Eep dan PKS Duri dalam Daging Kekuasaan SBY
Setelah terus menerus terjadi krisis ditubuh Partai Keadilan akibat kasus Korupsi yang membelit pimpinan-pimpinan Partai Keadilan (PK). Maka para pendiri PK yang kemudian diubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meneguhkan kembali garis idoeloginya. Anis Matta adalah orang yang ditugaskan untuk menegakkan kembali nilai-nilai idoelogi yang menjadi mandat berdirinya PK. Anis Matta menarik garis tegas sebagai berikut:
Baca: Membongkar Rencana Makar Ikhwanul Muslimin: Eep Sang Boneka (Bagian-1)
Sesuai karakteristik partai yang berjuang dengan tahapan (gradual/tadarruj), alangkah baiknya jika energi yang tersisa yang dimiliki PKS difokuskan terlebih dahulu untuk menyiapkan landasan-landasan bagi tegaknya syariat Islam. Landasan tersebut, menurut Sekretaris Jenderal Anis Matta adalah sebagai berikut:
Pertama, adanya komitmen dan kekuatan akidah pada sebagian besar kalangan kaum muslimin, yang menandai kesiapan ideologis untuk hidup dengan sistem Islam pada seluruh tatanan kehidupan, serta kekuatan akidah untuk menampilkan syariat Islam dalam kehidupan di lingkungan mereka secara mempesona.
Baca: Yang Isi Formulir Ini Dikasi Uang 50 Ribu oleh PKS
Kedua, supremasi pemikiran Islam di tengah masyarakat sehingga muncul kepercayaan umum bahwa secara konseptual Islamlah yang paling siap menyelamatkan bangsa dan negara. Dengan begitu Islam menjadi arah yang membentuk arus pemikiran nasional.
Ketiga, sebaran kultural yang luas di mana Islam menjadi faktor pembentuk opini publik dan –untuk sebagiannya- tersimbolkan dalam tampilan-tampilan budaya, seperti pakaian, produk kesenian, etika sosial, istilah-istilah umum dalam pergaulan dan seterusnya.
Keempat, keterampilan akademis yang handal untuk dapat mentransformasi (legal-drafting) ajaran-ajaran Islam ke dalam format konstitusi, undang-undang dan penjabaran hukum lainnya.
Baca: Terbongkar! Video: Strategi Anies Sandi Menggunakan Masjid Sebagai Mesin Politik
Kelima, kompetensi eksekusi yang kuat dimana ada sekelompok tenaga leadership di tingkat negara yang visioner dan memiliki kemampuan teknis untuk mengelola negara. Merekalah yang menentukan –di tingkat aplikasi- seperti apa wajah Islam dalam kenyataan dan karenanya menentukan berhasil tidaknya proyek Islamisasi tersebut.
Keenam, kemandirian material yang memungkinkan bangsa kita tetap survive begitu kita menghadapi isolasi atau embargo.
Baca: Katib Aam PBNU: Anies Baswedan Legitimasi Perjuangan Geert Wilders di Belanda
Ketujuh, kapasitas pertahanan yang tangguh, sebab tantangan eksternal yang mungkin kita hadapi tidak terbatas pada gangguan ekonomi, tapi gangguan pertahanan.
Kedelapan, koneksi internasional yang akan memungkinkan kita tetap eksis dalam percaturan internasional, atau tetap memiliki akses keluar begitu menghadapi embargo atau invasi.
Kesembilan, tuntunan politik yang ditandai dengan adanya partai-partai politik –bersama publik- yang secara resmi meminta penerapan syariat Islam di tingkat konstitusi.
Baca: Kalau Anies Menang Maka Semua Kepala Sekolah di Jakarta Harus Kader PKS
Setelah berhasil masuk ke pemerintahan dengan membonceng gerbong SBY-JK pada Pemilu 2004. PKS mengincar kementerian Informasi yang lalub dipercayakan pada Tifatul Sembiring. Tifatul meski selalu menjadi bahan cercaan publik, namun secara sistematis berhasil memperkuat cengkeraman PKS di internal Kominfo. Jangan heran jika sekarang anda masuk ke mesin pencari Google, maka yang muncul di halaman-halaman terdepan mesin pencari itu adalah tautan referensi yang berasal dari portal-portal Wahabi dan Takfiri. Tercatat portal seperti eramuslim, Voa-Islam, mediaislam dll. Ini adalah pondasi utama yang hari ini dirasakan menjadi sumbu utama pemecah belah umat Islam di Indonesia. Bisa dibayangkan ketika anda mencari referensi tentang Tafsir Al Maidah ayat 51, maka yang bermunculan adalah tafsir dari portal-portal beraliran Wahabi bahkan Taliban.
Baca: Terbongkar, Teroris Bogor Kader PKS, Parpol Pengusung Anies
Jika anda adalah generasi yang tumbuh di tahun 1980an tentu tidak heran mengapa mereka begitu ahli dalam memanfaatkan teknologi informasi. Ketika kemunculan pertama internet, warnet menjamur dimana-mana, dana khusus telah disiapkan oleh jaringan tarbiyah untuk mendanai unit-unit usaha kecil disekitar kampus. Warnet, Advertising, Printing, Apotik dan Klinik kesehatan merupakan bisnis utama yang didanai secara besar-besaran. Hingga hari ini jaringan itu terawat dengan baik, bahkan berkembang dengan pesat.
Baca: Terbongkar, PKS Menolak Asas Pancasila
Merasa sudah begitu dekat dengan kekuasaan, PKS mulai merasa perlu untuk membedakan diri dengan SBY. Eep adalah arsitek yang merencanakan pengkhianatan kepada SBY. Eep mulai merancang agar publik bisa melihat bahwa PKS sama sekali berbeda dengan SBY, Eep membaca bahwa SBY akan sulit memenangkan Pemilu 2009 karena lamban dan korup. Namun Eep tidak punya cukup nyali untuk bertarung sendiri. Anis Matta ditugaskan untuk menyiapkan langkah antisipasi jika ternyata konfrontasi terhadap SBY gagal dilakukan. Anis Matta lalu mendekati Prabowo, sebagai sosok nasionalis yang religius. Eep melobby Golkar untuk bersama-sama menggertak SBY. Bulan Mei 2007, Eep mengeluarkan pernyataan “Citra SBY jeblok dalam dua setengah tahun pemerintahannya, GOLKAR dan PKS akan mengambil langkah radikal dengan menarik menteri-menterinya jika SBY tidak memperbaiki prestasinya.”
Eep yang sedang mencari-cari panggung, sehingga memandang remeh SBY. JK dan Wiranto adalah korban dari hasutan Eep agar JK maju sebagai Capres, karena popularitas SBY sedang merosot. Politik Indonesia menguburkan nafsu besar Eep, SBY menang telak di Pemilu 2009, Demokrat meloncat dengan perolehan suara diatas 20% dengan mudah SBY. PKS harus puas dengan perolehan suara 7,8%. SBY meski tetap mendapat dukungan PKS di pemerintahannya, namun SBY selalu waspada dengan gerakan PKS yang selalu mengambil jarak ideologis dengan Demokrat.
Abdulbaki Sahrowi, Pengamat Politik Asia dan Timur Tengah, tinggal di Paris
(bersambung) (gerpol)