Jokowi Anak PKI Itu Hoax, Prabowo Anak Pemberontak Itu Fakta!

31018
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Terus terang saya bosan dengan gaya main yang kita anut selama ini. Kita membiarkan pihak lawan membuat fitnah dan berita hoax sesuka hati, dan kita sudah merasa cukup puas jika sudah melakukan klarifikasi. Padahal berita hoaxnya sudah terlanjur dibaca puluhan ribu orang dan dishare oleh ribuan orang.

Mereka menghasut orang orang susah dan orang bodoh dengan doktrin palsu dan janji palsu. Dan kita cuma berlagak jadi guru moral serta akhlak yang bertugas meluruskan dan mengkoreksi pemahaman mereka yang kita anggap menyimpang.

Kita cuma menunggu pihak sana membakar hutan, kemudian baru sibuk memadamkannya, sembari berceramah bahwa membakar hutan adalah perbuatan merusak lingkungan. Saya bosaaaaan dengan strategi sok suci dan elegan ini. Bosan! Salah satu alasan Ahok bisa kalah adalah karena kita sok suci dan ingin main bersih.

Saya ingin kita juga main fitnah dan menyebar berita hoax. Tentang apa? Tentang apa saja. Cari fakta sejarah, dipelintir sedikit (dipelintir banyak juga boleh), didramatisir, dan kemudian diberitakan secara masif sebagai propaganda hitam. Memang cuma Jonru yang bisa main fitnah? Memang cuma Eep yang punya jurus jurus kotor? Kita juga bisa.

Mereka berani menuduh Jokowi keturunan PKI, tanpa bukti bukti valid. Mereka cuma mengarang bebas tapi diteriakkan terus menerus. PKI apaan? PKI ndasmu! Lha itu Sumitro yang jelas jelas dicatat dalam sejarah di th 1958 pernah memberontak bersama PRRI/Permesta, yang menerima suplai senjata dari CIA, yang menolak meminta ampun kepada negara, dan memilih kabur ke Yordania (eh salah, yang betul ke Singapore, Malaysia, dan Thailand) selama 10 tahun, bukannya lebih valid untuk didramatisir sebagai pemberontak?

Sumitro memang beruntung statusnya sebagai pemberontak yang melawan negara dan ingin menggulingkan pemerintahan yang sah (Presiden Sukarno) dikaburkan oleh rezim orde baru yang juga sama sama memusuhi Sukarno bahkan menggulingkannya. Bahkan setelah besanan dengan Suharto, justru mantan pemberontak itu diberi gelar “Begawan Ekonomi”.

Entah Sumitro ini orang bersih atau tidak. Tapi sebagai kroni dan besan Suharto, konon kekayaannya Sumitro tak akan habis meski dipakai anaknya untuk ikut nyapres berkali kali.

Itu cuma salah satu bahan untuk melawan tuduhan PKI yang akan diberikan kepada Jokowi di Pilpres th 2019 nanti. Mereka teriak Jokowi anak PKI (belum terbukti), kita juga teriak capresmu anaknya gembong PRRI (sudah terbukti). Belum lagi isue DII/TII yang mirip dengan konsep khalifahnya HTI dan kroninya.

Jangan alasan teriakan kita kalah kencang karena mereka punya jaringan media yang lebih kuat milik Hary Tanoe. Lha kalau melawan hegemoninya HT di media saja sudah merasa gentar, bagaimana kita bisa mengantar Jokowi menang Pilpres 2019? Lawan! Cari akal! Ayo kuasai medsos.

Anda selalu menganggap pendukung sana cuma orang orang goblok dan ekonomi lemah. yang sekedar beli pulsa saja harus puasa sehari. Nyatanya mereka bisa membuat ratusan situs atau portal berita provokasi dan propaganda, membayar penulis dan kontributor dengan keahlian membuat berita hoax dan fitnah. Bukannya kita merasa lebih mapan secara ekonomi dibanding mereka? Ayo kita buat ratusan situs sejenis dengan tugas menguasai sosial media. Kalau perlu adakan training cara membuat berita hoak dan fitnah. Lawan fitnah juga dengan fitnah, bukan dengan ceramah.

Saya tahu banyak yang akan menentang ide ini. Tapi saya tak peduli. Saya sengaja menulis ini untuk mengundang siapa saja yang satu frekwensi. Ayo berjuang di jalur kotor ini, yang tentu saja ada resikonya. Jangan dipikir mumet, itu lho si kunyuk Jonru sudah memfitnah ratusan kali nyatanya juga lolos dari UU ITE.

Silahkan kalian kalian yang suci tetap berperang dengan cara bersih dan elegan. Saya memilih akan memperjuangkan Jokowi dengan cara cara yang sama seperti yang mereka lakukan. Pokoknya lawan!!! Saya tak rela success story mereka di Pilkada DKI akan diduplikasi dan diulangi lagi.

Saya siap menjadi tukang fitnah, penyebar hoax, dan provokator. Jika saya ditangkap polisi, semoga pak Jokowi memberi grasi. Hahaaa …

(gerpol)