Pilkada Jakarta bukanlah sekedar Pilkada melainkan pertaruhan masa depan Indonesia.
Ini bukan soal mendukung Ahok dan melawan Anies.
Mereka “hanyalah” sosok yang mewakili dua kekuatan yang sdg berebut atas Indonesia.
Ini adalah pertarungan 2 (dua) ideologi ,
Pancasila / Bhinneka Tunggal Ika vs Syariah.
Visi Indonesia Syariah bukan gagasan sesaat menjelang Pilkada Jakarta, melainkan mimpi dan akumulasi kekuatan dan persiapan yang panjang, pembinaan kader secara sistematis selama 2 periode era pak SBY.
Issue penistaan agama hanyalah “pintu masuk” atas perjuangan yang sdh dan terus disiapkan bertahun2x.
Tujuan mereka bukan Ahok semata melainkan menjatuhkan pemerintahan Jokowi, Pemerintahan yang meyakini Pancasila sebagai satu2x nya Ideology bangsa yang mengakui ke Bhinneka Tunggal Ika.
Bukan menghilangkan budaya dan jati diri bangsa dan menjadi pengikut budaya timur tengah.
Saya mendukung Ahok bukan krn dia Tionghwa, bahkan bukan krn dia Kristen.
Melainkan krn dia adalah bejana pilihanTuhan utk menyatakan nilai2x Kerajaan Sorga yang memiliki nuansa lintas suku dan agama.
Dia tidak membawa misi agama.
Lihatlah….. bahkan Ahok tidak membangun gereja melainkan mesjid. Ahok menghajikan orang muslim.
Dia mencintai umat muslim, bahkan memiliki saudara angkat, seorang muslim saleh.
Ahok bukan malaekat, ia punya kekurangan dan kesalahan, namun apa yang ia kerjakan dan integritasnya telah menyentuh hati nurani umat tanpa batas agama dan berbicara begitu dalam sanubari.
Menggoncang doktrin kaum aliran syariah yang melihat orang yang tidak sepaham dgn label, “kafir”.
Ahok bukan semata mata bersaksi, melainkan ia seorang saksi.
Sampai2x seorang Buya Syariif – Ulama senior, Mantan ketua Muhammadiyah rela dicaci maki oleh umat krn beliau menyatakan dukungannya kpd Ahok.
Juga bbrp Ulama yg dgn berani menjadi saksi membela Ahok.
Betapa malunya saya kpd diri saya sendiri kalau saya seorang Nasrani tidak berani menyatakan dukungan kpd Ahok.
Ahok tidak membawa panji agama melainkan nilai Kerajaan Sorga – keadilan, kesetiaan, integritas, belas kasihan, kebenaran.
Ahok tidak membawa panji Agama Kristen, namun ia juga tidak menyembunyikan imannya, dgn jelas ia berkata, “saya pengikut (murid) Tuhan Yesus”
Sudah terlalu lama Indonesia beragama namun tidak berTuhan.
Ahok membuat rakyat Indonesia bangun, bukan ritual agama jawaban atas Indonesia, melainkan nilai Kerajaan sorga melalui masing2x agama yang dianut, itulah jawaban bagi bangsa ini.
Lalu bagaimana ttg Anies…
Saya tidak berkomentar tentang ybs.
Pilkada Jakarta bukan ttg Anies, ia hanyalah alat saja.
Sebab ini bukan ttg dia, melainkan kekuatan yang mendukung dibelakang ybs…. kekuatan yang ingin menjadikan Indonesia menjadi syariah dan menjadikan agama lain menjadi “yang ditaklukkan dan jarahan” bagi mereka.
Saat ini mereka telah mengerahkan semua daya dan upaya untuk mewujudkan mimpi mereka.
Genderang perang telah ditabuh oleh mereka.
Mimpi mereka adalah bencana bagi yang tidak sepaham.
Masihkah kita bersikap netral ?
Saya mendukung Ahok dan pemerintahan Jokowi bukan semata ttg mereka. Melainkan ttg masa depan dan kelangsungan NKRI yang memang sejak semula telah “ditakdirkan” terdiri dari pelbagai suku budaya dan kepercayaan.
Mereka simbol pembela Kebhinneka tunggal ika an , dimana Pancasila adalah ideologi yang memberi tempat bagi perbedaan diantara kita namun tetap satu bangsa.
Saya mencintai Indonesia, dan meyakini hanyalah Pancasila yang bisa merekatkan kita sebagai bangsa.
Tanpa itu maka NKRI hanyalah menjadi cerita masa lalu, krn propinsi propinsi diluar Jawa akan memisahkan diri.
Saya mengajak semua ksaudara untuk menyatukan hati dan tekad bersama.
Salam perjuangan
Joshua Guana Tandjung.
(gerpol)