Jusuf Kalla Mendukung Aksi 505

9948
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Gurita Jusuf Kalla

Sinyal moncong meriam semakin diarahkan ke istana melalui gerakan SOS (505). Mungkin JK terinspirasi oleh Donald Trump yg menjadi presiden Amerika diusia senja.

Rezim Jokowi dan petinggi Polri tidak perlu bersikap arogan, represif dan semena-mena. Toh, selama ini berbagai aksi Bela Islam terbukti dilaksanakan secara tertib, simpatik dan superdamai.

Baca: Amien Rais Mencak-mencak, Prabowo akan Gandeng Anies untuk Pilpres 2019

Demikian ditegaskan Ketua Progres 98, Faizal Assegaf melalui pesan whatsapp-nya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (3/5).

Gerakan moral bernuansa religi tersebut justru dinilainya memantik kesadaran publik dalam upaya penegakan supremasi hukum melalui jalur politik dan demokrasi yang dijamin oleh konstitusi.

Sehingga, menurut dia, wajar bila Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kapasitasnya selaku tokoh Islam terpanggil untuk ikut dalam aksi Bela Islam pada tanggal 5 Mei nanti. Apalagi aksi massa yang dilakukan itu bertujuan untuk mendorong proses pengadilan kasus penistaan agama berlangsung adil dan transparan.

“Jika Presiden Jokowi condong membela Ahok, maka tak salah bila Wakil Presiden Jusuf Kalla bergabung dalam arus aspirasi rakyat yang menuntut keadilan,” kritiknya.

Faizal melanjutkan, sebagai pribadi muslim, Jusuf Kalla memiliki kebebasan dan hak untuk menjalin solidaritas dengan umat guna menuntut terdakwa penista agama diseret ke penjara.

“Tidak ada satupun UU yang melarang Wakil Presiden maupun pejabat negara untuk ikut berdemo bersama rakyat,” tegasnya.

Sebaliknya, Presiden Jokowi dan pendukungnya pun dapat berserikat untuk membela terdakwa penista agama.

“Tidak usah bermain di balik layar, semua pihak bebas dalam berdemokrasi,” ujarnya.

(rmol/gerpol)