Saya kebetulan semester ini mengajar mata kuliah Etika dan Hukum Media Massa di Prodi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara di Serpong. Berita sumir di okezone di bawah ini kemarin saya jadikan contoh kasus di kelas sebagai contoh jurnalisme sampah yang tak mengikuti prinsip-prinsip dasar dan kaidah Jurnalisme yang baik dan beretika: balanced (cover both sides), obyektif, independen, akurat, imparsial, tidak merancukan fakta dengan opini, dst.
Baca Juga:
- 10 Alasan untuk Tidak Memilih Anies-Sandi
- Anies Sandi Sambangi Kediaman Taipan Hary Tanoe Minta Dana Kampanye
- Skenario Imperialisme Amerika di Indonesia Melalui Trump, Hary Tanoe dan Anies
- Media Milik Hary Tanoe Dibully Netizen, Gara-Gara Ejek Ahok yang Salaman dengan Raja Salman
- Peran Hary Tanoe, Bohir Anies, Makin Dibongkar Antasari Azhar
Kalau dari Teori Hierarki Pengaruh Media yang dirumuskan Shoemaker and Reese (2014), amat jelas pengaruh pemilik media seperti Harry Tanoesudibyo terhadap framing dan agenda setting berita seperti di okezone.com di bawah ini: “meminjam mulut” pengamat politik untuk menyudutkan Paslon Gubernur/Wakil Gubernur Jakarta yang tidak dia dukung.
Kiranya Dewan Pers tidak berpangku tangan melihat berita-berita sampah seperti ini. Untuk perhatian Stanley Adi Prasetyo, Nezar Patria, dll.
(Irwan Julianto)
Berikut berita yang dimaksud:
Okezone.com: Sadar Kalah di Pilgub DKI, Ahok Sengaja Ngambek Untuk Jatuhkan KPU DKI
(Gerpol)