Jakarta- Saat membuka Rapat Pimpinan Nasional Pencak Silat NU Pagar Nusa, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj melontarkan sindiran kepada sekelompok orang yang kerap melakukan aksi kekerasan dan tak mencerminkan sama sekali simbol-simbol keagamaan yang mereka kenakan.
“Saya heran, Banser itu seragamnya loreng dan Pagar Nusa bajunya hitam-hitam, pakaian serem-serem tapi santun, ramah. Ada orang, baju sudah putih, peci putih, tapi garangnya minta ampun. Sweeping sana sweeping sini. Jadi, baju itu tidak bisa diandalkan,” katanya dengan nada humor di hadapan perwakilan Pimpinan Wilayah PSNU Pagar Nusa dari berbagai daerah di Jakarta, Jum’at (29/1) petang.
Kiai yang biasa dipanggil Kang Said ini mengapresiasi Pagar Nusa yang punya komitmen tinggi dalam menjaga ulama dan NKRI serta senantiasa siaga dan memperkuat diri dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk. Menurutnya, Muslim yang kuat lebih utama ketimbang Muslim yang lemah.
“Tapi, (kehebatan pencak) ini bukan untuk menyombongkan diri, melainkan untuk difâ’ul haqq, membela kebenaran. Tapi semua ada waktunya, tidak asal,” tuturnya.
(baca: KH Said Aqil Siradj Ketum PBNU: Rizieq Shihab Bukan Ulama)
Kapan kekuatan itu digunakan? Kata Kang Said, ketika prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah dirusak; prinsip yang menjunjung tinggi sikap moderat dan meyakini bahwa cinta tanah air tak bertentangan dengan Islam.
Doktor jebolan Universitas Ummul Qura ini juga mengungkapkan, berdasarkan bocoran yang ia terima, ISIS menargetkan dapat menguasai Indonesia pada tahun 2017 dan mendirikan khilafah pada tahun 2022. Menurutnya, tragedi bom di Jalan MH Thamrin beberapa waktu lalu merupakan penanda bagi gejala ini. Kang Said medesak Pemerintah bersikap tegas dalam menangani radikalisme di Tanah Air.
(nu.or.id/gerpol)