Menurut keterangan yang didapatkan Dutaislam.com langsung dari Ketua PCNU Kabupaten Cianjur, KH M Choirul Anam MZD, dalam ceramah tersebut, Alfian Tanjung menggunakan pembelokan opini sehingga NU dianggap pendukung gerakan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) gaya baru.
- Pendukung Teroris di Belakang Anies (1)
- Pendukung Teroris di Belakang Anies (2)
- Pendukung Teroris di Belakang Anies (3)
- Pendukung Teroris di Belakang Anies (4)
Isi ceramah menurut Kiai Anam intinya begini, “presiden kita yang ketujuh itu benar-benar komunis. Ciri-ciri komunis itu membuat kebijakan sepihak, misalnya penetapan hari Buruh, hari Pancasila 1 Juni, dan hari Santri. Ini yang tidak berdasar,” kata Kiai Anam.
Alfian Tanjung tambah ngawur dengan menyatakan kalau menyatunya NU dalam gerakan Nasakom (Nasionalisme, Agama dan Komunisme) ala Sokerano adalah dalil bahwa dari dulu NU itu sudah bekerjasama dengan komunis. Ia mengatakan itu tanpa menerangkan sejarah pembasmian PKI oleh NU dan Ansor.
“Nah, salah satu contoh gerakan PKI gaya baru yang di back up oleh NU itu adalah refleksi hari lahir PKI ke-90 yang yang diselenggarakan oleh PCNU Kendal,” begitu kata Kiai Anam menirukan inti fitnah keji Alfian Tanjung kepada jamaah NU yang rata-rata Muslimat NU itu.
Menurut Alfian Tanjung, NU mendukung gerakan PKI. “Nasakom gaya baru itu menurut Alfian Tanjung adalah PDIP sebagai PKI nya, sementara agamanya itu PKB karena PKB adalah basisnya NU,” tandas Kiai Anam yang asli Malang tersebut.
Marasa difitnah atas provokasi Alfian Tanjung, Pengurus NU Cabang Cianjur mengajukan surat keberatan kepada MUI Kabupaten Cianjur. Dalam Surat bernomor 407/PC/A-1/D-06/II/2017 itu, Alfian Tanjung disebut telah melakukan provokasi kepada jamaah seolah-olah NU Pendukung Gerakan Kebangkitan PKI.
Menurut Ketua Tanfidziyah PCNU Cianjur, KH M Choirul Anam MZD, ceramah Alfian Tanjung telah mengakibatkan banyaknya jamaah ibu-ibu Muslimat NU ikut terhasut tanpa tabayun.
“Laporan di empat kecamatan; Cipanas, Pacet, Cianjur Kota dan Cibeber, ibu-ibu Muslimat tidak mau lagi mengenakan seragam Muslimat karena takut dituduh PKI,” terang Kiai Anam kepada Dutaislam. Itulah yang disebut Kiai Anam membuat NU marah. “Coba Alfian Tanjung datang ke Cianjur, saya kepung itu,” tegasnya.
Dulu, terang Kiai Anam, kalau mengadakan pengajian, konsorsium mengirimkan muballigh masing-masing ormas. “Pak Hasyim Mudazi dulu juga pernah turun, sekjend Persis, sekjend Muhammadiyah juga turun. Enak jaga ukuwah. Belakangan ini muballihnya dari luar. Yang kemarin NU tidak diajak berembug apalagi diundang tapi isinya menyerang NU,” imbuhnya.