Media online Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pernah memfitnah Raja Salman saat masih menjadi Putra Mahkota yang dituduh habiskan 30 juta dolar untuk puaskan syahwatnya. (baca: Taktik Hizbut Tahrir Membunuh Demokrasi Lewat Anies Sandi)
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengutip Surat kabar Daily Mail melaporkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Salman bin Abdul Aziz Al Saud membayar 30 juta dolar untuk memboking tiga pulau di Maladewa dari tanggal 19 hingga 25 Februari. (baca: Wacana Penerapan Syariat Islam di Jakarta Jika Anis Baswedan Menjadi Gubernur)
Sejumlah laporan mengatakan bahwa Pangeran Salman mengharuskan kedatangannya ke sejumlah pulau disertai dengan rumah sakit mobile, kapal pesiar mewah dan lebih dari 100 orang penjaga. (Baca: Membongkar Kedok Gatot Saptono Alias Muhammad Al-Khathath FUI)
**** **** ****
Sangat menyedihkan bahwa seorang Putra Mahkota Arab Saudi yang mengklaim menerapkan Islam justru menghambur-hamburkan jutaan dolar untuk bersenang-senang di kepulauan Maladewa. Sementara setiap harinya darah kaum Muslim ditumpahkan di Suriah; pembantaian terhadap kaum Muslim yang lemah secara sistematis di Burma selama lebih dari dua tahun; setiap hari terjadi pembantaian terhadap kaum Muslim di Republik Afrika Tengah sejak terjadinya kerusuhan politik selama beberapa bulan yang lalu; warga Palestina menderita akibat penjajahan yang telah berlangsung selama puluhan tahun; kaum Muslim di di Sudan, Somalia dan Yaman tengah kelaparan; dan ratusan juta kaum Muslim lainnya masih diselimuti berbagai jenis penderitaan dan kesengsaraan.
Sungguh begitu menyakitkan kita melihat para penguasa Saudi justru bersenang-senang dan menghambur-hamburkan kekayaan umat untuk memuaskan syahwatnya dan keinginan nafsunya. Sementara mayoritas kaum Muslim hidup dalam kondisi kesulitan, penderitaan dan ketakutan.
Seandainya pangeran, raja dan para penguasa Arab Saudi lainnya masih memiliki sedikit kehormatan dan keimanan, niscaya mereka tidak akan menghambur-hamburkan kekayaan, sementara sebagian besar umat dalam keadaan sangat membutuhkan.
Inilah potret para raja dan pangeran yang menjadi budak keinginan syahwatnya. Mereka akan semakin jauh tersesat dalam kesalahan. Mereka terpisah dari umat secara pemikiran dan emosional. Mereka adalah para musuh umat, dan musuh generasi umat di masa mendatang. Mereka adalah para boneka kaum kafir penjajah yang hidupnya hanya untuk melayani dan menjaga kepentingan dan pengaruhnya.
Sehingga menjadi keharusan bagi warga Hijaz dan Najd untuk bangkit melawan mereka, mencabut mereka dari kekuasaan, dan menyelamatkan umat dari kejahatannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya. Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal [8] : 24). [bu Isra’]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 1/3/2014.