Hayono Isman: Ahok-Djarot Korban Rekayasa Politik Agama

499617
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Jakarta- Suhu politik Pilkada DKI Jakarta terus memanas. Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Hayono Isman, menyesalkan isu agama dijadikan alat untuk mengganjal pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

“Pak Ahok dan Pak Djarot adalah korban rekayasa politik melalui penistaan agama. Sehingga sudah dihakimi padahal proses peradilan masih berlangsung,” kata Hayono dalam diskusi Komunitas Warga Senior Jakarta di kawasan Kuningan, Jakarta, Minggu 12 Maret 2017.

Baca Juga:

Hayono meminta masyarakat tidak menghakimi dan memvonis Ahok dalam masalah ini. “Yang berhak menjatuhkan vonis adalah pengadilan bukan yang lain,” ujarnya.

Hayono menambahkan setelah sekian lama DKI Jakarta berdiri hanya sedikit Gubernur yang bisa melakukan terobosan untuk Jakarta. Ali Sadikin, Joko Widodo, yang kemudian dilanjutkan Ahok.

“Terlihat betul perbedaan mencolok, saya menangkap Pak Basuki melayani rakyat biasa. Kita bisa mengatasi masalah sendiri. KJP (Kartu Jakarta Pintar) dan KJS (Kartu Jakarta Sehat) dibuat serius bukan hanya menghabiskan anggaran saja, tapi bisa sampai rakyat biasa,” katanya.

Menurutnya, untuk pemimpin Jakarta membutuhkan orang yang keras, tegas dan berani membuat terobosan. Dan itu ada pada karakter, Ahok.

“Yah saya harus katakan, Pak Basuki dia bicara keras sering kali agak kelewatan, ditujukan pada siapa? Bukan rakyat biasa tapi oknum birokrasi yang menyimpang dan melanggar sumpahnya sebagai pegawai negeri,” ujarnya.

Hayono menambahkan sifat keras Ahok sebagai sebuah karakter yang sulit diubah. Namun hal tersebut bukanlah masalah bagi kemajuan Jakarta.

“Selama mampu melayani rakyat biasa. melakukan langkah out of the box, tapi tidak melanggar aturan. Karena banyak gubernur tertib tapi gak ada kemajuan. Jokowi dan Ahok bisa melakukan hal out of the box,” katanya.

(viva/gerpol)