Netizen dengan akun twitter @PartaSocmed menguliti program rumah DP 0% yang merupakan tipuan Anies-Sandi demi meraup suara dukungan warga Jakarta.
Baca Juga:
- Anies Makin Ngawur, Katanya Rumah Tanpa DP Bukan Program Bangun Rumah
- Setelah Berbohong Rumah DP 0, Anies Ganti Rumah Jadi Rusun
- Rumah DP 0=Bohong, Anies Minta Nabung
- Terbukti Menipu, Akhirnya Anies Bilang DP Rumah Dicicil 6-12 Kali
- Bank Indonesia Membongkar Dusta Anies Sandi
Berikut adalah kultwit lengkap dari @PartaiSocmed yang telah kami rangkum:
- Kali ini kami akan mengupas tentang program perumahan Anies-Sandi dari penjelasan resmi yg terakhir. Semoga tidak ada perubahan2 lagi
- Sebab sejak mulai diperkenalkan hingga saat ini program perumahan Anies-Sandi ini cenderung tidak konsisten dan berubah2 terus
- Contoh, dari yg awalnya rumah kini berubah jadi rusun. Dari yg awalnya menabung 6 bulan sampai 10% harga rumah kini DP-nya ditalangi pemprov
- Tapi marilah kita maklumi, anggap saja kemarin belum menemukan formula terbaik. Dan penjelasan yg terakhir ini kita anggap sudah final
- Kita mulai dari apa itu program DP 0 Rupiah. Dijelaskan program tsb adalah program berbasis tabungan utk masyarakat menengah kebawah
- Dijelaskan pula bahwa pengganti DP adalah konsistensi menabung di bank dgn nilai tertentu selama jangka waktu tertentu +6-12 bulan)
- Sesuai ilustrasinya, ternyata nilai tabungannya 2,3 juta setiap bulan. Sama dengan nilai cicilannya nanti
- Dari sini saja sudah muncul pertanyaan, masyarakat menengah kebawah mana yg sanggup menabung secara konsisten sebanyak 2,3 juta perbulan?
- Rupanya program ini tak benar2 untuk masyarakat yg menengah kebawah. Perhatikan kalimat “sampai sekitar 7 juta/bulan
- Kemampuan cicilan hutang rumah tangga idealnya tidak boleh lebih dari 30% dari total penghasilan. Lebih dari itu tidak sehat.
- Sekarang mari kita hitung bersama:
7 juta x 30% = 2,1 juta - Artinya penghasilan 7 juta pun sudah tidak ideal untuk cicilan 2,3 juta/bulan
- Yang ideal itu penghasilan minimal 7,7 juta. Sebab 7,7 juta x 30% = Rp 2.310.000
- Dari penjelasan kami tadi maka kalimat, “..penghasilan total rumah tangga sampai sekitar 7 juta/bulan” adalah tipu2 bahasa iklan.
- Sebab kalimat yg benar untuk yg berhak ikut program ini adalah: “…penghasilan total rumah tangga MINIMAL 7,7 juta/bulan”.
- Sekarang masihkah kita bisa mengatakan program ini utk kalangan menengah kebawah jika syaratnya saja MINIMAL berpenghasilan 7,7 juta/bulan?
- Bagaimana dengan mereka yg penghasilannya masih UMR atau bahkan dibawah UMR?
- Sanggupkah mereka ikut program rumah DP 0 Rupiah ini?
- Jadi jelas program perumahan DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini tidak pro rakyat kecil.
- Lalu mari kita tengok dimana program rumah DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini punya lubang kelemahan yg bisa dicurangi oleh pihak2 terkait
- Syarat utama program ini untuk mengukur kapasitas calon pembeli adalah kemampuannya menabung sebesar 2,3 juta setiap bulannya
- Tidak disebutkan harus ada saldo mengendap disana. *Semoga setelah baca kultwit ini tidak ada lagi revisi penjelasan dari mereka
- Maka untuk memenuhi syarat konsisten menabung 2,3 juta/bulan selama 6 bulan kita cukup modal 2,4 juta saja
- Caranya mudah, tabung saja 2,4 juta tersebut di bank lalu tarik lagi 2,3 juta. Bln berikutnya masukan lagi 2,3 juta tadi. Begitu seterusnya
- Kalaupun nanti ada aturan baru (setelah baca kultwit ini) tabungan 2,3 juta yg disetor tidak boleh ditarik, itupun tetap bisa diakali
- Sebab nanti akan ada usaha baru bernama “jasa mengelola tabungan” agar layak dapat kredit rumah DP 0 rupiah
- Iklannya akan begini: “Cukup dengan biaya 2 juta saja tabungan anda akan layak dapat kredit DP 0 Rupiah!”
- Selain bukan untuk masyarakat menengah kebawah, dimana letak menariknya program rumah DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini bagi yg mampu mengikuti?
- Jawabannya TIDAK ADA MENARIKNYA. Sebab program rumah DP 0 Rupiah ini penuh tipu2 bahasa iklan dan jebakan. Nanti kami jelaskan alasannya.
- Sebelumnya perlu dipahami bahwa program rumah DP 0 Rupiah itu bukanlah benar2 digratiskan DP-nya oleh pemprov yg membayari DP-nya
- Sekilas penjelasannya cukup menggiurkan bukan? Kesannya pemprov DKI yg menanggung DP-nya. Padahal kenyataannya tidak demikian.
- Yg terjadi sesungguhnya pada program itu adalah, pemprov DKI hanya menalangi alias meminjami DP yg harus dikembalikan beserta bunganya!
- Ilustrasinya begini, harga unit 350 juta jika dikurangi DP 10% tentu hutang tinggal 318.500.000.
- Faktanya cicilan kita tetap atas 350 juta
- Jadi Pemprov DKI hanya meminjami DP-nya dan pembeli unit wajib membayar cicilan DP + Pokok hutang sekaligus. Ini sangat tidak sehat!
- Ini bukti penjelasan mereka sendiri bahwa DP 0 Rupiah tersebut hanyalah gimmick yg ujung2nya memberatkan pembeli rusun
- Kenapa memberatkan? Sebab beban cicilan atas 100% harga unit, bukan 80-70% seperti KPR biasa
- Padahal fungsi DP antara lain untuk mengurangi beban cicilan, selain untuk mengikat konsumen terhadap unit yg dibelinya
- Program rumah DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini menghilangkan keterikatan konsumen pada unit yg dibelinya sekaligus meningkatkan beban cicilan
- Dengan kata lain program rumah DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini berpotensi meningkatkan kredit macet
- Lalu mari kt bandingkan program Anies-Sandi ini dgn program terbaru dari pemerintah pusat, yaitu KPR informal. Kira2 lebih menarik yg mana?
- Mengacu pada penjelasan mereka sendiri: program KPR Informal dari pemerintah pusat, DP 20-30% sifatnya GRATIS karena berupa hibah
- Sedangkan DP 0 Rupiah Anies-Sandi sifatnya pinjaman dengan bunga yang akan memberatkan cicilan setiap bulannya
- Ingat, program rusun DP 0 Rupiah Anies-Sandi juga menyasar kalangan pekerja informal juga.
- Pertanyaannya, pekerja informal mana yg cukup gila ikut program tipu2 DP 0 rupiahnya Anies-Sandi jk ada program DP 20-30% yg benar2 gratis?
- Masih banyak sekali kelemahan dari program DP 0 Rupiah yg terkesan dibuat asal2an sekedar untuk menipu masyarakat itu
- Antara lain kemungkinan terjadinya moral hazard di kalangan pengembang, perbankan maupun konsumen sendiri
- Tapi yg jelas Anies-Sandi tidak memahami betul masalah sesungguhnya yg memberatkan masyarakat pada KPR kita
- Ini sangat mengecewakan, terutama untuk @sandiuno yg notabene orang bisnis. Kl Anis mah memang tak tahu apa2 soal seluk beluk kredit
- Masalah sesungguhnya yg memberatkan masyarakat dalam memiliki rumah lewat KPR adalah:
1. Bunga yang tidak menurun.
2. Sistem anuitas - Mungkin tidak banyak yg paham bahwa bunga KPR kita itu kejam sekali, meskipun dapat subsidi bunha dr pemerintah utk FLPP
- Sebab bunga yg dibebankan pada masyarakat tidak menurun. Artinya mau sudah bayar pokok berapapun, bunganya tetap atas dasar pinjaman awal
- Inilah mengapa pinjaman 350 juta (pada program Anies-Sandi) jika dihitung2 totalnya yg harus dibayar pembeli menjadi 552 juta
- Karena bunganya tidak menurun. Mau berapapun pokok yg sudah dibayarkan tetap saja bunga yg harus kita bayarkan atas dasar pinjaman awal
- Berikutnya yg tak kalah seremnya adalah sistem anuitas yg tidak manusiawi itu.
- Sistem anuitas itu yg membuat cicilan kita lebih banyak bayar bunganya saja di awal dibanding pokok hutangnya
- Contoh, jika cicilan perbulan 2,3 juta maka oleh bank dibuat 2,1 juta untuk bayar bunga dan 200 ribu untuk bayar pokoknya
- Akibatnya, bagi yg sudah pernah ambil KPR pasti pernah terkejut merasa sdh nyicil setengah jalan tp jumlah hutangnya hanya berkurang sedikit
- Itu terjadi karena sistem anuitas yg jahat dan tidak fair tsb.
- Bunga yg tidak menurun dan sistem anuitas inilah pokok persoalan utama yg memberatkan masyarakat kita dalam memiliki rumah.
- Harusnya para paslon ada yg berani menawarkan kredit rumah dengan bunga menurun dan tidak pakai sistem anuitas
- Sayangnya @sandiuno malah tdk melihat persoalan ini dan memilih bikin program gimmick DP 0 rupiah. Atau jangan2 dia punya bisnis perbankan?
- Kesimpulan, program KPR DP 0 Rupiah Anies-Sandi adalah tipu2 bahasa iklan. Bahkan program perumahan dr pemerintah pusat jauh lebih menarik
- Kesimpulan, Program KPR DP 0 Rupiah Anies Sandi bukan utk kalangan menengah ke bawah, tetapi utk yg berpenghasilan minimal 7,7 juta/bulan
- Kesimpulan, penjelasan yg tidak konsisten dan berubah2 terus menunjukkan bahwa tim Anies-Sandi sendiri tidak percaya pada programnya sendiri
- Kesimpulan, Anies-Sandi gagal dlm memahami masalah utama yg selama ini jadi keberatan masyarakat dalam membeli rumah lewat kredit perbankan
- Kesimpulan, DP rumah 0 rupiah Anies-Sandi bukan berarti anda diberi DP oleh pemerintah, tetapi DP tsb dikonversi jadi beban cicilan.
Sekian kultwit kami. Kritislah dalam menyikapi bahasa iklan. Jangan mudah tertipu. Terimakasih.