Jakarta – Calon gubernur DKI nomor urut tiga, Anies Baswedan, menyindir Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dianggap tak tuntas menangani masalah banjir. Menanggapi lawannya dalam Pilgub DKI Jakarta itu, Ahok tidak mau ambil pusing dan banyak komentar.
Ia menilai apa yang disampaikan oleh Anies hanya berhubungan dengan kebutuhan kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI saja.
- Kurang Ajarnya Anies Menertawakan Banjir di Bukit Duri
- Curhat Warga Bukit Duri yang Ditertawakan Anies Saat Kebanjiran
- Bank Indonesia Membongkar Dusta Anies Sandi
- Terbongkar, Pendukung Anies-Sandi Sebarkan Fitnah Kejam yang Pilih Ahok Jenazahnya Tidak Diurus
- Pendukung Anies Bikin Fitnah Ada yang Mati di Kalijodo
“Itu cuma kebutuhan kampanye saja,” kata Ahok seusai meninjau lokasi banjir di Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (20/2).
Menurutnya, banyak orang yang tidak mengetahui gencarnya proyek normalisasi sungai yang dilakukan Pemprov DKI telah berhasil mengurangi banjir di Jakarta sebanyak 96,3 persen selama lima tahun terakhir ini.
“Ah enggak usah ngomong lah. Capek jadi politik. Kamu mengerti matematika enggak sih? Dari 2.200 titik banjir di tahun 2012 menjadi 400-an titik di tahun 2016 dan sekarang tinggal 80 titik. Kalau itu normalisasi enggak bener, apakah bisa turun tinggal 80 titik?” ujarnya.
Ditegaskannya, bila ada pihak yang menilai program normalisasi sungai adalah program yang tidak tepat dalam menghilangkan banjir di Jakarta, maka ahli atau pakar air di Indonesia telah memberikan masukan yang salah sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan yang tidak tepat.
“Kalau normalisasi enggak bener, berarti seluruh orang-orang pintar di negeri ini salah semua. Kementerian PU pusat (orang) pinter-pinter yang merancang ini, berarti salah semua. Profesor juga banyak lho di sana,” tukasnya.
Ahok menilai normalisasi yang selama ini dikerjakan bersama dengan Kementerian PU cukup berhasil mengurangi banjir di Jakarta. Meski saat ini belum berhasil menghilangkan banjir, karena normalisasi baru berjalan sekitar 40 persen karena terkendala pembebasan lahan di bantaran sungai yang terkena proyek normalisasi sungai.
“Sekarang kalau dari dua ribuan berkurang jadi 80 berarti berhasil. Kalau dari duit lu dari dua ribu menjadi 80 perak, itu gagal. Kalau duit berkurang itu gagal. Tapi kalau bencana berkurang berarti berhasil,” tegasnya
(beritasatu/gerpol)