Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Djarot Saiful Hidayat, tidak ambil pusing dengan komentar bahwa program Kartu Jakarta Lansia (KJL) mirip dengan program milik pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Menurut dia, kemiripan itu sah-sah saja.
“Kami untuk program lansia sudah kami sampaikan kebutuhannya, Rp 600.000. Paling gampang itu kan memang program KJP dikasih plus jadi KJP plus. Nanti program KJL dikasih plus jadi KJL plus,” kata Djarot di Sunter Agung, Rabu (22/3/2017).
Baca:
- Djarot Sebut Sandiaga Mangkir Karena Minta Pengusutan Kasusnya Ditunda
- Hadiri Pengajian MT Annisa, Djarot: Tidak Boleh Ada yang Halangi
- Djarot: Kucingku Mati aja Aku Urus, Masa Manusia Nggak Diurus?
“Enggak apa-apa biar nanti masyarakat yang bisa menilai dan merasakan,” kata Djarot.
Pasangan Anies Sandi menggagas progam Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus. KJP Plus itu disebut sebagai gabungan dari program KJP yang telah dilaksananan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot saat ini gubernur dan wakil gubernur DKI dengan KIP (Kartu Indonesia Pintar) yang merupakan program nasional.
Ahok-Djarot tidak memberikan KIP kepada siswa-siswi DKI karena nilai KJP lebih besar dari KIP dan demi asas pemerataan, agar siswa di wilayah lain di Indonesia bisa mendapatkan bantuan itu.
Anies-Sandi juga punya program untuk lansia. Berbeda dengan Ahok-Djarot, bantuan untuk lansia milik Anies-Sandi sebesar Rp 300.000 per bulan.
Djarot mengatakan mereka sudah memiliki data mengenai lansia di Jakarta. Dasa Wisma sudah bergerak untuk mengumpulkan data para lansia.
Djarot kembali menjelaskan pentingnya program Kartu Jakarta Lansia itu. Program tersebut berangkat dari banyaknya lansia yang menolak tinggal di panti dengan alasan tidak ingin jauh dari keluarga. Padahal, keluarganya sama-sama tidak mampu.
Lansia yang seperti itu harus mendapatkan kemudahan berupa Kartu Jakarta Lansia.
“Mereka juga ada yang bekerja berjualan macam-macam tapi penghasilannya di bawah Rp 3 juta. Itu perlu dibantu enggak? Perlu juga,” ujar Djarot.
Djarot tidak khawatir jika para lansia tidak mengerti cara menggunakan KJL. Dia mengatakan para lansia boleh dibantu oleh keluarga mereka untuk menggunakan KJL. Hal yang paling penting, kartu tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan para lansia.
“Kan punya saudara, kalau tinggal sendiri minta tolong tetangga. Jangan dipersulitlah,” kata Djarot.
(kompascom/gerpol)