Kejahatan-kejahatan Grup Media Milik Hary Tanoe

2243
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Hary Tanoe dan Anies Baswedan

Joseph Goebbels, menteri propaganda NAZI pernah berujar “A lie told once remains a lie but a lie told a thousand times becomes the truth”

Falsafah tersebut sangat cocok dengan gerbong media Hary tanoe yang saat ini sedang sangat dimanfaatkan sebagai corong politik dan kepentingan Hary Tanoe dalam mengejar kekuasaan. Setelah dipakai untuk mempopulerkan Perindo tapi tidak berhasil menjadikan Perindo sebagai peserta Pemilu karena persyaratan kepartaian tidak terpenuhi.

Dalam era informasi ini, peran media sangat sentral untuk membangun opini masyarakat. Media yang independen dan menyampaikan informasi secara seimbang dan bernas tentu saja menjadi harapan masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hary Tanoe seorang taipan yang merupakan raja media mempunyai gerbong media yang cukup terkenal sampahnya. Mulai Okezone, Sindo maupun iNews, lihat saja etika jurnalistik dari media Hary Tanoe yang menjadi corong politik demi memuluskan ambisi pemiliknya atas kekuasaan.

Pertama, berita sumir di Okezone di bawah ini merupakan contoh kasus jurnalisme sampah yang tidakk mengikuti prinsip-prinsip dasar dan kaidah Jurnalisme yang baik dan beretika: balanced (cover both sides), obyektif, independen, akurat, imparsial, tidak merancukan fakta dengan opini, dst.

Berikut berita yang dimaksud:

Okezone.com: Sadar Kalah di Pilgub DKI, Ahok Sengaja Ngambek Untuk Jatuhkan KPU DKI

Kalau dari Teori Hierarki Pengaruh Media yang dirumuskan Shoemaker and Reese (2014), amat jelas pengaruh pemilik media seperti Harry Tanoesudibyo terhadap framing dan agenda setting berita seperti di okezone.com di bawah ini: “meminjam mulut” pengamat politik untuk menyudutkan Paslon Gubernur/Wakil Gubernur Jakarta yang tidak dia dukung.

Kedua, Okezone media online milik Hary Tonoe mengejek Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat bersalaman dengan Raja Salman. Hary Tanoe adalah bohir Anies Baswedan dalam Pilkada DKI.

Okezone menurunkan judul yang tendensius, RAJA SALMAN: Ingin Bersalaman dengan Raja Arab, Ahok Menempel Jokowi”.

Berikut ini arsip dari twit OkeZonk

RAJA SALMAN: Ingin Bersalaman dengan Raja Arab, Ahok Menempel Jokowi https://t.co/bFMHFpBpPz pic.twitter.com/WFGXJAGMEZ

— Okezone (@okezonenews) March 1, 2017

Baca: https://gerilyapolitik.com/media-milik-hary-tanoe-dibully-netizen-gara-gara-ejek-ahok-yang-salaman-dengan-raja-salman/

Ketiga, Hary Tanoe yang mengekspose bagi-bagi sembako dalam rangka kampanye Anies Sandi berikut ini. Etika jurnalisme sudah tidak ada lagi, yang penting jadi corong bagi syahwat politik si pemilik, Hary Tanoe https://gerilyapolitik.com/perindo-hary-tanoe-tertangkap-bagi-bagi-sembako-bersama-istri-anies-badwedan/

Reaksi Netizen atas cuitan tersebut cukup keras, sangat terlihat betapa OkeZonk dipakai Hary tanoe sebagai corong politik yang tentunya sangat tidak sehat. Penyesatan opini bisa dilakukan dengan sangat cepat, karena jaringan mereka sudah se Indonesia.

Keempat, media online Hary Tanoe memberitakan bahwa ada Pendeta se DKI yang akan mendukung Anies Sandi, dengan menampilkan seorang cewe sexy yang mengaku sebagai “Pendeta” dan ternyata Pendeta abal-abal dan berita yang dinaikkan tersebut direvisi. Baca disini https://gerilyapolitik.com/pendeta-seksi-pendukung-anies-sandi-ini-sebut-anies-baswedan-mirip-yesus/

Hary Tanoe sangat memaksakan syahwatnya melalui medianya, sosialisasi Perindo misalnya. Dari bocah TK sampai usia dewasa hafal semua mars Perindo. Hal ini karena media yang menggelontor konten tersebut hingga masuk ke alam bawah sadar penikmat TV.

Kejahatan media ini efeknya sangat panjang dan paling cepat meracuni masyarakat, semakin luas jaringan dan semakin kuat dana dari pemilik maka efeknya akan makin lama juga membodohi masyarakat.

(gerpol)