Pemprov DKI bersama jajaran Satpol PP DKI sampai siang ini telah menurunkan 206 spanduk tolak menyalatkan jenazah dan spanduk serupa yang bernada provokatif. Wilayah Jakarta Timur menjadi yang terbanyak ditemukan spanduk ini.
“Yang terbaru, spanduk jumlahnya 206 buah spanduk provokatif sudah kita turunkan semuanya, kita dan masyarakat. Jadi nggak kita semua, tapi dengan masyarakat kita imbau mereka,” ujar Plt Gubernur DKI Sumarsono di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/3/2017).
Baca:
- Plt Gubernur DKI: Ada yang Menggerakkan Spanduk Tolak Shalatkan Jenazah. Tangkap Pak!
- Anies Ketakutan dan Cuci Tangan, Minta Spanduk Tolak Sholatkan Jenazah Diturunkan ke Pendukungnya
- Akhirnya Spanduk “Tolak Jenazah Pendukung Ahok” Dicopot Warga
Dari 206 spanduk, wilayah Jakarta Timur merupakan wilayah yang paling banyak ditemukan spanduk bernada provokatif tersebut. Sedangkan wilayah Kepulauan Seribu adalah yang paling sedikit.
“Dengan rincian Jakarta Pusat 31, Jakarta Utara 12, Jakarta Barat 60, Jakarta Selatan 28, Jakarta Timur 69, dan Kepulauan Seribu 6,” ujar Soni.
Sementara itu, Kasatpol PP DKI Jupan Royter membenarkan ucapan Soni. Dalam penurunan spanduk itu, sempat terjadi penolakan, tapi Satpol PP dengan melakukan pendekatan persuasif berhasil menurunkan spanduk.
“Ada (penolakan), tapi kita lakukan pendekatan ke warga-warga. Tapi nggak ada perlawanan saat diturunkan karena kita jelaskan dengan pendekatan itu,” kata Jupan.
Saat ditanya soal motif pemasangan spanduk provokatif itu, ada warga yang berujar motifnya bukan soal pilkada. Namun Satpol PP tetap melakukan penertiban karena mengganggu ketenangan masyarakat.
Selain itu, Jupan menyebut hanya akan melakukan tindakan persuasif jika menemukan kembali spanduk serupa. Dia juga berkata tidak akan mencari oknum yang memasang spanduk itu.
“Saya kira persuasif saja, tidak harus bertindak tegas dan keras. Ini juga melatih anggota kita untuk berkomunikasi baik dengan masyarakat. Penegakan Perda tidak identik dengan penertiban, tapi juga mengedukasi masyarakat sehingga mereka bisa melakukan penurunan spanduk itu sendiri,” tuturnya.
“Tidak usah kita kira (mencari oknum) karena bisa jadi saling tuding. Lebih bagus cara persuasif aja biar aman, tenteram, jalannya pilkada juga bisa damai,” tutupnya.
Masih ada di Jakarta Timur
Spanduk penolakan menyalatkan jenazah masih terlihat di Jakarta Timur. Spanduk tersebut terdapat di Cipinang Lontar RW 06, Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Pantauan detikcom sekitar pukul 14.00 WIB di depan Masjid Jami At-Thoyyibah, Cipinang Lontar RW 06, Senin (13/3), terpajang spanduk penolakan menyalatkan jenazah berukuran 1 x 5 meter. Spanduk tersebut bertulisan ‘Masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama’.
Masjid yang bernuansa putih-hijau tersebut terlihat sepi. Hanya ada beberapa orang yang beristirahat untuk menunaikan salat. Sementara itu, Lurah Cipinang Muara Srihastuti belum mengetahui soal adanya spanduk penolakan tersebut. Dia juga mengatakan akan menindaklanjuti oknum pengurus masjid jika terbukti ikut memasang spanduk tersebut.
“Kalau memang ada pengurus masjid yang masang, saya akan bertindak. Maksud pemasangannya apa,” ujar Srihastuti saat dimintai konfirmasi di kantornya, Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Dia juga akan memanggil pengurus masjid yang bersangkutan dan ketua RT yang di wilayahnya terdapat spanduk tersebut.
“Kalau di wilayah saya benar ada. Saya tindaklanjuti dan saya panggil ke kelurahan,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengimbau masyarakat menurunkan spanduk ‘Tidak Mensalatkan Jenazah Pembela Penista Agama’. Warga diminta menjaga ketertiban dan keamanan.
“Saya harap seluruh warga Jakarta yang memasang spanduk sama-sama kita jaga agar diturunkan supaya tertib. Jakarta aman, nyaman, jadi kita tempatkan agama itu pada tempatnya,” kata Sumarsono di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (10/3).
(detikcom/gerpol)