Pemimpin Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Soko Tunggal, KH Nuril Arifin Husein atau yang akrab disapa Gus Nuril , mengecam pihak-pihak yang menginginkan berlakunya perda Syariat Islam di Jakarta. Hal ini terkait dengan munculnya spanduk ‘Jakarta Bersyariah’, beberapa waktu lalu.
“Negara kita ini berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, bukan negara teokrasi atau agama. Kalau ada yang ingin Jakarta Bersyariah, Jakarta ber ini ber itu, orangnya suruh pindah ke Arab saja,” kata kepada Netralnews.com, Minggu (9/4/2017).
Baca:
- Ini Dia Kontrak Asli “Jakarta Bersyariah” yang Ditandatangani Anies Baswedan
- PKS dan Eep: Menggandeng HT, Mengkhianati Prabowo (Membongkar Makar Ikwanul Muslimin Bagian-5)
- Intelijen Bongkar Rencana Busuk FPI dan Teroris yang Mau Buat Onar Bila Ahok Menang
Menurutnya, Syariat Islam tidak bisa diterapkan di Jakarta yang merupakan miniatur Indonesia dan menggambarkan kemajemukan, dimana keanekaragaman suku, budaya, agama, adat, dan bahasa bersatu di ibukota.
“Kalau Jakarta Bersyariah, maknanya akan berubah ibukota Indonesia menjadi negara Islam. Itu tidak benar.
Jangan niru-niru Arab,” ujarnya .
“Arab itu bangsanya satu, bangsa Arab, bahasanya satu, bahasa Arab, negaranya puluhan. Kita ini suku bangsanya ratusan bahkan ribuan, bahasanya ribuan, tetapi negaranya satu. Ini yang harusnya dijaga, ditunjukan aturannya yang benar,” ungkapnya.
Karenanya, meminta aparat kepolisian untuk bertindak tegas dan menangkap pelaku yang memasang spanduk Jakarta Bersyariah. “Ini harus ada tindakan tegas, sebelum bangsa ini hancur. Spanduk-spanduk begitu harus ditertibkan. Gak boleh enak-enakan gitu,” tegasnya.
Sebelumnya, spanduk bertuliskanJakarta Bersyariah beredar pada Senin (3/4/2017) pagi di beberapa titik di ibukota. Dalam beberapa spanduk terlihat gambar pasangan calon Baswedan-Sandiaga Uno bersama beberapa tokoh, termasuk Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) .
(netralnews/gerpol)