Kapolda Jabar: FPI Harus Tanggung Jawab Atas Pembakaran Markas GMBI

1381
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Kasus-kasus pelecehan Rizieq

Jakarta – Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan, selaku Kapolda Jawa Barat, tak menampik statusnya sebagai pembina dari lembaga swadaya masyarakan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia . Nama LSM GMBI mencuat pasca dikabarkan bentrok dengan ormas Front Pembela Islam di Bandung, Jawa Barat, Kamis kemarin.

(baca: Kapolda Jabar: Rizieq Segera Jadi Tersangka)

“Saya memang banyak membina. Tetapi saya membina mereka agar mereka beradab. Bukan hanya satu, tapi banyak,” kata Anton di Mapolda Jawa Barat, Bandung, Jumat 13 Januari 2017.

Pasca kericuhan itu, Sekretariat GMBI di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, dirusak dan dibakar oleh FPI. Pada hari yang sama, sekretariat GMBI di Ciamis juga dirusak orang tak dikenal. Belum diketahui duduk perkara aksi perusakan dan pembakaran kantor LSM tersebut.

(baca: Kronologi Pembakaran Markas GMBI oleh FPI di Bogor)

Atas kejadian ini, Anton menuntut pertanggungjawaban dari pimpinan ormas yang melakukan perusakan markas GMBI. Ia mempertanyakan ada ormas yang mengatasnamakan Islam, tapi melakukan perusakan dan pembakaran. Anehnya, kata dia, aksi anarkistis ini tidak dicegah, malah cenderung dibiarkan oleh pemimpinnya.

“Apakah ajaran Islam itu untuk merusak? Ini justru akan merusak umat Islam. Justru harus kita evaluasi bersama. Apakah cerminan Islam begini? Saya juga diajarkan di pesantren dari kecil, tapi tidak diajarkan begini. Jadi, kalau ada Islam yang merusak, saya yang pertama yang akan melawannya,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri itu.

(baca: Polisi Tangkap 20 Anggota FPI yang Membakar Markas GMBI)

Anton mengklaim, tidak ada satu pun anggota LSM GMBI yang terlibat bentrok dan melakukan kekerasan terhadap ormas FPI. Ia menyebut informasi di media sosial yang menyebut anggota GMBI melakukan kekerasan terhadap seorang santri tidak benar alias hoax. Masyarakat diminta tidak terprovokasi dengan kabar-kabar yang belum tentu benar.

“Jadi tidak ada satu pun santri yang menjadi korban, apalagi penusukan, apalagi dibunuh. Ini dulu yang harus diluruskan. Yang terjadi keributan juga bukan anggota GMBI, tapi LSM di luar GMBI,” kata dia.

Mantan Kapolda Sulawesi Selatan ini berjanji akan mengusut tuntas kasus perusakan dan pembakaran sekretariat GMBI hingga tuntas. Menurutnya, aksi kekerasan dalam bentuk apapun tidak bisa ditolerir. “Saya minta pertanggungjawabannya dan saya usut sampai kemana pun,” tutup Anton. (warta.co/gerpol)