Gagal Naikkan Indeks Prestasi Pendidikan, Alasan Utama Jokowi Pecat Anies

1096041
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Jakarta- Pengamat pendidikan Lembaga Pemantau Akuntabilitas Pendidikan (LPAP) Abi Rekso menduga salah satu faktor kenapa Anies Baswedan digantikan Muhadjir Effendy sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah ingin mengembalikan indeks prestasi pendidikan Indonesia kembali ke titik awal.

Dalam indeks kompetensi guru terjadi penurunan yang signifikan ketika era Anis di bandingkan era M Nuh. Misalnya selama empat semester M Nuh berhasil menaikan indeks kompetensi guru dari dari 3.4 pada semester II tahun 2012 menjadi 4.7 pada semester I tahun 2014. Sedangkan era Anis dengan jumlah semester yang sama menurut Abi tidak mengalami perubahan indeks yang berarti yakni tetap berapa 3.7 selama 4 semester.

Hal ini menurutnya ialah tidak lain karena ketika era M Nuh sertifikasi guru di permudah sehingga guru dengan mudah mengalami kenaikan pangkat.

“Kepemimpinan M Nuh terjadi peningkatan kompetensi guru dari 3.4 sampai 4.7 selama 4 semester. Kenapa? Karena saat itu ada kemudahan sertifikasi guru, jadi guru di permudah mengurus pangkat,” kata Abi di Jakarta, Senin (13/3).

Baca Juga:

Menurut Abi gagalnya Anis dalam menaikan indeks prestasi pendidikan ialah karena ketidakmampuan Anis dalam memimpin birokrasi. Ia menjelaskan bahwa Anis terlihat berjalan sendiri dalam mengaplikasikan gagasannya.

“Anis sebagai Menteri saat itu tidak bisa lakukan proses komunikasi yang baik terhadap jajaran stafnya karena dia berjalan dengan kepala sendiri, sehingga tidak ada sinergitas dalam pengaplikasian programnya,” katanya menerangkan.

Sehingga kata Abi melanjutkan tidak heran jika banyak ide ide Kementrian pendidikan era Anis mandek berhenti hanya sebagai konsep.

“Anis bekerja dengan kepalanya sendiri bukan bekerja dengan institusi padahal seharusmya ketika sebagia Menteri dia tidak bisa berfikir dengan kepala sendiri dan mengajak orang baik lain dalam membantu melaksanakan ide idenya,” kata Abi.

(Infonawacita/Gerpol)