ke Timses Basuki Djarot tapi secara bulat-bulat memuat wawancara Billy Mafia Beras di hari-hari tenang.
Apakah ada kesengajaan pihak TEMPO melakukan hal ini?
Charles Honoris, Bendahara Timses Basuki Djarot membongkar sosok Billy yang ternyata mafia beras dan pendukung Anies Sandi:
Ini Billy. Mafia beras pendukung paslon 3. Tukang fitnah. Nih mukanya. @ulinyusron @Takviri @ratu_adil pic.twitter.com/eIo4Ba9CxW
— Charles Honoris (@charleshonoris) April 18, 2017
Dalam foto itu Billy Mafia Beras mengacungkan jari dengan simbol OKE OCE sebagai petanda pendukung Anies Sandi.
Gerilyawan mendapatkan informasi di lapangan, Billy yang masuk dalam jaringan mafia beras ini orang yang sangat membenci Ahok Djarot karena usaha dia memainkan harga beras praktis mati saat Ahok memimpin. Kebijakan Pemda DKI adalah membeli beras dari sentra beras di kabupaten-kabupaten penyokong Ibukota Jakarta yang praktis menggunting jaringan mafia Billy yang selama ini memainkan harga beras di Jakarta.
Hal ini praktis mematikan usaha busuknya mempermainkan harga beras dan tentu saja sembako. Kebenciannya pada Ahok makin menjadi setelah ada kesempatan untuk ikut serta menggembosi Ahok dengan isu sembako dan kembangannya semacam serangan fajar dan seolah ada timbunan beras di Timses Ahok Djarot.
Kesempatan ini digunakan sebagai pukulan akhir bagi perhelatan Pilkada DKI 19 April 2017. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ramainya isu sembako ini ramai setelah Anies Sandi melalui Hary Tanoe dan Perindo tertangkap tangan bagi-bagi beras di kampanye Anies Sandi.
Ternyata “maling teriak maling” dan TEMPO menjadi corong bagi “maling” itu.
(Gerpol)