JAKARTA- Direktur Wahid Institute Yenny Wahid menegaskan, mayoritas umat Islam di Indonesia adalah umat yang memiliki tingkat toleransi tinggi dan memberikan ruang bagi sesama warga Indonesia untuk beribadah sesuai kepercayaan masing-masing.
Kelompok yang saat ini memancing keributan di publik menggunakan isu agama, kata dia, hanyalah minoritas dan bukan merupakan wakil dari umat Islam di Indonesia.
Hal itu disampaikan Yenny saat membawakan pidato singkat pada acara perayaan Natal dan Tahun Baru 2017 MPR-DPR-DPD RI, Jumat (27/1/2017).
(baca: Ternyata Rizieq “Baper” dan “Briziq” Seperti SBY)
“Mereka adalah kelompok kecil, kelompok minoritas. Tapi memang berisik, jadi kuatnya karena berisik saja. Tapi tidak didukung oleh kelompok mayoritas muslim,” kata Yenny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.
Menurut Yenny, mayoritas Muslim di Indonesia sangat menyadari bahwa bangsa terdiri dari banyak orang yang memiliki latar belakang beragam.
Janji kemerekaan, janji kedaulatan, janji kemakmuran dan janji keadilan, ujarnya, tak hanya diberikan kepada satu mayoritas namun kepada seluruh bangsa Indonesia.
“Dan janji generasi kita adalah membawa keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Itu tidak bisa dicapai tanpa adanya persatuan,” ucap putri (Alm) Abdurrahman Wahid itu.
(baca: Rizieq Koit! #RizieqEnd!)
Seluruh komponen bangsa, kata Yenny, sama dan setara di mata hukum dan konstitusi.
“Kalau ada yang mengganggu, kami semua dari Nahdatul Ulama siap untuk tetap mengawal keutuhan negara kita. Membantu mereka-mereka yang didiskriminasi,” tuturnya.
(tribunnews/gerpol)