Dimiliki Perusahaan Air Sandiaga Uno, LBH Jakarta: Pemprov DKI Rugi 18.2 Triliun

997511
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Mahalnya air bersih di rusun-rusun di Jakarta akibat perusahaan air swasta yang dimilili Sandiaga Uno

Selain membuat tarif air di Jakarta termahal se-Asia Tenggara, perusahaan Aetra yang dimiliki Sandiaga Uno menurut Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta bisa menyebabkan kerugikaan pada Pemprov DKI sebesar Rp 18.2 Triliun. (baca: LBH Jakarta: Dimiliki Perusahaan Sandiaga, Tarif Air di Jakarta Termahal Se-Asia Tenggara).

LBH Jakarta pernah melakukan demonstrasi Bunderan HI. Saat itu, Ahad, 11 Januari 2015, masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta menggelar demonstrasi menolak kerja sama antara PT Perusahaan Air Minum Jakarta (PAM Jaya) dan PT Perusahaan Air Minum Lyonnaise Jaya (Palyja) serta PT Aetra Air Jakarta. Aksi tersebut diikuti oleh 20 orang. Sebagai bentuk penolakan, beberapa pendemo menceburkan diri ke dalam kolam di Bundaran HI dan memegang poster penolakan atas Palyja dan Aetra.

Kontrak perjanjian antara PAM Jaya dengan PT Palyja berlaku sejak 1997 hingga 2022. Dalam kontrak tersebut terdapat aturan PAM Jaya wajib membayar PT Palyja sebesar Rp 7.000 per meter kubik, sedangkan tarif air yang dibayar warga kepada PAM Jaya dan Palyja hanya Rp 1.000. PAM Jaya harus menanggung Rp 6.000.

Jika tak segera mengakhiri kerja sama dengan Palyja dan Aetra, kata Isnur, pemerintah DKI akan mengalami kerugian hingga Rp 18,2 triliun pada 2022.

Berita Pilihan:

Selain itu, Palyja dan Aetra, Isnur menambahkan, seharusnya sudah bisa menyediakan air bersih bagi 80 persen warga Ibu Kota. “Realitasnya, kedua perusahaan tersebut, hingga saat ini hanya bisa menyediakan air bersih bagi 40 persen penduduk Jakarta,” tuturnya.

 

Aetra, Dimiliki Sandiaga Uno, Cawagub Anies Baswedan

Perusahaan Air Minum Swasta Aetra dimiliki oleh Sandiaga Uno, Cawagub Anies Baswedan. Sandiaga Uno telah mengakui bahwa perusahaan air minum PT Aetra Air Jakarta dimilikinya melalui perusahaannya, Recapital.

Sandiaga angkat bicara soal mahalnya air yang dijual PT Aetra, terutama ke sejumlah Rusunawa di Jakarta.

“Saya mungkin akan meminta kembali ke filosofi bahwa air untuk kepentingan publik, tetapi saya akan minta sesuatu yang sangat baru yaitu karena saya punya benturan kepentingan itu, diputuskan dengan mengundang KPK dan BPK dalam negosiasi apa pun demi kepentingan rakyat,” ujar Sandiaga kepada Kompas.com, Minggu (27/2/2017), saat ditanya apakah ia akan menurunkan harga air untuk penghuni rusun atau tidak. (baca: Sandi Baru Ngaku Punya Saham Aetra yang Bikin Harga Air Naik)

Ucapan Sandiaga Uno ini jelas-jelas ngeles dan cuci tangan. Perusahaan dia, Aetra telah lama mencekik warga Jakarta dengan mahalnya air bersih. Selain itu pelayanan yang tidak maksimal. Akibat swastanisasi air besih ini yang dikelola perusahaan Sandiaga Uno harga air bersih naik tinggi.

Sandaga Uno dan Perusahaannya, Aetra yang menghisap warga Jakarta yang harusnya dibantu dan diringankan seperti mereka yang tinggal di rusun-rusun, ternyata malah dibebani dengan harga air yang sangat tinggi. (tempo/kompas/gerpol)