JK, Anies dan Kemenangan Islam Radikal

2222
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Bantahan pak Jusuf Kalla terhadap media asing yang memuat tulisan bahwa Jakarta dimenangkan oleh Islam garis keras atau radikal, jadi aneh buat saya…

Pak JK seperti menutup mata bahwa meskipun pemilihannya demokratis, tetapi cara-cara menujunya sangat tidak demokratis.

Apakah demo berangka dengan mengerahkan ribuan massa dari luar daerah ke Jakarta itu bukan perbuatan radikal ? Apakah tidak menshalatkan jenazah bagi pemilih berbeda itu bukan tindakan radikal ? Atau ceramah2 bernada keras memaksa dan memaki dalam shalat Jumat itu tidak masuk dalam kategori radikal ?

Saya sendiri tidak bisa menemukan kata yang tepat selain Islam Radikal. “Islam” karena baju yang dipakainya memang agama. Dan “Radikal” karena cara-caranya yang cenderung keras, kasar dan menghalalkan segala cara untuk menang.

Buat saya, apa yang ditulis media asing bahwa Jakarta dimenangkan oleh Islam garis keras, sebenarnya adalah bentuk kewaspadaan mereka. Ada ketakutan bahwa apa yang terjadi di Jakarta akan berdampak meluas ke seluruh Indonesia. Dan ini lampu kuning untuk pemerintahan negara tetangga semisal Malaysia, Singapura dan Australia.

Jadi melihat apa yang terjadi di Jakarta sebenarnya sedang melihat apa yang kelak akan terjadi di Indonesia.

Konsep khilafah – atau menjadikan Indonesia bersyariah – tidak lagi menjadi tren untuk digaungkan di jalan2. Tapi cukup dengan menunggangi tokoh politik yang ambisius dan menghalalkan segala cara supaya memenangkan pemilihan.

Sesudah berkuasa, baru disanalah mereka mengontrol pemimpin yang takut kehilangan suara. Mereka akan mendoktrin dan memaksakan kehendak sekaligus dibangun setahap demi setahap konsep khilafah atau menjadikan Indonesia sebagai negara Islam.

Jadi ketika pak JK membantah liputan media asing bahwa Jakarta dimenangkan oleh Islam Radikal, itu malah meremehkan apa yang sedang terjadi sekarang. Gelombang ini sedang menuju kesana.

Ini bukan permasalahan Ahok menang atau kalah, karena kalah menang itu biasa. Tetapi bagaimana proses kemenangannya dilakukan dengan cara kekerasan dan penuh intimidasi dengan baju agama.

Apa masih kurang terbuka mata ketika melihat pembaiatan pake Alquran dan golok yang diacungkan ??

Pak JK harusnya sadar, gerakan yang sama akan mereka ulangi pada Pilpres 2019 nanti. Tujuan mereka mendongkel Jokowi karena tidak mau kompromi dengan mereka. Hanya isu yang dipakai bukan lagi “Islam vs Penista Agama”, tetapi lebih luas dan lebih kasar, ISLAM VS PKI.

Mungkin bagi sebagian orang tidak sadar akan hal ini, mereka melihat hal ini hanya pada masalah kemenangan atas kekuasaan. Bagi sebagian besar lainnya, mereka terpedaya oleh kata “perjuangan umat Islam”. Mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka sedang memegang dan memainkan bola api yang kelak akan membakar mereka sendiri…

Pak JK mungkin tidak sadar ini – atau memang sengaja menutup mata ?

Mungkin seharusnya pak JK dan banyak lagi lainnya belajar membaca peta politik global bagaimana pola dan proses yang mereka lakukan di banyak negara di dunia untuk menguasai wilayah..

Masih kurang apa pelajaran dari Libya, Mesir, Irak dan Suriah ? Atau kita harus tambah nama INDONESIA dalam catatan sejarah dunia ?

Coba seruput secangkir kopi pahit dulu, pak JK. Karena pahit itu biasanya membukakan pandangan yang buta.

Kita sedang menuju kesana, akui itu dengan gagah dan pikirkan bagaimana cara yang terbaik untuk melawan mereka daripada bersikeras mengingkari situasi yang ada…

Denny Siregar

(gerpol)