Membongkar Program Penipuan Perumahan Anies Sandi

1497550
Berbagi di Facebook
Tweet di Twitter

Netizen dengan akun twitter @PartaSocmed menguliti program rumah DP 0% yang merupakan tipuan Anies-Sandi demi meraup suara dukungan warga Jakarta.

Baca Juga:

Berikut adalah kultwit lengkap dari @PartaiSocmed yang telah kami rangkum:

  1. Kali ini kami akan mengupas tentang program perumahan Anies-Sandi dari penjelasan resmi yg terakhir. Semoga tidak ada perubahan2 lagi
  2. Sebab sejak mulai diperkenalkan hingga saat ini program perumahan Anies-Sandi ini cenderung tidak konsisten dan berubah2 terus
  3. Contoh, dari yg awalnya rumah kini berubah jadi rusun. Dari yg awalnya menabung 6 bulan sampai 10% harga rumah kini DP-nya ditalangi pemprov
  4. Tapi marilah kita maklumi, anggap saja kemarin belum menemukan formula terbaik. Dan penjelasan yg terakhir ini kita anggap sudah final
  5. Kita mulai dari apa itu program DP 0 Rupiah. Dijelaskan program tsb adalah program berbasis tabungan utk masyarakat menengah kebawah
  6. Dijelaskan pula bahwa pengganti DP adalah konsistensi menabung di bank dgn nilai tertentu selama jangka waktu tertentu +6-12 bulan)
  7. Sesuai ilustrasinya, ternyata nilai tabungannya 2,3 juta setiap bulan. Sama dengan nilai cicilannya nanti
  8. Dari sini saja sudah muncul pertanyaan, masyarakat menengah kebawah mana yg sanggup menabung secara konsisten sebanyak 2,3 juta perbulan?
  9. Rupanya program ini tak benar2 untuk masyarakat yg menengah kebawah. Perhatikan kalimat “sampai sekitar 7 juta/bulan
  10. Kemampuan cicilan hutang rumah tangga idealnya tidak boleh lebih dari 30% dari total penghasilan. Lebih dari itu tidak sehat.
  11. Sekarang mari kita hitung bersama:
    7 juta x 30% = 2,1 juta
  12. Artinya penghasilan 7 juta pun sudah tidak ideal untuk cicilan 2,3 juta/bulan
  13. Yang ideal itu penghasilan minimal 7,7 juta. Sebab 7,7 juta x 30% = Rp 2.310.000
  14. Dari penjelasan kami tadi maka kalimat, “..penghasilan total rumah tangga sampai sekitar 7 juta/bulan” adalah tipu2 bahasa iklan.
  15. Sebab kalimat yg benar untuk yg berhak ikut program ini adalah: “…penghasilan total rumah tangga MINIMAL 7,7 juta/bulan”.
  16. Sekarang masihkah kita bisa mengatakan program ini utk kalangan menengah kebawah jika syaratnya saja MINIMAL berpenghasilan 7,7 juta/bulan?
  17. Bagaimana dengan mereka yg penghasilannya masih UMR atau bahkan dibawah UMR?
  18. Sanggupkah mereka ikut program rumah DP 0 Rupiah ini?
  19. Jadi jelas program perumahan DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini tidak pro rakyat kecil.
  20. Lalu mari kita tengok dimana program rumah DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini punya lubang kelemahan yg bisa dicurangi oleh pihak2 terkait
  21. Syarat utama program ini untuk mengukur kapasitas calon pembeli adalah kemampuannya menabung sebesar 2,3 juta setiap bulannya
  22. Tidak disebutkan harus ada saldo mengendap disana. *Semoga setelah baca kultwit ini tidak ada lagi revisi penjelasan dari mereka
  23. Maka untuk memenuhi syarat konsisten menabung 2,3 juta/bulan selama 6 bulan kita cukup modal 2,4 juta saja
  24. Caranya mudah, tabung saja 2,4 juta tersebut di bank lalu tarik lagi 2,3 juta. Bln berikutnya masukan lagi 2,3 juta tadi. Begitu seterusnya
  25. Kalaupun nanti ada aturan baru (setelah baca kultwit ini) tabungan 2,3 juta yg disetor tidak boleh ditarik, itupun tetap bisa diakali
  26. Sebab nanti akan ada usaha baru bernama “jasa mengelola tabungan” agar layak dapat kredit rumah DP 0 rupiah
  27. Iklannya akan begini: “Cukup dengan biaya 2 juta saja tabungan anda akan layak dapat kredit DP 0 Rupiah!”
  28. Selain bukan untuk masyarakat menengah kebawah, dimana letak menariknya program rumah DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini bagi yg mampu mengikuti?
  29. Jawabannya TIDAK ADA MENARIKNYA. Sebab program rumah DP 0 Rupiah ini penuh tipu2 bahasa iklan dan jebakan. Nanti kami jelaskan alasannya.
  30. Sebelumnya perlu dipahami bahwa program rumah DP 0 Rupiah itu bukanlah benar2 digratiskan DP-nya oleh pemprov yg membayari DP-nya
  31. Sekilas penjelasannya cukup menggiurkan bukan? Kesannya pemprov DKI yg menanggung DP-nya. Padahal kenyataannya tidak demikian.
  32. Yg terjadi sesungguhnya pada program itu adalah, pemprov DKI hanya menalangi alias meminjami DP yg harus dikembalikan beserta bunganya!
  33. Ilustrasinya begini, harga unit 350 juta jika dikurangi DP 10% tentu hutang tinggal 318.500.000.
  34. Faktanya cicilan kita tetap atas 350 juta
  35. Jadi Pemprov DKI hanya meminjami DP-nya dan pembeli unit wajib membayar cicilan DP + Pokok hutang sekaligus. Ini sangat tidak sehat!
  36. Ini bukti penjelasan mereka sendiri bahwa DP 0 Rupiah tersebut hanyalah gimmick yg ujung2nya memberatkan pembeli rusun
  37. Kenapa memberatkan? Sebab beban cicilan atas 100% harga unit, bukan 80-70% seperti KPR biasa
  38. Padahal fungsi DP antara lain untuk mengurangi beban cicilan, selain untuk mengikat konsumen terhadap unit yg dibelinya
  39. Program rumah DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini menghilangkan keterikatan konsumen pada unit yg dibelinya sekaligus meningkatkan beban cicilan
  40. Dengan kata lain program rumah DP 0 Rupiah Anies-Sandi ini berpotensi meningkatkan kredit macet
  41. Lalu mari kt bandingkan program Anies-Sandi ini dgn program terbaru dari pemerintah pusat, yaitu KPR informal. Kira2 lebih menarik yg mana?
  42. Mengacu pada penjelasan mereka sendiri: program KPR Informal dari pemerintah pusat, DP 20-30% sifatnya GRATIS karena berupa hibah
  43. Sedangkan DP 0 Rupiah Anies-Sandi sifatnya pinjaman dengan bunga yang akan memberatkan cicilan setiap bulannya
  44. Ingat, program rusun DP 0 Rupiah Anies-Sandi juga menyasar kalangan pekerja informal juga.
  45. Pertanyaannya, pekerja informal mana yg cukup gila ikut program tipu2 DP 0 rupiahnya Anies-Sandi jk ada program DP 20-30% yg benar2 gratis?
  46. Masih banyak sekali kelemahan dari program DP 0 Rupiah yg terkesan dibuat asal2an sekedar untuk menipu masyarakat itu
  47. Antara lain kemungkinan terjadinya moral hazard di kalangan pengembang, perbankan maupun konsumen sendiri
  48. Tapi yg jelas Anies-Sandi tidak memahami betul masalah sesungguhnya yg memberatkan masyarakat pada KPR kita
  49. Ini sangat mengecewakan, terutama untuk @sandiuno yg notabene orang bisnis. Kl Anis mah memang tak tahu apa2 soal seluk beluk kredit
  50. Masalah sesungguhnya yg memberatkan masyarakat dalam memiliki rumah lewat KPR adalah:
    1. Bunga yang tidak menurun.
    2. Sistem anuitas
  51. Mungkin tidak banyak yg paham bahwa bunga KPR kita itu kejam sekali, meskipun dapat subsidi bunha dr pemerintah utk FLPP
  52. Sebab bunga yg dibebankan pada masyarakat tidak menurun. Artinya mau sudah bayar pokok berapapun, bunganya tetap atas dasar pinjaman awal
  53. Inilah mengapa pinjaman 350 juta (pada program Anies-Sandi) jika dihitung2 totalnya yg harus dibayar pembeli menjadi 552 juta
  54. Karena bunganya tidak menurun. Mau berapapun pokok yg sudah dibayarkan tetap saja bunga yg harus kita bayarkan atas dasar pinjaman awal
  55. Berikutnya yg tak kalah seremnya adalah sistem anuitas yg tidak manusiawi itu.
  56. Sistem anuitas itu yg membuat cicilan kita lebih banyak bayar bunganya saja di awal dibanding pokok hutangnya
  57. Contoh, jika cicilan perbulan 2,3 juta maka oleh bank dibuat 2,1 juta untuk bayar bunga dan 200 ribu untuk bayar pokoknya
  58. Akibatnya, bagi yg sudah pernah ambil KPR pasti pernah terkejut merasa sdh nyicil setengah jalan tp jumlah hutangnya hanya berkurang sedikit
  59. Itu terjadi karena sistem anuitas yg jahat dan tidak fair tsb.
  60. Bunga yg tidak menurun dan sistem anuitas inilah pokok persoalan utama yg memberatkan masyarakat kita dalam memiliki rumah.
  61. Harusnya para paslon ada yg berani menawarkan kredit rumah dengan bunga menurun dan tidak pakai sistem anuitas
  62. Sayangnya @sandiuno malah tdk melihat persoalan ini dan memilih bikin program gimmick DP 0 rupiah. Atau jangan2 dia punya bisnis perbankan?
  63. Kesimpulan, program KPR DP 0 Rupiah Anies-Sandi adalah tipu2 bahasa iklan. Bahkan program perumahan dr pemerintah pusat jauh lebih menarik
  64. Kesimpulan, Program KPR DP 0 Rupiah Anies Sandi bukan utk kalangan menengah ke bawah, tetapi utk yg berpenghasilan minimal 7,7 juta/bulan
  65. Kesimpulan, penjelasan yg tidak konsisten dan berubah2 terus menunjukkan bahwa tim Anies-Sandi sendiri tidak percaya pada programnya sendiri
  66. Kesimpulan, Anies-Sandi gagal dlm memahami masalah utama yg selama ini jadi keberatan masyarakat dalam membeli rumah lewat kredit perbankan
  67. Kesimpulan, DP rumah 0 rupiah Anies-Sandi bukan berarti anda diberi DP oleh pemerintah, tetapi DP tsb dikonversi jadi beban cicilan.

    Sekian kultwit kami. Kritislah dalam menyikapi bahasa iklan. Jangan mudah tertipu. Terimakasih.