Ditakut-Takuti Anies, AHY Makin Ngumpet Diajak Debat

1067
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Masih ingat dengan taktik scapegoating yang dikerjakan Pakde seperti yang saya tulis di artikel-artikel saya sebelumnya?  Kalau belum, silahkan cari “Taktik Musuh Pakde” seri 1-4.  Atau cari saja nama saya di kolom pencarian web ini.  Intinya, di salah satu artikel, saya sempat mengatakan bahwa dengan scapegoating, Pakde memojokkan satu pihak dengan cara mengajak berbicara pihak-pihak lainnya.

Menurut sudut pandang pakar PDKT.  Ini mrip seperti kalau anda seorang cowok dan punya 2 sahabat, yang satu cowok yang satu cewek.  Nah, ketika teman yang cowok suka dengan si cewek, sama seperti anda juga suka dengan dia, maka pertemanan ini harus siap-siap rusak.  Sebab, bila ada 2 orang dari antara anda saling berbisik, maka sisanya adalah orang yang ditinggalkan.

Scapegoating bisa dilakukan oleh satu orang, seperti yang dilakukan oleh Pakde Jokowi. Atau bisa juga secara tak sadar dilakukan oleh banyak orang.  Di kelas anda (kalau anda kuliah) pasti ada orang yang selalu dipersalahkan atas satu hal tertentu.

Tidak ada satu orang yang mengajak konspirasi.  Tapi itu terbentuk dari hari ke hari, dipengaruhi oleh sikap orang yang menjadi scapegoat terhadap seluruh teman sekelas.

Yang menarik, tiga calon gubernur DKI ini juga tengah mengalami hal serupa.  Disamping kriminalisasi, isu SARA, propaganda palsu, serta hasutan dengan money politics, ada cara lain yang mempengaruhi keputusan konstituen dalam memilih, yakni debat.  Menariknya, respon mereka berbeda-beda tentang debat.

Ahok adalah orang yang blak-blakan terhadap apa yang dia pikirkan.  Jangankan debat, mengenai kasus yang menimpa dia saja, dia ingin disaksikan oleh banyak orang.  Dia ingin jadi pemain utama dalam panggung pengadilan.  Apalagi kalau cuma diminta memaparkan program dan berdebat mengenai kasus-kasus di Jakarta.

Dari lama Ahok sudah siap dengan debat. Bahkan, dia mengatakan tak perlu persiapan khusus untuk debat.  Sebab, semuanya sudah dia handle.  Dia cuma pakai modal dari apa yang dia sudah kerjakan.

“Kalau program kan kita cuma sampaikan program. Kalau yang lain kan saya akan (menjalani program) Kalau saya kan, saya sudah (melakukan program),” terang Ahok di sela blusukan di kawasan Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (23/11/2016).

Agus bagaimana?  “Tidak ada kewajiban bagi paslon manapun termasuk saya untuk menghadiri acara debat selain yang dijadwalkan resmi oleh KPUD. Kita tahu sendiri jadwalnya ya, akan dimulai bulan Januari kan. Januari 2 kali dan Februari terakhir,” ujar Agus kepada wartawan yang menurut saya hanyalah apologi.
Beda dengan Ahok, Agus terlihat menghindari debat.  Memang, yang dia ragu untuk terima adalah debat di luar KPUD.  Tapi tetap saja, pemain catur cerdas tidak peduli itu pertandingan antar RW atau pertandingan tingkat kota.  Selama musuhnya adalah orang yang sama (anggap saja musuh main catur dari TK sampai kuliah), dia akan maju untuk membuktikan keunggulannya dibanding musuh bebuyutannya, tak peduli apa nama ajangnya. Singkat, Agus bukan pemain catur yang hebat.

Baru-baru ini, Ahok memberikan pendapatnya lagi mengenai debat. “Makanya debat di TV itu supaya ada sparring partner saja. Jadi lawan saya tahu, orang ini (Ahok) masih seperti dulu apa sudah berubah,” kata Ahok dalam acara rapat kerja dan pelantikan Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Hanura di Hotel Sunlike Sunter, Jakarta Utara, Minggu (11/12/2016).

Tampaknya Ahok sudah siap untuk menampilkan pribadinya yang sudah banyak mengalami perubahan.  Beberapa penulis Seword.com sampai rindu dengan Ahok yang dulu.  Tapi Ahok beda, dia tipe orang yang mau belajar.  Dia belajar berubah, dan siap menunjukkan perubahan dirinya.  Karena itulah dia berkelakar bahwa debat adalah tempat agar lawannya bisa melihat perubahan dirinya.  Motif utamanya pasti lebih dari itu.  Haha.  Dia akan konser album-album yang sudah dia telurkan selama menjabat 5 tahun.

Di kala Ahok dan Agus berbeda sikap mengenai debat.  Tiba-tiba, datanglah Anies dengan pendapatnya yang menyudutkan salah satu.  Entah Anies sudah berbisik-bisik dengan Ahok atau tidak, yang jelas jawabannya menyudutkan Agus.

“Jadi begini, semua kegiatan yang sifatnya memberikan kesempatan bagi warga Jakarta untuk tahu tentang Cagub Jakarta itu baik, kenapa baik? Karena warga bisa tanya-tanya informasi dalam memilih salah satunya ketika undangan sosialisasi debat, undangan diskusi,” kata Anies.  Selaras dengan itu, timses Anies tak sabar dengan debat (detik.com).

Sudah jelas.  Yang paling siap untuk maju debat adalah Ahok dan Anies.  Anies dengan retorika dan gaya bicaranya yang memikat cukup yakin menyaingi Ahok yang selama ini dicap tidak bisa menjaga mulut.  Ahok lebih menarik lagi. Dia akan datang dengan segudang solusi atas permasalahan Jakarta dan menunjukkan ketitik-titikan musuhnya.  Masalah gaya bicara, seperti yang Ahok bilang, kita lihat saja dia sudah berubah atau tidak.  Toh kalau belum berubah, masyarakat pasti akan melepas kangen atas heningnya Ahok selama ini.

Sampai di sini.  Anda sudah tahu bahwa yang diuntungkan atas segala polemik di Jakarta adalah Agus.  Anda juga sekarang jadi tahu bahwa dari antara mereka, Agus tampaknya yang paling enggan debat.  Mungkin Agus masih perlu banyak belajar dari Pepo (ini bukan sindiran, dia sendiri yang menyebut Pepo).

Last but not least…

Sebagai pemilih, singkirkan rasa takut anda mengenai kacaunya Jakarta beberapa waktu belakangan.  Ingatlah, pemilu itu bukan cuma membuat orang baik memimpin, tetapi mencegah orang jahat berkuasa.  Sampai sekarang, anda sepertinya sudah bisa melihat siapa calon yang baik, which kita harus buat dia memimpin, sekaligus yang juga bisa membuat orang jahat berkuasa.

Harga yang harus dibayar untuk itu memang mahal.  Anda sebagai warga Jakarta akan beberapa kali mengalami demo penolakan terhadap calon-calon yang mempersulit jalan mereka untuk mengacaukan NKRI atau korupsi (ingat, ideologi agamawi dan politik saling menari-nari di atas truk).

Tapi percayalah, hidup anda makin tidak tenang bila penguasa diisi oleh orang-orang hanya ingin balik modal selama memimpin.  Kota anda tidak akan mengalami perubahan drastis bila gubernur sibuk menajadi yes man dari aktor-aktor politik (baik legislatif maupun eksekutif) dan pebisnis.

Tunggulah 3 debat KPUD di Januari dan Februari nanti.  Bila anda sudah puas akan kinerja Ahok, dan bila anda makin jelas melihat keunggulan Ahok dibandingkan calon lain.  Jangan takut.  Negeri ini di tangan Tuhan.  Rusuh bisa lebih besar, tetapi cara Tuhan menjaga kota anda dan negeri kita dengan unik akan bisa kita lihat dan syukuri bersama.

Biarlah mereka-mereka itu mengais-ngais harta dari timbunan uang negara kita.  Tapi ingat kutipan ini, “Apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia.  Tetapi keinginan orang benar akan diluluskan.”

Menurut anda, Ahok ada di posisi mana?  Lalu, anda sendiri ada di posisi mana?

Abel Kristofel – Malang (seword.com)

Bagikan Suara Diam mondey!