Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sopan Adrianto, mengatakan saldo dalam Kartu Jakarta Pintar (KJP) sangat rentan disalahgunakan jika dapat ditarik tunai. Saat ini dana di KJP tak dapat ditarik tunai untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan itu.
“Ya kalau (KJP) ditarik tunai, ya pasti dong disalahgunakan,” kata Sopan kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/4/2017).
Dana yang ada dalam KJP dapat digunakan untuk membeli perlengkapan sekolah, bahan pokok, dan berbagai kebutuhan lainnya.
“Kalau temuan (penyalahgunaan) ya kadang-kadang orang tuanya ikut campur, perintahin anak-anaknya ngambil (tarik tunai KJP). Padahal itu sudah enggak dibenarkan,” kata Sopan.
Praktik lain adalah adanya toko-toko bersedia mencairkan dana KJP. Syaratnya, ada komisi yang diberikan kepada si pemilik toko. Namun kini hal itu sudah dapat diatasi.
Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebelumnya menyebutkan, KJP Plus yang diusung oleh pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno dapat merusak mental warga, terutama anak-anak. Pasalnya, dana yang terdapat dalam KJP dapat ditarik tunai.
Baca:
-
KJP Plus dari Anies Ada Diskon Belanja di Mal dan Mobil, Makin Tidak Masuk Akal
-
Djarot Sindir Anies Sandi: Paling Gampang Itu Program KJP Dikasi Plus, KJL Dikasi Plus
“KJP Plus merusak mental anak karena mau dikasih kontan, orang enggak mau sekolah pun dikasih KJP. KJP itu justru mendorong orang untuk mau sekolah, kami terbitkan KJP untuk mencegah orang putus sekolah,”kata Ahok, di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, 27 Maret 2017.
KJP yang dapat ditarik tunai, kata Ahok, akan kerap disalahgunakan untuk membeli rokok, handphone, atau disalahgunakan pihak lainnya. Sebab, dana KJP seharusnya digunakan untuk keperluan sekolah dan membeli bahan pokok.
“Kalau belanja pakai KJP harus digesek (debet), supaya kami tahu datanya. Ini harus mendidik,” kata Ahok.
Anies sebelumnya menjelaskan, KJP Plus dapat digunakan oleh siswa sekolah maupun anak putus sekolah. Ia berharap, KJP Plus bisa digunakan oleh anak putus sekolah untuk membiayai kursus keahlian.
“Mereka bisa gunakan data dari KJP Plus untuk ikut kursus pelatihan dan mengambil paket A,B,C sehingga mereka memiliki pendidikan setara formal,” kata Anies, saat menemui warga di Pademangan Barat, Jakarta Utara, pada 13 Desemeber 2016.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan, pendataan penerima KJP Plus bagi anak putus sekolah akan dilakukan RT/RW setempat. Adapun jumlah dana yang didapatkan sebesar Rp 450.000 untuk anak putus sekolah jenjang SD, Rp 750.000 jenjang SMP, dan Rp 1 juta untuk SMA per tahun.
Melihat hal ini kita dapat menilai bahwa Anies – sandi tidak punya pertimbangan matang tentang program KJP Plus yang mereka jagokan, mereka hanya berorientasikan uang didalam programnya dan tidak lagi memikirkan manfaat dan baik buruknya bagi masyarakat.
Dari program KJP Plus yang dijagokan Anies – Sandi ini setidaknya didapati dua hal yang akan sangat merusak generasi bangsa ini dan kota ini atas terbitnya KJP Plus besutan Anies – Sandi, berikut ulasannya :
Dapat ditarik tunai, dengan dapat diuangkannya KJP Plus buatan Anies – Sandi ini tentu akan makin membuka peluang bagi warga untuk menyalah gunakannya, bukan tidak mungkin warga akan dengan semangat mencairkan uang negara untuk kemudian dipergunakan untuk hal-hal yang bahkan mungkin bukan untuk keperluan sekolah anaknya, akhirnya anak-anak mereka yang seharusnya yang paling berhak menikmati KJP itu justru tidak mendapatkan apa-apa karena uang yang ada di KJP Plus mereka dipergunakan orang tuanya untuk bayar hutang, bayar kontrakan rumah, beli HP, beli Pulsa, beli rokok, dan sebagainya.
Selain kemungkinan disalah gunakan oleh orang tuanya, KJP Plus yang dapat ditarik tunai juga berpeluang dapat disalah gunakan oleh anak penerima KJP itu sendiri, mereka akan dengan sangat mudahnya menarik uang tersebut untuk bermain game online diwarnet, berjudi, beli rokok, beli minuman keras, atau bahkan beli narkoba.
KJP Plus juga diberikan kepada anak putus sekolah, hal kedua ini juga akan datangkan musibah tersendiri bagi generasi muda kita, sebab hal ini akan jadi pemicu kuat untuk anak usia sekolah jadi malas sekolah lagi dan para orang tua mereka juga akan jadi malas menyuruh anak-anaknya bersekolah, sebab tanpa sekolahpun mereka akan tetap punya peluang terima uang santunan KJP Plus.
Hal ini akan semakin menyurutkan semangat dan minat anak-anak tersebut untuk bersekolah hingga tamat, akhirnya mereka akan memilih tidak perlu bersekolah lagi, dan dapat dipastikan ledakan jumlah anak putus sekolah dikota ini tiap-tiap tahun akan makin bertambah besar dan kota ini akan dipenuhi generasi yang tidak terdidik dan tidak berpendidikan.
Sebagai mantan Menteri Pendidikan, seharusnya Anies bisa punya hal dan punya program yang bisa mendidik warga DKI menjadi makin baik, bukan justru menampilkan dan mengeluarkan program yang malah merusak dan menghancurkan generasi bangsa ini.
Entah apa yang jadi dasar pemikiran Anies – Sandi akan hal ini sehingga mereka memiliki wacana seburuk ini, hal ini akan makin menampilkan kepada kita tentang kualitas visi misi yang begitu rendah dari pasangan ini, mereka tidak hanya tidak bisa mengatur dan kelola kota ini dengan baik, tapi juga mereka akan makin membawa kota Jakarta yang kita cintai ini makin terpuruk, hancur, dan berantakan, apakah pemimpin yang demikian yang kita cari, saya yakin tidak, selamat memilih Jakarta.
(seword/gerpol)