Eep Kuda Troya PKS Mengalahkan Jokowi-JK
Eep menjadi tulang punggung PKS dipanggu elektoral, pada saat yang sama Eep menjadi motor utama pendidikan politik di HTI. Namaya tercantum dalam buku-buku yang ditulis oleh kader HTI maupun sayap organisasi lainnya seperti KAMMI dan GEMA PEMBEBASAN. Berita dan pernyataan Eep secara konsiten dikutip oleh media dan portal-portal yang berafiliasi dengan PKS dan HTI. Setelah merebut kursi Gubernur Jawa Barat, Eep mendapatkan kembali gairah politiknya. PKS memberinya tiket untuk kembali, sangat kebetulan JK yang selalu dibantunya dan percaya padanya dipilih sebagai Cawapres oleh Jokowi.
Baca: Membongkar Rencana Makar Ikhwanul Muslimin: Eep Sang Boneka (Bagian-1)
Tiket dari JK digunakannya untuk meningkatkan posisi tawar dengan PKS, bagaimanapun Eep belum yakin Jokowi akan memenangkan Pilpres 2014. Posisi dengan PKS harus dijaganya, untuk mengantisipasi jika Jokowi kalah, maka dia masih bisa mendapat tempat di kubu Prabowo. Namun tentu Eep harus menunjukkan bahwa dirinya hanya berpura-pura mendukung Jokowi-JK, Eep diminta membuat blunder pada saat debat. Eep lah orang yang menganjurkan agar Jokowi menggunakan Jas, bukan baju putih atau kotak-kotak. Lalu skenario blunder mulai disiapkan, dengan menggunakan jas, Eep merancang sebuah skenario amplop yang tersamar dibalik jas Jokowi. Ini yang kemudia menjadi blunder besar yang membuat elektabilitas Jokowi anjlok. Eep adalah orang yang memposting apa isi dari amplop tersebut. Tujaun Eep memang menciptakan blunder kecil, untuk meyakinkan kubu Jokowi-JK Eep secara cepat mengunggah klarifikasi pribadinya ke media sosial yang kemudian membawa Jokowi menjadi sasaran tembak bully di media sosial.
Baca: Kata Ahok: Partai Islam seperti PKS juga Calonkan Non-Muslim, Kenapa Hanya Saya yang Diserang?
Tim Jokowi-JK tidak mau bermain-main, akses Eep ditutup. Persiapan debat diambil alih oleh konsultan Senior Saiful Mujani yang berpengalaman menangani SBY selama 10 tahun. Jokowi kembali ke baju putih dan kotak-kotak. Hari-hari terakhir kemenangan Jokowi, nama Eep sudah tidak disebut sebagai konsultan. Meski dimana-mana dia mengaku sebagai arsitek kemenangan Jokowi-JK, namun sesungguhnya Eep sudah disingkirkan sejak insiden amplop Jokowi. Sebagai boneka Ikhwanul Muslimin, Eep sudah menunjukkan loyalitasnya itu sebabnya Eep kembali dipercaya mengamankan kepentingan PKS dan Kelompok Ikhwanul Muslimin dalam gerbong Anies-Sandi.
Baca: Membongkar Rencana Makar Ikhwanul Muslimin: Eep dan PKS Duri dalam Daging (Bagian-2)
Eep dalam hal pemenangan Pemilu tidak memiliki kapasitas yang cukup, Eep banyak dibantu oleh Hary Tanoe pengusaha dan pemilik stasiun TV tanah air. Di Jawa Barat misalnya, Hary Tanoe mendukung Aher dengan iklan dan pemberitaan. Lalu Eep mengklaim kemenangan Jawa Barat adalah hasil karyanya. Eep ibarat pesawat tempur yang sudah usang. Ketika dia menggertak, lawan hanya mengatakan “gak usah ditembak, nanti juga jatuh sendiri.” Karena tak kunjung dipanggil oleh Jokowi untuk diberikan jabatan, maka Eep segera mempertegas nasibnya sendiri, kembali merapat ke PKS. Masuknya Hary Tanoe di menjelang putaran kedua semakin memperkuat sinyalemen memang terjadi retak tak terhindarkan di kubu Anies-Sandi.
Abdulbaki Sahrowi, Pengamat Politik Asia dan Timur Tengah, tinggal di Paris
(bersambung) (gerpol)