Bunga Untuk Ahok, Cinta dan Perjuangan

1775
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Pak Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memiliki kebiasaan mengirimkan karangan bunga (papan) kepada setiap warga yg mengundang ke pernikahannya. Karangan bunga itu akan dikirimkan apabila beliau tidak bisa hadir.

Sedikitnya 25 karangan bunga dikirimkan setiap Sabtu, dan 25 lagi di hari Minggu. Sedangkan di hari lain karangan bunga ucapan utk wisuda, dukacita atau acara lainnya.

Bila diasumsikan rata-rata perminggu Pak Ahok mengirimkan 50 rangkaian bunga per minggu, maka dalam setahun (52 minggu) mencapai 2.600 rangkaian bunga.

Hingga saat ini (4,5 tahun) berarti total bunga yang sudah dikirimkan Pak Ahok kepada warga di Jakarta, Depok, atau bahkan dari luar kota yang mengundangnya sudah mencapai 11.700 rangkaian bunga.

Dinas Keamanan Dalam (Pamdal) Balai Kota Jakarta Sutejo menyampaikan terhitung hingga pagi tadi (Minggu, 30 April) sudah mencapai 7.125 karangan bunga untuk Ahok-Djarot. “Jadi kan dihitungnya itu per pagi. Jadi Sabtu total sudah 7.125 karangan bunga yang masuk.

Setiap ada mobil pengirim bunga, kita tulis. Yang masuk Sabtu kita hitung total Minggu pagi, nah yang masuk Minggu hari ini dihitung totalnya Senin pagi,” kata Sutejo kepada Liputan6.com.

Say it with flowers” adalah ungkapan yang sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan penghargaan kepada seseorang. Bunga adalah bahasa simbolik yang tak lekang oleh waktu. Itulah sebabnya hingga saat ini bunga masih menjadi andalan diberbagai kesempatan dan momen kehidupan.

Bahkan jenis bunga, warna bunga semua memiliki makna sendiri. Begitu pula dengam hitungannya, 999 tangkai bunga: Cinta yang bertahan selamanya & abadi. 1001 tangkai bunga maknanya cinta selamanya.

Mungkin ini cara Tuhan membalas semua kiriman bunga Pak Ahok untuk warganya selama ini, baik bunga ucapan pernikahan, sukacita, atau acara penting lainnya.

Karena kadang Tuhan membalas langsung kebaikan manusia di dunia. Atau cara lain untuk menunjukkan sebuah penghiburan, pemyemangat dan tanda cinta dari warga untuk Pak Ahok dan Pak Djarot.

Bahkan media Australia ABC News sangat terkesan dengan membanjirnya karangan bunga ke Balai Kota DKI Jakarta sebagai simpati atas kekalahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dalam pemilihan 19 April lalu.

Dalam liputannya, ABC News menyebutkan bahwa pengiriman ribuan karangan bunga secara serentak kepada politisi baru kali ini terjadi di Indonesia.

“Saya belum pernah melihat yang seperti ini, di luar Balai Kota Jakarta. Ada ribuan karangan bunga sebagai dukungan atas Gubernur Ahok yang belum lama ini tersingkir, yang baru saja kalah dalam pemilihan yang sangat sarat isu agama dan etnis melawan kandidat Muslim, Anies Baswedan,” kata koresponden ABC News di Indonesia, Adam Harvey, yang muncul dalam berita video di antara ribuan karangan bunga tersebut.

Video ABC News lalu menyoroti sejumlah karangan bunga dengan ucapan-ucapan yang unik dan menyebut sejumlah tokoh dunia, misalnya Leonardo DiCaprio, lengkap dengan kutipan kondang di film Titanic: “You jump, I jump”.

Di akun Twitternya, Harvey juga mengunggah cuplikan video lain, di mana dia kemudian berhenti di karangan bunga yang menurutnya paling menarik.

Karangan bunga itu bertuliskan: “Dear Pak Ahok, if black is your brightest color, if hut is your only lover, when you fight, we fight together. I will stand by you.” — Anita Subarno, your die hard lover.

“Yang terhormat Pak Ahok, jika hitam adalah warnamu yang paling terang, jika derita adalah satu-satunya kekasihmu, ketika Anda berjuang, kita akan berjuang bersama. Saya akan mendampingimu.” — Anita Subarno, pengagum beratmu.

“Biasakah Anda bayangkan, seorang politisi Australia bisa mendapatkan hal seperti itu?” kata Harvey kepada para pemirsa di negaranya.

Lalu apa kata mereka tentang bunga & Ahok, berikut kutipannya:

RADEN PARDEDE, Pengamat Ekonomi

Fenomena bunga tanda simpati masyarakat ke Pak Ahok, sudah jauh melampaui batas kota Jakarta. Selain Yogyakarta, Batam, Pematang Siantar, bahkan di Sumut, hingga ke seluruh kecamatan di sekitar Danau Toba, bunga simpati dipajang di depan instansi atau tempat umum. (Kebetulan baru berkunjung ke D Toba).

Peristiwa ini adalah peristiwa baru yang belum pernah dialami oleh pemimpin (politik) sebelumnya di negeri ini. Bahkan dari laporan penyiar ABC Australia, juga memberitakan hal yg sama. Artinya pemimpin politik dunia pun belum pernah melihat peristiwa seperti ini.

Jadi perlawanan secara damai oleh masyarakat yg benci dengan kekotoran politik masih sangat kuat. Ini tentu menjadi satu penghiburan dan kekuatan baru buat kita semua.

Apa yg kita lihat hari ini luar biasa. Tidak terlukiskan dengan kata kata. Karangan bunga, hambar dan video yang terekam dan tersebar dari orang oarang yg rindu kerja nyata, ketegasan, kesucian/bersih dari korupsi, semuanya menjadi bukti nyata betapa banyak orang yg membela dan mengasihi Pak Ahok. Sangat membesarkan hati kita semua.

Pak Ahok membawa level perkembangan kesadaran berdemokrasi secara rasional ke tingkat yg lebih tinggi. Tentu ini masih berproses, perjuangan belum selesai.

Mari kita teruskan perjuangan Pak Ahok.
————-
PHILIPS VERMONTE, Pengamat Politik:

Saya sungguh heran, Ahok dikirimi bunga kenapa memicu kenyinyiran, anehnya dari kedua belah pihak?

Buat pendukung pemenang, mungkin secara psikologis anda semua belum siap jadi pemenang. Show some respect, pendukung Ahok hendak menunjukan sayangnya pada Ahok dengan caranya sendiri, why bother?

Saya rasa hujan bunga kemarin bagus untuk warning buat seluruh gubernur/walikota/bupati (elected officials) lain di seluruh Indonesia bahwa sekarang adalah era hubungan emosional erat antara the rulers and the ruled.

Bahwa Ahok tidak bisa menyenangkan seluruh kelompok, ya biasa saja. Begitulah realita government dan realita politik. Yang paling ajaib adalah suara-suara menduga bahwa Ahok kirim bunga untuk dirinya sendiri. Pendapat ini bentuk kegilaan paling puncak.

Kekalahan memang menyedihkan tetapi perlu dihadapi dengan jiwa besar, tanpa mengurangi dignitas.
————-
RATIH IBRAHIM, PSIKOLOG :

Ada makna mendalam di balik karangan bunga untuk Ahok-Djarot yang dikirimkan masyarakat. “erus mengalirnya karangan bunga ke Balai Kota merupakan ekspresi perhatian dan cinta masyarakat yang mendukung dua pemimpin Jakarta ini.”

Bunga, kata Ratih, merupakan tanda dari afeksi, yakni rasa cinta, simpati, sayang, dan perhatian. Sebagian masyarakat yang mendukung kinerja Ahok-Djarot ingin memberikan apresiasi atas kerja dan pribadi duo pemimpin Jakarta lewat bunga.

Ratih juga menyoroti bentuk bunga yang sebagian besar diberikan dalam berbentuk bunga papan. Pengirim bunga tersebut artinya berani memperlihatkan dukungan mereka ke banyak orang.

“Kalau bunga sekuntum atau sebuket terus langsung diberikan ke orang tersebut itu very intimate. Nah, kalau bunga papan adalah bentuk show of affection. Seakan mau bilang dan menunjukkan diri ke seluruh dunia bahwa ‘Saya berpihak, mencintai, dan mendukung Ahok-Djarot’,” papar Ratih.

Dengan begitu karangan bunga untuk Ahok-Djarot memiliki makna mendalam. “It’s not just flower. It’s statement, ini strong statement,” kata Ratih seperti dikutip Liputan6.com.

——
Tadi pagi kita semua dikejutkan dengan perusakan bunga papan yang berada di sekitar pagar yang mengitari Monas. Entah perbuatan siapa, rasanya komentar2 negatif dan sinis belum cukup bagi mereka.

Mereka lupa, Gusti Allah ora sare. Begitu pula dengan CCTV di sekitar Monas khususnya dan Jakarta pada umumnya. Salah satu capaian Ahok-Djarot adalah memasang sedikitnya 6.000 CCTV di seluruh penjuru kota pintar (Smart city) Jakarta.

Hingga malam ini bunga terus mengalir ke Balai Kota dan beberapa daerah lainnya. Semakin kau hancurkan karangan bunga itu, semakin banyak bunga yang akan berdatangan.

Karena cinta dan dukungan warga untuk Pak Ahok-Djarot tidak pernah padam. Karena keduanya adalah pelayan Jakarta yang selalu melayani dengan hati. Tempat berjuang untuk Pak Ahok & Pak Djatot bisa dimanapun, karena perjuangan belum selesai.

Ini bukan soal Jakarta, tapi ini soal demokrasi dan Kebhinekaan.

HILANG 1 TUMBUH 1000.

Neneng Herbawati

(gerpol)