Kepada para pembenci Ahok,
Kata-kata ini saya persembahkan,
Agar tak sekadar kata kasar yang terus didengar,
Kalimat ini pun terucap dari mulut yang sama,
Dari seorang AHOK, yang menurut saya, bijaksana.
* Apa pun yang terjadi dalam hidup ini, jangan pernah salahkan Tuhan, karena Tuhan tidak pernah salah.
* Jika kalian belum siap mati jangan pernah tantang saya. Saya siap mati demi menegakkan keadilan.
* Yang menjadi sumber dari permasalahan adalah pemimpin, jika pemimpinnya benar, tentu bawahannya juga akan ikut benar.
* Kita tidak butuh lagi orang pintar, yang kita butuhkan adalah orang-orang yang peduli terhadap sesama.
* Kamu tidak bisa menilai baik atau buruknya seseorang sebelum bunyi empat paku di atas peti mati kamu.
* Kalaupun saya mati demi memperjuangkan kebenaran dan menegakkan keadilan, kalian tidak akan pernah bisa membeli cara mati saya.
* Anda tidak perlu angkat senjata ke medan perang seperti zaman dulu, Anda jangan korupsi saja, itu sudah cukup.
* Menjadi seorang pejabat itu adalah pekerjaan yang mulia, karena dengan jadi pejabat ada banyak orang yang bisa kita tolong.
* Saya cinta tanah air ini, jika suatu saat Indonesia diserang, maka saya akan menjadi orang pertama yang berada di posisi terdepan untuk membela Indonesia.
* Transparan adalah kunci untuk memajukan negara ini, tidak ada gelap, sembunyi-sembunyi ataupun remang-remang.
* Bukan sebaliknya, mengatasnamakan Tuhan tetapi menikmati hidup di atas penderitaan rakyat miskin.
* Menjalankan fungsi “kenabian” untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan, sekalipun dengan risiko ditolak.
* Bedanya kami melakukan pendidikan politik untuk menyadarkan rakyat untuk memilih pemimpin yang Bersih, Transparan, dan Profesional, bukan memilih karena diberi baju kaos atau uang.
* Kalau ada pendidikan, maka tidak boleh ada pengkotakkan/diskriminasi.
* Kita harus berani keluar tinggalkan zona nyaman.
* Yang dibutuhkan (calon pemimpin) bukan suara rakyat saja, tetapi bagaimana mendapatkan hati rakyat.
* Terus mencari dan memotivasi pemuda-pemuda idealis, terdidik, dan mampu secara ekonomi untuk tidak apatis.
* Istri itu seperti kitab suci yang susah dimengerti, tapi kalo dibuang, dosa loh, kualat!
* Suami itu persis seperti uang, susah disimpan, tapi jangan sekali-kali dibuang, nanti diambil orang.
* Selingkuhan kaya permen karet, ada warna-warni indah, awalnya pas dimakan manis, tapi lama-lama pahit, pas mau dibuang lengket, repot!
* Harapan saya kepada generasi muda, kalo mau sukses gak ada pilihan, hidup harus disiplin!
* Tugas pejabat: penuhi kepala, perut, dan dompet warga.
* Saya kaya karena saya punya semua yang saya butuhkan, bukan yang saya inginkan.
* Nasionalisme sempit itu yang bahaya, biar jelek, biar maling, yang penting sesuku, satu ras dan agama dengan saya. Itu yang membuat negara ini terpuruk.
* Saya bisa disogok, harganya seharga nyawa kamu.
* Saya akan buktikan, tanpa partai pun, sebagai kepala daerah, selama didukung rakyat, dan bukan bertanggung jawab pada DPRD, saya tetap bisa jalankan program untuk kesejahteraan rakyat Jakarta.
* Mereka tidak serius bangun Jakarta, mereka hanya berpikir bagaimana kalahkan saya!
* Saya tidak peduli dikatain kafir, asal rakyat saya tidak ditindas oleh orang-orang yang mengaku beragama.
* Kalau ada yang lebih adil dan jujur, jangan pilih saya, ini ajaran Nabi.
* Anda kafirkan saya pun, tetap saya kasih (Kartu Jakarta Pintar), itu baru namanya keadilan sosial.
Dikutip dari buku KENAPA ‘PERCAYA’ SAYA BUAT AHOK?
Karya Nini Hamid
(gerpol)