Sisi timur Lapangan Puputan Niti Mandala Renon Denpasar bak lautan manusia, Kamis (11/5/2017) petang.
Mereka yang datang mengenakan pakaian serba hitam dan menyalakan lilin itu adalah para pembela Gubernur Non-Aktit Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang divonis 2 tahun penjara atas tuduhan penista agama.
Lantunan lagu “Gugurnya Pahlawanku” menambah spirit nasionalisme warga Indonesia khususnya Bali.
Sebelum acara dimulai, seorang panitia mempimpin ribuan massa untuk melakukan doa bersama.
Pantauan Tribun Bali, seluruh kawasan timur lapangan Renon Denpasar penuh sesak.
Ada yang membawa baner, dan atribut bertuliskan, “Bebaskan Ahok”.
Tampak arus lalu lintas di sekitar sisi timur lapangan Renon Denpasar padat merayap bahkan macet.
Ahok Angkat Bicara, Ini Yang Dilakukannya Usai Keluar Tahanan, Bukan Politikus!
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dijatuhi vonis penjara 2 tahun atas kasus dugaan penodaan agama.
Kini, Gubernur DKI Jakarta non-aktif tersebut tengah mendekam di tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, setelah dipindahkan dari Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (10/5/2017).
Pertanyaan besar yang tersirat di benak publik adalah apa yang bakal dilakukan Ahok setelah keluar dari tahanan?
Apakah terjun kembali ke dunia politik?
Nana Riwayatie, kakak angkat Ahok, mengatakan adiknya tersebut bercita-cita ingin menjadi pembicara setelah ‘check-out’ dari hotel prodeo.
Karena itulah, Ahok minta dibawakan laptop untuk menulis kepada sang adik guna menunjang cita-citanya tersebut.
“Banyak sih (yang ingin ditulis), karena dia emang cita-citanya nanti kalo sudah bebas mau jadi pembicara,” katanya saat ditemui dalam acara Malam Solidaritas Matinya Keadilan, di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2017) malam.
Dia menyebutkan, laptop tersebut digunakan Ahok untuk menulis berbagai hal.
“Dia memang senang baca buku dan dia sudah pesan laptopnya untuk dia mau mulai menulis,” ujar Nana.
Tidak hanya laptop, menurut dia, Ahok juga minta dibawakan buku dan makanan.
“Karena kan Pak Ahok enggak bisa telat makan. Bukan (sakit mag), cuma kebiasaan aja. Dia sangat disiplin jadi manajemennya teratur banget. Jam tidur dan jam makannya teratur, makanya dia sehat,” ucapnya.
Nana juga bercerita mengenai Ahok yang tidak menggunakan ponsel juga, sehingga dia tidak pernah mengirimkan surat elektronik.
“Saya kan yang nemenin dari pengadilan ke Cipinang, dia enggak pernah megang HP karenakan disimpen,” kata dia.
Firasat Ahok jadi korban politik
Nana mengatakan bahwa Ahok sudah memiliki prasangka menjadi korban politik.
“Bukannya sudah tahu tapi mungkin dia punya feeling bahwa memang dia korban politik,” ujar Nana saat ditemui dalam acara Malam Solidaritas Matinya Keadilan, di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2017) malam.
Dia juga menyebutkan, dirinya sudah menjenguk Ahok yang ditahan setelah divonis dua tahun karena kasus penodaan agama,
“Ya alhamdulillah. Tadi saya kesana menjenguk alhamdulillah dia baik-baik aja dan tegar,” kata dia.
Menurut Nana, Ahok yang tegar memang merupakan pembawaan pribadinya.
Alhasil, ini pula yang membuat keluarga senang karena Ahok tak patah semangat.
“Kita sebagai keluarga juga senang dia tidak patah semangat terutama dengan cobaan ini ya yang menimpa ini memang bener-benar politik, jadinya menghadapi ini sepertinya dia sudah ikhlas,” kata Nana.
Namun, Nana sendiri mengaku dirinya begit sedih dengan keadaan yang menimpa Ahok.
“Sebenarnya terus terang yang sedih banget itu hampir enggak tegar itu sebenernya saya ya.
Sebagai kakaknya mungkin karena saya wanita, saya sudah dianggap bener-bener menggantikan ibu saya yang dia (Ahok) sayang banget. Tapi walaupun begitu saya tetep support karena ya sebagai kakak ya,” kata Nana.
(balitribunnews/gerpol)