FPI Komplotan Preman Pengecut!

1204708
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
fpi organisasi preman

Insiden pengeroyokan Widodo, salah satu pengurus PDIP yang kini terbaring lemas di rumah sakit membuktikan bahwa FPI tidak lebih dari organisasi preman bersurban, banyak yang kemudian mengeluarkan kritik pedas pada para laskar yang dipimpin oleh preman congor vandal Rizieq Shihab ini.

(baca: Widodo-PDIP: FPI Dan Pendukung AHY Yang Mengeroyok Saya)

Salah satu krtik datang dari penulis bernama Palti Hutabarat, ia mencurahkan kritikan nya dalam sebuah tulisan yang olehnya diberi judul ‘Habis Keroyok Langsung Kabur, Dasar FPI-ers Pengecut!’ dalam tulisan Palti yang dimuat di situs seword.com itu Palti mengkritik habis-habisan tindakan barbar yang dilakukan oleh FPI, Berikut tulisan selengkapnya:

(baca juga: Terbongkar! Bukti-Bukti FPI Dukung Agus-Sylvi)

‘Habis Keroyok Langsung Kabur, Dasar FPI-ers Pengecut!’

Sebelum ada yang salah paham, saya akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan FPIers. FPIers adalah orang-orang yang menjadi pengurus, kader, simpatisan, atau fans serta follower FPI. Jikalau sulit mengkategorikannya, maka secara sederhana kita bisa samakan cara berpikir, kelakuan, dan bahkan bicaranya hampir sama. Suka teriak-teriak tidak jelas tanpa makna dan arti, bahkan kalau berbuat tidak mau bertanggung jawab.

Kalau anda bukan FPIers tidak perlu tersinggung karena saya jelas dan transparan sedang menyinggung FPIers. Nah, beberapa orang yang terindikasi sebagai FPIers baru saja berbuat kehebohan. Dua orang yang diduga seorang FPIers melakukan pengeroyokan kepada seorang kader PDIP sampai babak belur. Setelah melakukan perbuatan tersebut, mereka kabur dan bersembunyi entah dimana.

Peristiwa ini diawali saat Widodo, Kader PDIP yang dikeroyok, ikut dalam kampanye di Jelambar, Jakarta Barat pada Jumat (6/1) sore. Pada saat melewati sebuah pos dimana FPIers berkumpul, tiba-tiba rombongan Djarot diteriaki “haram” (ciri FPIers), lalu Widodo membantah dan bertanya “yang haram itu apa” Sempat terjadi cekcok namun berhasil dilerai pihak kepolisian. Tetapi malamnya Widodo didatangi dan dikeroyok oleh I dan F beserta 8 orang lain.

FPIers sendiri sudah membantah kejadian ini dan mengelak bahwa yang terjadi adalah pengeroyokan, melainkan berkelahi satu lawan satu. Bahkan Novel yang entah bagaimana ceritanya memiliki video untuk membuktikan kebenaran tersebut. Novel berpikir kalau berkelahi satu lawan satu itu tidak salah, yang salah kalau melakukan pengeroyokan.

“Enggak ada itu penyerangan atau pengeroyokan. Itu sebenarnya peristiwanya satu lawan satu. Jadi perkelahian. Masa dia bilang dikeroyok,” kata Novel saat dihubungi VIVA.co.id, Sabtu 7 Januari 2017.

“Kami ada nih videonya. Kami punya bukti yang kuat. Ini video warga loh yang ngerekam. Bukan kami. Warga di situ jadi saksinya,” ujarnya.

Wuih jadi ingin melihat video yang didapatkan oleh Novel nih. Kalau memang benar ada videonya, malah bagus dab bisa dijadikan bukti. Asal tidak diedit seperti kejadian sebelumnya. Melalui video ini saya yakin polisi bisa menyelidiki kebenaran kejadiannya.

Terlepas dari kebenaran terjadi perkelahian atau pengeroyokan yang nantinya akan dibuktikan pihak kepolisian, kaburnya dua pelaku I dan F yang diduga FPIers menjadi sebuah ciri khas yang sulit dilepaskan. Berbuat sesuatu kemudian kabur hilang entah kemana sudah seperti menjadi DNA kaum FPIers.

Bukan kali ini saja FPIers melakukan tindakan tidak terpuji dan menghilang entah kemana. Novel Bamukmin pernah jadi buron karena diduga sebagai penghasut dalam kericuhan yang terjadi saat FPI berunjuk rasa di depan gedung DPRD DKI, Jumat, 3 Oktober 2014. Yang terbaru ketua lapangan FPI Jakarta Pusat, yang menjadi buron sejak Jumat (16/12/2016) dalam kasus dugaan penghadangan cawagub DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. Kini, I dan F pun menghilang entah kemana.

Saya tidak mengerti apa yang daiajrkan dan apa yang akhirnya dipahami oleh FPIers ini. Kata-kata kotor keluar dengan alaminya, kelakuan barbar tidak sungkan dilakukan, dan bahkan begitu melakukan perbuatan tidak terpuji mangkir atau kabur entah kemana. Apalagi yang pantas disandangkan kepada mereka ini kalau bukanlah kelakuan seorang pengecut.

FPIers jauh betul dengan kelakuan Ahok yang berani bertanggung jawab menghadapi tuduhan, bahkan mendatangi sendiri bareskrim untuk memberikan klarifikasi. Kalaulah benar tindakan berkelahi dan bukan pengeroyokan tersebut, mengapa malah kabur dan bersembunyi.

Main keroyokan saja sudah pengecut, kabur setelah mengeroyok maka saya berikan penghargaan sebagai pengecut sejati. Kelakuan yang tidak patut untuk ditiru, apalagi jika yang melakukannya ormas dengan embel-embel agama. Malah seharusnya tidak bertindak kekerasan, melainkan menyebarkan kebaikan.

Semoga FPIers yang belum masuk ring 1 atau ring 2, dalam artian masih jadi fans dan follower, segeralah sadar. Jangan sampai ikut-ikutan kelakuan mereka yang sudah dedengkotnya FPIers. Karena kalau sudah masuk ring 1 atau 2, kesadaran akan segera hilang dan tertutup oleh kedegilan dan kebebalan yang tidak bisa dikikis lagi. Berbaliklah sebelum semua kelakuan menjadi FPIers sejati.

Salam FPIers.