Buruh Gadungan Minta Kenaikan UMP, Wagub Djarot: Salah Alamat, Salah Sasaran

1120
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Djarot Saiful Hidayat

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menilai permintaan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) ke kepala daerah yang disampaikan komunitas buruh pada saat demo buruh salah alamat.

Menurutnya, salah satu tugas kepala daerah di setiap provinsi di Indonesia bukanlah menaikan UMP, menaikkan menekan pengeluaran buruh di daerahnya.

“Kalau masalah UMP dan sebagainya kan ada forumnya, ada forum dialognya, ada tripartit kan bukan kemudian itu kebijakan semata seorang gubernur. Gubernur kan tinggal tanda tangan hasil kesepakatan yang sudah mereka buat gitu kan. Jadi kalau misalnya itu ya salah alamat, salah sasaran,” kata Djarot di Lapangan eks IRTI Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017).

“Kami (pemerintah) berusaha untuk menekan, membantu buruh menekan pengeluaran mereka,” imbuhnya.

Untuk menekan pengeluaran para buruh, Djarot menjelaskan dirinya dan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah mencanangkan berbagai program seperti menggratiskan biaya transportasi dengan bus Transjakarta, pengobatan gratis dengan kartu BPJS kesehatan, pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi anak tidak mampu, serta menjalankan operasi pasar hingga menjual daging murah.

“Kami subsidi gratis. Cara seperti itu kami lakukan karena itu tanggung jawab kami untuk melindungi seluruh warga masyarakat, terutama wabilkhusus buruh yang upahnya masih di bawah UMR atau sesuai dengan UMP, kami akan bantu betul,” ujarnya.

Baca:

Djarot mengimbau agar para buruh sebaiknya meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja dia agar mampu bersaing di level internasional. Mengenai UMP, dia menegaskan hal itu tidak tepat bila ditujukkan bagi gubernur atau kepala daerah lain.

“Jadi kalau misalnya itu salah alamat, salah sasaran. Kalau menurut saya sih, lebih baik ya teman-teman kita buruh kita sama-sama sekarang meningkatkan kualitas kita, kompetensi kita. Ini era persaingan loh, era persaingan betul. Ingat, bahwa kita bukan hanya bersaing sesama bangsa Indonesia, tetapi kita juga bersaing bersama warga negara di Asean,” sambungnya.

Meski akhirnya ada aksi pembakaran karangan bunga, Djarot tidak mengaku sakit hati. Dia berkomitmen tetap membantu buruh di DKI.

“Kami nggak sakit hati biarkan saja, kejadian kemarin biarkan saja tetap kami akan membantu buruh, itu saudara kita. Itu cuma oknum saja kok menurut saya,” tutupnya.

(detik/gerpol)