Pihak intelijen melaporkan informasi terkait adanya upaya intimidasi yang dilakukan ketua DPW FPI DKI JAkarta pada hari Minggu tgl 19 Maret 2017 jam 23.45 WIB, di kediaman ibu Hj Ita Rahmawati Jl.Kramat Lontar telah didatangi oleh kurang lebih 30 orang di antaranya Zaki dan Abdul Majid dengan maksud, agar Ibu Hj Ita pada hari Senin besok tidak mendatangkan dan atau menerima kedatangan Cawagub Paslon nomor 2 Bpk Djarot terkait dengan rencana kegiatan pengajian yang akan diadakan di rumahnya.
Ibu Hj Ita Rahmawati adalah Pengurus Muslimat NU dan cicit dari Pendiri NU KH Wahab Hasbullah. Saking kurang ajarnya FPI mendemo rumah Ibu Hj Ita Rahmawati tengah malam bersama 30 orang.
Baca:
- Hadiri Pengajian MT Annisa, Djarot: Tidak Boleh Ada yang Halangi
- Pengajian “Kramat Bersholawat” Majelis Taklim An Nisa Digerudug FPI
- FPI Ganggu Pengajian, Saksi Mata: Didatangi Banser Kabur
Suami Ibu Hj Ita Rahmawati, Bpk. Syaifuddin merasa keberatan dengan usulan dari Zaki dan Abdul Majid dari FPI karena kegiatan mengajian di Majlis Taklim Annisa tidak dapat memastikan apakah Paslon nomor 2 akan datang, dan kalaupun datang, sebagai tuan rumah tidak dapat menghalangi atau melarangnya, namun di kegiatan pengajian tersebut dijamin tidak ada giat kampanye.
Pada pkl.00.15WIB gerombolan FPI berjumlah 30 orang Zaki dan Abdul Majid meninggalkan tempat situasi terkendali aman.
Perkara tersebut berlanjut di esok harinya saat Pengajian “Kramat Bersholawat”
Pengajian bertajuk “Kramat Bersholawat” yang digelar oleh Muslimat NU di Jalan Kramat Lontar H95 Jakarta Pusat Majelis Taklim An Nisa meski ada sedikit gangguan namun acara berlangsung lancar, aman dan terkendali. Cawagub Djarot Saiful Hidayat juga menghadiri acara ini dan sangat menyayangkan adanya gangguan yang disengaja ini.
Lancarnya acara tak lepas dari faktor keamanan dimana Banser Ansor mengawal acara Pengajian ini dari awal sampai akhir. Malam sebelum Pengajian dilaksanakan, panitia sempat didatangi FPI untuk membatalkan Pengajian yang digelar oleh Muslimat NU MT An Nisa. Namun panitia bergeming tetap melaksanakan agenda Pengajian “Kramat Bersholawat” sesuai rencana.
Dan benar, ketika acara dilaksanakan, gangguan mulai berdatangan dengan Takbir yang cukup keras dan tebar spanduk di jalanan. Gerombolan FPI yang datang tanpa atribut seragam khas Laskar Petamburan ini mulai melakukan kebiasaan mereka mengganggu ketertiban. Gerilyawan memantau ada 10 orang yang getol memprovokasi warga untuk menolak Pengajian ini.
Bukannya mendapatkan simpati dari masyarakat sekitar, para provokator ini justru didatangi Banser untuk bubar dan jangan mengganggu Pengajian. Ketika provokator FPI ini tahu ada 30 Personil Banser yang menghampiri mereka, secara reflek mereka kabur dan meninggalkan lokasi depan tempat pengajian.
(gerpol)