JAKARTA-Integritas Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kembali dipertanyakan. Hal ini muncul seriring dengan banyaknya kasus yang menjerat bos perusahaan holding investasi, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk ini, mulai kasus perdata hingga pidana.
Banyaknya kasus yang menjerat pengusaha ‘tajir’ ini membuatnya dijuluki sebagai ‘Pinokio di kehidupan nyata’.
Baca:
- Selain Simbol Mesum, OK OCE juga Penipuan, Ini Buktinya!
- Hahaha, Sandi Patenkan OK OCE sebagai Brand Bisnis bukan Program Kerja
- Terbongkar, Program Oke-Oce Anies-Sandi Adalah Penipuan
Setelah tersandung kasus penipuan, pemalsuan surat, korupsi dan pencucian uang terkait saham Garuda, kasus Dewi Persik hingga kasus Panama Papers, sosok yang akrab disapa Sandi ini kemballi dituding mencuri karya intelektual (Intellectual Property Right) hasil karya Denny Charter yang juga Co-Founder Creativehead Pte Ltd di Yogyakarta.
Sandi dituding telah melakukan plagiarisme (menjiplak) dalam menyusun program One Kecamatan One Centre of Entrepreneurship (OK OCE) andalannya.
Program OK OCE sejatinya disusun oleh sekelompok pengusaha di Yogyakarta, lalu mempresentasikannya kepada Sandi.
Ini foto pertemuan antara Denny Charter bersama team ‘Creative Head’ konsultan kreatif dari Jogja dengan Sandiaga Uno di kantor Saratoga membahas Gro Convergence UMKM beredar di sosial media lengkap dengan photo Sandi bersama team ‘Creative Head’ .
Sayangnya, kontrak team ‘Creative Head’ dengan Sandi gagal terwujud. Pasalnya, setelah presentasi selesai, team ‘Creative Head’ menyodorkan kontrak kepada Sandi. Namun, Sandiaga berkelit bahkan berkali-kali menunda hingga akhirnya tidak mau sign kontak.
Selanjutnya, team ‘Creative Head’ tidak lagi berkomunikasi dengan Sandi. Setelah lama menghilang, tiba-tiba Sandi muncul dengan program OK OCE yang sama persis dengan hasil karya team ‘Creative Head’ . “Jadi gini…. Model Oke Oce itu udah ada loh di Jogja….” ujar seorang pengguna Facebook, Boni Soehakso Notohatmodjo, dalam gambar yang beredar di internet.
Informasi di akun facebook milik Boni ini ditimpali jawaban dari seorang pengguna Facebook lain, bernama Arum Kusumaningtyas.
Menurutnya, OK OCE adalah sebuah program yang disusun sedemikian rupa dengan meniru program yang sudah direncanakan oleh sekelompok pengusaha. “Sekalian buka kartu yaaaa…..program yang sekarang dinamakan OKE OCE itu adalah bentuk kecurangan kagak mau bayar konsultan, mau barang gratisan…jadi concept note konsultan di ambil dan suka-suka dia. Jadinya acak kadut gitu…emang konsultannya bodoh gitu? kagak tau kelicikan dia gitu?,” tulis Arum.
Tulisan tersebut turut direspon oleh seorang bernama Denny Charter. Dalam postingannya, Denny menceritakan ihkwal pertemuannya dengan Sandi.
Diceritakan, pertama kali ketemu Sandi akhir Januari 2016 di recapital Building. Pertemuan yang dihadiri oleh 4 orang timnya itu memperesentasikan konsep didepan Sandi. Adapun Sandi saat itu, ditemani 1 orang asistennya.
Kemudian Sandi mengarahkan team ‘Creative Head’ bertemu timnya dari Indonesia Setara.
Di kantor Indonesia Setara ini, team ‘Creative Head’ juga melakukan presentasi lagi. “Setelah itu, presentasi lagi di Posko Pemenangan Anies-Sandi. Saya ketemu dengan Indra Uno (abangnya Sandi). Kemudian, presentasi lagi di Kantor Sandi di Kuningan plus solusi buat sampah kota juga, terakhir presentasi lagi di Posko nya (range Februari sampai Maret) … Capek ya bolak balik diundang prensentasi.,” terangnya.
Namun kontrak tidak kunjung diberikan sampai keluar yang namanya OK OCE. “Mirip banget dengan konsep yang kami tawarkan #ihik :(,” balas Denny dalam kolom komentar.
Program OK OCE sendiri merupakan program andalan Anies-Sandi untuk mencetak wirausaha baru di Jakarta.
OK OCE dilakukan dengan memberikan modal dan pendampingan usaha, pelatihan dan pembangunan SDM, kerja sama dengan swasta, mendorong lulusan SMK untuk dapat langsung kerja, dan memberi kredit khusus untuk ibu-ibu.
Namun siapa sangka, program OK OCE ini ternyata hasil curian atau jiplakan dari pengusaha di Yogyakarta. Disebut curian karena konsep yang diklaim Sandi ini diadopsi tanpa mendapat persetujuan dari team ‘Creative Head’ sebagai pemilik hak cipta atas program tersebut.
Hingga saat ini, gerilyawan belum mendapatkan konfirmasi resmi dari pihak Sandiaga maupun tim sukses pasangan Anies-Sandi terkait tudingan plagiat ini. Gerilyawan mengirim pesan ke Sandi, namun belum mendapatkan balasan hingga berita ini diturunkan.
(gerpol)