Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menegaskan permasalahan politik tidak boleh dicampuradukkan dengan agama. Hal ini diungkapkan Said Aqil saat memberikan tanggapan terkait kasus spanduk berisikan ajakan untuk tidak menyalatkan jenazah pemilih pasangan Ahok Djarot di Pilgub DKI putaran pertama.
“Masalah politik jangan dicampuradukkan dengan agama. Allah jangan diajak kampanye, Tuhan diajak kampanye,” kata Said Aqil di kantornya jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (14/3).
Baca:
- Politik Pencitraan Busuk Anies Baswedan
- Terbongkar 4 Kasus Korupsi Saat Anies Jadi Mendikbud
- Gagal Naikkan Indeks Prestasi Pendidikan, Alasan Utama Jokowi Pecat Anies
- Terbongkar! @sandiuno Terseret Penggelapan Uang Senilai Rp12 Miliar
Said mengaku telah meminta spanduk-spanduk tersebut untuk diturunkan. “Saya sudah perintahkan untuk diturunkan dan sudah diturunkan,” kata Said Aqil.
Dia meyakini pemasangan spanduk bernada SARA itu bukan dilakukan oleh warga NU. Sebab dalam ajaran agama Islam setiap orang yang meninggal harus dilakukan penyelenggaraan jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkan.
“Orang Islam wafat harus dimakamkan kalau tidak dosa semua. Enggak ada masalah politik. Waktu Pilpres pileg milih siapa juga enggak apa-apa,” ujarnya.
Dia mengatakan bila spanduk tersebut tak dicopot maka dikhawatirkan akan menimbulkan ketegangan di masyarakat. “Mengerikan-mengerikan (kalau spanduk tak dicopot) itu. Pilih saya masuk surga. Nanti kalau pilih dia masuk neraka. Jangan seperti itulah, yang disampaikan program yang baik-baik. Enggak usah bawa-bawa Tuhan,” tutupnya.
(merdeka/gerpol)