Heboh, Netizen dan Admin TNI AU Terlibat Polemik Terkait Tulisan Allan Nairn

1980
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Tantangan Allan Pada TNI

Di saat kita sedang ribut dengan Quick Count Pilkada DKI Jakarta 19 April 2017 lalu muncul sebuah artikel mengejutkan di Tirto ID. Artikel investigasi itu ditulis oleh Allan Nairn, salah satu jurnalis yang menyaksikan pembantaian Santa Cruz di Dili November 1981. Nairn pernah sukses membuat Presiden Clinton ditekan Kongres AS untuk menghentikan bantuan senjata ke Indonesia.

Investigasi yang dimuat Tirto itu berjudul ” Investigasi Allan Nairn: Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar“. Menyebut beberapa nama tokoh penting di Indonesia. Siapa saja? Nama-nama yang tidak terlalu kaget untuk diketahui karena sebelum-sebelumnya pun sudah disebut di beberapa kasus makar yang pernah diungkap oleh Kepolisian RI. Artikel Tirto itu adalah versi translasi dari artikel The Intercept berjudul “Trump’s Indonesian Allies In Bed With ISIS-Backed Militia Seeking to Oust Elected President”.

Mungkin yang membuat Airmin, sebutan admin twitter @_TNIAU, marah adalah disebutnya nama Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang saat ini menjabat sebagai Panglima TNI. Padahal kalau dibaca secara jelas yang menyebut nama Gatot Nurmantyo adalah Kivlan Zen dalam wawancaranya dengan Allan. Kivlan Zen adalah seoang purnawirawan jenderal dan Allan Nairnjurnalis yang jelas identitasnya, bukan anonim. Sehingga dalam hemat saya kalau admin twitter tersebut merasa ada yang menuduh Jenderal Gatot melakukan tindakan makar maka itu bukanlah Tirto melainkan yang disebut memberi dan melakukan wawancara. Bukankan begitu logikanya? Atau saya salah?

Artikel itu memang mengerikan. Namun tak kalah mengerikan reaksi admin twitter TNI AU tersebut “enaknya diapain yak?” membuat publik jadi berkonotasi negatif. Maaf jika terpaksa menguak luka lama namun yang besar di era Orde Baru pasti paham trauma yang dimaksud. Netizen pun bereaksi dengan hal tersebut.

Bisa jadi Airmin saat itu bingung dengan reaksi masyarakat yang banyak menanyakan kebenaran artikel tersebut. Wajar, banyak orang yang masih sangat cinta NKRI. Termasuk mencintai Presiden kita tercinta, Joko Widodo. Sehingga ketika ada berita menyangkut ancaman makar terhadap Beliau netizen pun gempar. Mungkin juga banyak yang kaget karena nama yang disebut di artikel tersebut banyak menyangkut tokoh yang bersinggungan dengan pemenang versi hitung cepat Pilkada DKI Jakarta.

Namun entah mengapa jawaban ini seperti menimbulkan rasa tak enak. Sebetulnya saya bisa paham dengan Airmin yang mungkin sedih dan marah “ayahnya” diberitakan tidak baik namun bagi banyak followersnya, termasuk saya, reaksi ini sejujurnya agak membuat sedih. Sedih karena kami mengharap TNI menggunakan hak jawab resmi menyangkut artikel itu. Kalau memang artikel itu bermasalah yang kami tunggu sebagai warga masyarakat adalah jawaban dari TNI secara resmi, syukur jika mau menggunakan hak jawab sehingga kami juga bisa menilai secara proporsional. Bukan twit yang multitafsir.

Sebenarnya dalam kasus yang menyangkut nama Panglima TNI yang paling berhak memberi statement adalah Pusat Penerangan TNI. Dan saya senang mereka akhirnya angkat suara walaupun sebetulnya saya masih berharap lebih banyak misalnya hak jawab di Tirto sesuai UU Pers dan bukan sekedar ancaman tuntutan hukum dan bantahan itu hoax.

Meski sudah berselang 2 hari, ternyata masih banyak netizen yang membicarakan hal tersebut. Entahlah saya sendiri berharapnya adalah artikel yang ditulis Allan Nairn tersebut tidak benar. Di satu sisi juga berharap TNI lebih terbuka sehingga rakyat punya kepercayaan yang genap dan tidak dihantui ketakutan ketika berpendapat. Sebagai garda terdepan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, militer harus sadar bahwa salah satu pilar demokrasi di NKRI adalah kebebasan berpendapat yang diatur dalam Undang-Undang Dasar. Reaksi netizen justru menunjukkan bahwa sense of belonging bangsa ini terhadap tanah air masih sangat besar. Jangan sampai rakyat takut berpendapat karena khawatir akan “di-Tirto-kan”. Reaksi netizen, termasuk tulisan saya ini, selama masih dalam koridor yang jelas sebetulnya hanya karena kami terlalu sayang dengan negara ini dan sangat menghormati Presiden kami. Dua hal yang dapat menjadi bekal yang sangat kuat untuk menghadapi rongrongan yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan RI.

Update terbaru, pihak Tirto sendiri sudah memuat juga berita tentang bantahan Kapuspen TNI. Hal ini dimuat dalam berita berjudul : Investigasi Allan Nairn, TNI: “Kita Akan Tempuh Jalur Hukum”.

(seword/gerpol)