Ketum PBNU Bantah Bacot Anies Soal Pilkada Seperti Perang Badar

1811
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter
Kiai Said Ketum PBNU

Terkait bacot Anies yang mengatakan bahwa Pilkada adalah perang badar berikut ini:

“Pertemuan kita malam ini menuju Perang Badar besok. Pada saat itu Rasul mengatakan, pertolongan Allah akan datang dan pertolongan akan datang bila niat kita berperang ini untuk membela kaum duafa, membela mereka yang tertindas, yang tersingkirkan. Bahwa berkumpulnya kita membela mereka yang terpinggirkan,” kata Anies. Sumber: https://news.detik.com/berita/d-3478072/anies-ibaratkan-pencoblosan-pilgub-dki-bagai-perang-badar

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj berpendapat bahwa Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan momentum untuk menguji kedewasaan masyarakat Jakarta dalam menempuh kesanggupan hidup bersama berdasarkan asas kewarganegaraan dan konstitusi.

 

Politik yang terjadi selama Pilkada, kata Said Aqil, adalah upaya perbaikan hidup bersama menuju jalan keselamatan.

Baca:

Mengutip pendapat Imam al ghazali, Said Aqil menuturkan politik memiliki dua kutub pengandaian.

Di satu kutub, tuntutan ideal-normatif dan di kutub lain tarikan praktis-empiris. Pengertian moderat ini selalu relevan untuk mengukur kedewasaan berpolitik.

“Setiap proses yang condong pada perbaikan hidup bersama, oleh karenanya, bisa disebut sebagai politik. Sebaliknya, jika kecenderungan jatuh pada perusakan, proses itu bukan lagi politik, melainkan perang. Pilkada DKI 2017 adalah bagian dari proses politik, bukan perang,” ujar Said Aqil melalui keterangan tertulis, Selasa (18/4/2017).

Oleh sebab itu, Said berharap Pilkada DKI tidak membawa masyarakat ke arah kehancuran melalui praktik adu domba demi kepentingan politik semata.

Kekuasaan politik, lanjutnya, bersifat nisbi, apalagi dalam demokrasi. Said pun mengingatkan bahwa setiap orang mempunyai hak pilih dan bertanggungjawab atas pilihannya.

“Nafsu selalu menghendaki kehancuran, salah satunya dengan adu-domba saudara sebangsa. Maka, begitu seseorang memaksakan kehendaknya dan memutlakkan nafsu politiknya, jangan-jangan ia sedang menuhankan diri,” ucapnya.

Di sisi lain, Said memandang meningkatnya eskalasi politik jelang pencoblosan Pilkada DKI 2017 putaran kedua merupakan gejala yang positif.

Menurut Said, peningkatan eskalasi tersebut menandai bahwa masyarakat percaya pada proses-proses politik yang digariskan oleh hukum di negeri ini.

“Suasana di sekitar Pilkada DKI Jakarta menunjukkan bahwa ada optimisme pada diri masyarakat Jakarta. Masyarakat Jakarta bukan warga yang pasif dan apatis. Masyarakat Jakarta adalah warga yang aktif dan optimis,” kata Said.

Pencoblosan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dihelat besok, Rabu (19/4/2017). Dua pasangan bersaing untuk memperebutkan suara terbanyak masyarakat Jakarta.

Ada pasangan Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan- Sandiaga Uno.

(kompascom/gerpol)